Kedua sahabatnya manggut-manggut, hmm akan menjadi sangat menarik nih kalau mereka bisa melihat kejadiannya secara langsung.
"Kok agak mirip Asma ya? Apa dia menyamar dan menduplikat diri sebagai orang lain?" tanya Rita.
"Yang seperti itu mah banyaaaak. Bukan hanya Asma atau orang yang itu tuh, tapi satu dunia pasti ada saja tipe-tipe kayak begonoh," kata Dina tertawa.
"Waktu lomba menghias sekolah kan hiasannya Bu Rita diambil sama mereka," kata Asmi ikut nimbrung.
"Hiasan yang mana?" Tanya Dina dan Koma berbarengan.
"Ituu yang aku buat waktu ada ujian di kampus. Nah aku bawa itu ke sekolah, aku tidak tahu kalau ada guru-guru itu di sana," kata Rita menghela nafas.
"HAAA!? Kok mereka seenaknya begitu sih, Ta?" Tanya Koma geram.
"Pasti kan guru sini hapal karya kamu," kata Dina.
"Kan aku baru datang dan hiasan itu aku simpan di meja dekat pintu. Ya salah aku juga sih. Ahh jadi ingat terus," kata Rita menggaruk kepalanya.
"Tapi untungnya mereka tidak tahu kalau karya itu sudah bu Rita tulis namanya. Jadi ketahuan saat dinilai dan mereka di eliminasi," kata Bu Dewi tertawa puas.
Siapa lah yang tidak puas melihat guru licik itu di eliminasi, karena banyak juga yang hiasannya mereka ambil.
Akhirnya mereka pun ikut menuliskan nama TK dengan tulisan yang agak kecil. Sejak itu juga guru TK Makmum jarang terlihat lagi mengambil karya orang.
"Tapi dikembalikan kan akhirnya? Meski aku tidak pernah melihatnya lagi," kata Dina.
"Tidak ada karena saat aku mau ambil, mereka membakarnya dong. Makanya aku kesal sekali kenapa juga TK kita harus gabung sama mereka," kata Rita manyun.
"Astagfirullah, Ri mereka bakar!? Wah keterlaluan," kata Dina.
"Iya," jawab Rita.
"Banyak yang tahu dan emosi juga ada yang hampir membogem mereka. Tapi akhirnya ya sudahlah aku ikhlas toh aku bisa buat yang lebih bagus lagi kan," kata Rita.
"Iya sih kalau soal kreatifitas memang kamu kreatip sekali. Tapi kan sayang tadinya mau aku minta untuk di kamar," kata Dina.
"Nanti deh aku buat lagi," kata Rita.
"Aku juga mau ya hehe," kata Koma.
Kembali pada masa sekarang, saat para guru Makmun yang tidak tahu diri itu asyik bernyanyi, guru Mentari saling berbisik dan mengobrol.
"Tenang saja Bu Rita kelihatannya saja kalem tapi sebenarnya galak. Soal yang lalu ikhlaskan tapi kalau sekarang mereka curang lagi, kita tidak akan tinggal diam," kata Mae.
"Kalau bicara mereka nyelekit kuatkan mental ya," kata Asmi.
"Mereka hanya berani menantang lewat omongan tapi sekali digebrak, langsung menyusut.
Tapi kelakuannya memang parah, senang mencuri," kata Dini menambahkan. Dan mereka mengangguk.
"Kenapa ya Ri, kok adaa saja orang yang mencuri karya kamu, kecengan segala atau pribadi kamu," kata Dina.
"Yah maklumlah orang kreatif mah memang banyak saingan uy," jawab Rita tertawa sambil mendengarkan lagu.
"Kalau bermasalah sama mereka, jangan sampai memancing kepsek atau yayasan. Atasi sendiri," kata Bu Dewi memperingatkan.
"Wah iya ya bisa gawat dan panjang urusannya seperti tahun lalu. Jadi guru versus guru ya, kita akan hadapi bersama," kata Rita.
Semua guru mengangguk ya mudah-mudahan nih guru tidak berbuat ulah lagi.
"Kita bisa saja membully mereka di dalam angkot kalau mereka berbuat ulah," kata Asmi.
"Oh iya TK kalian tidak membuat yel-yel atau lagu pembuka?" Tanya Ira.
"Memangnya..." kata Asmi yang langsung disela.
"Sudah kok," kata Bu Dian tersenyum.
Guru yang lain langsung menatap Bu Dian, sambil tersenyum memberikan kode. Rita loading sedangkan yang lainnya mengerti. Tapi akhirnya paham juga maksudnya.
"Memangnya ada?" Bisik Rita pada Dini.
"Tidak ada, mereka hanya mengarang saja. Kalau kita punya, mereka sedang cari tahu," balas Dini.
"Aaah," kata Rita mengerti dan kembali mendengarkan lagu.
Alex nya libur sejenak karena kalau memaksa chat Rita, bisa kena PHK dia.
"Coba dong nyanyikan kita ingin tahu sebagus apa liriknya," kata Bu Nara tersenyum penuh intrik.
"Jangan Bu Dian, nanti karya kita bisa mereka duplikat. Contohnya kan sudah banyak seperti karyaku yang mereka curi dan di klaim," kata Rita membuat guru Makmum hanya diam.
"Oh iya benar juga nanti saja ya saat perlombaan tiba dan supaya semua TK dengar," kata Bu Dian dengan sopan.
Pada akhirnya mereka semua saling melemparkan omongan frontal yang dibalas sengit oleh Dina, Komariah, Asmi dan Dini.
Rita mah buka jendela dan menerawang jauh dengan lagu yang didengarnya. Menatap cincin pasangan dan menciumnya, dalam hati bersorak juga dia. Akhirnya seperti orang-orang dia juga punya cincin pasangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ara Julyana
aku udah subcribe ya kak, ceritanya seru
2024-02-02
1