Berjalan Masuk Bersama Ke Dalam Istana Putri
"Apa Saja Yang Kakak Lupakan?"
"Beberapa Kenangan Dan Orang-orang Di Sekitar Ku Dan Mungkin Beberapa Tempat"
Mereka Duduk Di Ruang Tamu
"Pantas Saja Dia Berubah Terlalu Banyak, Sialan Siapa Yang Memberikan Racun Itu" Denio Menatap Dione
"Lalu, Bagaimana Dengan Sekarang?"
"Sekarang? Hmm, Beberapa Ingatan Muncul Dan Itu Membuat Ku Sakit Kepala"
Denio Mengepalkan Tangannya "Apa Kakak Tau Siapa Yang Mencampurkan Racun Itu?"
"Aku Tau"
Denio Kaget
"Aku Tau Siapa Dia, Wajahnya, Aku Tau Semua Tentang Dia, Tapi Aku Diam Dan.."
"Kalau Begitu, Kakak Tau Di Dalam Minuman Kakak Ada Racun?" Potong Denio Kaget
"Begitulah"
"Apa Kakak Merencanakan Ini?"
"Awalnya Begitu, Tapi Seperti Yang Kau Tau. Bagaimana Sifat Gila Ku Dulu Dan Banyak Orang-orang Yang Membenci Ku Termasuk Kalian, Keluarga Ku"
Denio Kaget "Maaf"
"Tidak Apa-apa, Sejujurnya Aku Juga Tidak Perduli"
Denio Menatap Dione
"Ayo, Pilih Hadiah Mu" Dione Berdiri
"Ah Iya" Denio Berdiri
Mereka Berdua Berjalan Ke Arah Ruang Harta Dione
Denio Selalu Melirik Dione
"Apa Kau Ingin Mengatakan Sesuatu?"
Denio Terkejut
"Maaf Kak, Tapi Apa Kakak Membenci Kami?(Keluarga)?
"Eee... Tidak, Hanya Aku Tidak Menyukai Kalian" Menatap Denio "Mungkin Karena Fokus Ku Bukan Pada Kalian" Melihat Ke Depan
Denio Tersenyum Kecil "Lalu Apa Alasan Kakak Berubah?"
"Lelah"
Denio Kaget Ia Melihat Dione
"Aku Lelah Di Benci Orang, Aku Lelah Di Pandang Layaknya Orang Jahat, Ya Walaupun Aku Memang Jahat" Tertawa Kecil
"Kakak"
Semua Yang Mendengar Terkejut
"Kita Sampai"
Mereka Berhenti
Denio Melihat Banyak Pintu
"Ada Beberapa Pintu Yang Terkunci, Kau Hanya Bisa Mengambil 2 Benda" Melihat Denio
"1 Ruangan 2 Benda"
"Tidak" Dione Mengerutkan Keningnya "Di Beberapa Ruangan, Hanya 2 Benda Yang Bisa Kau Ambil, Bukan Setiap Ruangan Kau Ambil 2 Benda, Mengerti"
Denio Tertawa Kecil "Aku Mengerti Kak"
"Baiklah, Pilihlah Dengan Baik. Aku Harus Pergi Ke Kuil Suci"
"Baik Kak"
Dione Berbalik, Semua Penjaga Mengikutinya
Dione Berhenti "Denio"
"Ya Kak!?" Melihat Dione
"Aku Sedang Berusaha Berubah Dan Percaya Pada Orang-orang Di Sekitar Ku, Kau Mengerti Kan Maksud Ku?" Melirik Denio
"Aku Mengerti Kak"
Dione Pergi
"Dia Membawa Semua Pengawal, Hanya Satu Pelayan Di Sisakan" Melihat Maya
"Nama Saya Maya Poli, Yang Mulia Pangeran Keempat Dan Saya Akan Menemani Anda Di Sini"
"Baiklah" Dingin
Maya Kaget "Aku Belum Pernah Bertemu Dengan Pangeran Keempat, Dia Benar-benar Sangat Tampan Dan Imut Tapi Kesan Dinginnya Sama Seperti Yang Mulia Putri Mahkota Dione Sekarang"
Mata Membuka Pintu "Silahkan Yang Mulia Pangeran"
>>>
Kamar Dione
Dione Mengganti Pakaiannya, Lalu Bersiap Untuk Pergi Ke Kuil
Dione Naik Ke Kereta Kuda
"Yang Mulia Putri, Pangeran?!" Ujar Juliana
Dione Melihat Ke Atas (Arah Ruang Harta)
"Biarkan Saja Dia Memilih, Butuh Waktu Lama Untuk Memilih 2 Benda Dari 6 Ruangan" Melihat Juliana
"Baik Yang Mulia" Membungkuk
Andrew Ikut Dengan Dione Sedangkan Juliana Tinggal Di Kediaman
Dalam Perjalanan Menuju Kuil Suci, Banyak Para Bangsawan Dan Rakyat Biasa Yang Statusnya Tinggi Mengikuti Kereta Dione Dari Belakang
"Apa Mereka Pengemis?" Dione Melihat Lucy
Lucy Kaget "Bukan Yang Mulia, Mereka... Mereka Teman Anda Di Kalangan Atas"
"Jangan Biarkan Siapapun Pun Mendekati Ku Atau Berbicara Dengan Ku" Menutup Mata
"Baik Yang Mulia"
Kuil Suci
Lucy Turun Pertama Dari Kereta
Para Bangsawan Yang Melihat Itu Terkejut
***
Lucy Sutois, Putri Kedua Dari Bangsawan Marquess Sutois Yang Di Kenal Sangat Setia Pada Kerajaan Dan Juga Sangat Lugas. Kakek Lucy Menolak Kenaikan Pangkat Menjadi Duke, Ia Memilih Bertahan Menjadi Bangsawan Marquess Dan Sekarang Mereka Adalah Bangsawan Yang Paling Dihormati.
Dione Memilih Lucy Sebagai Dayang Pribadinya Hanya Untuk Menjatuhkan Harga Diri Lucy, Ia Juga Sangat Tidak Suka Pada Bangsawan Marquess Sutois Karena Selalu Mendapatkan Pujian Raja.
>>>
Lucy Menghampiri Andrew "Jangan Biarkan Siapapun Mendekati Yang Mulia"
"Baik"
Para Ksatria Mengelilingi Kereta Kuda Dione, Lucy Menghampiri Dione
"Mari Yang Mulia" Lucy Memberikan Tangannya
Dione Turun
Para Bangsawan Meneriaki Namanya
Dione Mengerutkan Keningnya "Haa, Dalam Keadaan Capek Mental Seperti Ini Dan Mendengar Suara Berisik Dari Orang-orang Munafik Itu Sangat Menggangu" Menaiki Tangga Ke Arah Kuil
Para Bangsawan Mengikuti Dione
"Berasa Seperti Artis, Kurang Kameranya Saja Yang Tidak Ada" Melihat Sekitar
Para Pekerja Kuil Dan Orang-orang Biasa Yang Datang Berdoa Melihat Ke Arah Dione
Dalam Kuil, Di Depan Patung Dewi
Dione Menunduk Sekali Sedangkan Lucy Dan Yang Lainnya Berlutut
"Yang Mulia Putri Anda Anda Harus Melakukan Hal Yang Sama" Ujar Salah Satu Biarawati
Dione Menatapnya Dengan Dingin, 3 Biarawati Terkejut
"Maaf, Tapi Aku Memiliki Kepercayaan Sendiri"
Semua Terkejut
Dione Melirik Pelayannya, Mereka Pun Memberikan Hadiah
"Ini Hadiah Yang Di Kirimkan Raja Untuk Dewi" Ujar Dione
"Ah.. Terima Kasih Banyak Yang Mulia Putri, Semoga Anda Dan Yang Mulia Raja Selalu Di Berkati Dengan Umur Panjang Oleh Dewi"
Para Biarawati Membungkuk, Dione Menunduk
"Maaf Biarawati, Di Mana Paus Agung?" Tanya Lucy
"Beliau Sedang Tidak Berada Di Kuil, Nona Lucy" Jawab Salah Satu Biarawati
Lucy Melihat Dione "Bagaimana Yang Mulia?"
"Kita Pulang Saja"
"Baiklah Yang Mulia" Lucy Melihat Para Biarawati "Kalau Begitu Kami Pamit"
"Baiklah, Terima Kasih Atas Hadiahnya"
Dione Hanya Menunduk Lalu Berbalik Pergi
"Ah.." Dione Berhenti
"Ada Apa Yang Mulia?" Tanya Lucy
"Saintess, Aku Ingin Melihatnya" Menatap Lucy
"Sang Anugrah Kekuatan Dewi Belum Terlahir"
"Ah.. Jadi Dia Belum Ada?" Datar
"Belum Yang Yang Mulia"
"Saint?"
"Ialah Paus Agung Sendiri"
"Ah Begitu, Baiklah Ayo Kembali" Berbalik Pergi
"Mari Yang Mulia"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments