2 Hari Kemudian
Dione Sedang Duduk Di Balkon Kamarnya Sambil Membaca Buku
"Umur Dione Sekarang 20 Tahun, Bukankah Seharusnya Dia Sudah Menikah? Atau Memiliki Tunangan?" Batin Dione Sambil Melihat Ke Arah Pintu Masuk Kediaman
Lucy Masuk "Yang Mulia Putri, Utusan Dari Istana Datang"
"Mau Apa Mereka Kemari?"
Lucy Melihat Yang Di Bawa Para Ksatria "Hadiah"
"Hmm!! Untuk Apa Mereka Mengirim Hadiah?"
"Saya Dengar, Kemarin Kapala Pelayan Di Selidiki Oleh Kepala Pengurus Istana, Ternyata Dia Juga Melakukan Hal Yang Di Lakukan Penjahat Susy"
Dione Tertawa Kecil, Lucy Terkejut
Dione Turun, Pergi Ke Lantai Bawah Untuk Melihat Utusan Istana
"Lalu Apa Yang Terjadi Padanya?"
"Bani Dihukum, Juga Semua Hartanya Di Sita Oleh Kerajaan"
"Hukuman Apa Yang Dia Dapatkan?"
"Saya Tidak Tau Yang Mulia" Menunduk
Sampai Lantai Bawah
Semua Utusan Istana Membungkuk
"Kami Memberi Salam Pada Yang Mulia Putri Mahkota Dione"
"Selamat Datang" Jawab Dione
Semua Terkejut
"Apa Yang Membawa Kalian Ke Kediaman Ku?"
"Itu..." Mereka Bingung
Dione Tersenyum
"Kalian Pasti Kaget Kan Dengan Sifat Ku Yang Biasa Saja Melihat Peti-peti Hadiah Itu Kan" Senyum
"Karena Bukan Itu Yang Di Harapkan Dione, Yang Ia Harapkan Adalah Kedatangan Ayahnya. Ia Ingin Ayahnya Datang Dan Memarahi Sifat Dan Sikapnya Yang Tidak Baik Itu, Tapi...Haa Menyebalkan" Kesal Sendiri
"Kami Dari Utusan Istana...."
"Aku Tau Cepat Katakan Tujuan Kalian" Potong Dione Dingin
Jorhold Aroran Seorang Jendral Utama Strom Knight (Ksatria Pelindung Anggota Keluarga Kerajaan, Juga Seorang Duke)
"Tujuan Kami Ke Sini Untuk Mengantarkan Hadiah Yang Di Kirim Raja Untuk..."
"Kenapa Yang Mulia Raja Mengirimkan Hadiah? Perasaan Aku Tidak Meminta?"
"Itu Karena..." Menjelaskan Apa Yang Terjadi Di Istana
"Semua Berkat Yang Mulia Putri, Pejahat Itu...."
"Semua Itu Bukan Berkatku" Potong Dione Lagi
Semua Terkejut
"Itu Kebodohan Kepala Pengurus Keluarga Istana, Tidak Mungkin Hal Seperti Itu Dia Tidak Tau Dan Kalian Para Ksatria" Menatap Semua Utusan Istana
"Kalian Menjaga Istana Tapi Kalian Tidak Tau Hal Seperti? Aku Jadi Curiga, Kalian Juga Ikut Terlibat"
"Yang Mulia Putri Mahkota!!" Jorhold Menatap Dione, Ia Tidak Terima Di Tuduh
"Apa?" Dione Maju Ke Depan, Berdiri Tepat Di Depan Jorhald
"Wah, Dia Tinggi Sekali..." Batin Dione Sambil Melihat Ke Atas (Menatap Mata Jorhold)
"Dia Lebih Tinggi Dari Si Mata Merah, Atau!! Apa Dione Aja Yang Terlalu Pendek? Ah, Leherku Tegang"
"Apa Dia Si Dione Antagonis Yang Tidak Bisa Melihat Barang Mewah Itu?" Batin Denio Chalmers Bahram (Pangeran Keempat, Anak Kelima, Sedang Menyamar Menjdi Seorang Ksatria Utusan Dari Istana) Keget Melihat Dione
Dione Melirik Ke Arah Denio, Denio Yang Terkejut (Tatapan Mereka Bertemu) Langsung Menunduk Dan Bersembunyi Di Belakang Ksatria Di Depannya
"Kami Sebenarnya Tau.."
"Tapi? Tidak Memiliki Bukti?"
"Kami Memilikinya"
"Lalu Apa Yang Kalian Tunggu?"
"Perintah, Kami Sudah Melaporkan Ini Pada Raja, Jadi Kami Menunggu Perintah Dari Raja"
"Bukankan Strom Khingt Memiliki Hak Istimewa (Jika Penjahat Terbukti Bersalah, Ksatria Bisa Mengeksekusi Pemberontak Dan Penjahat Tanpa Menunggu Perintah)"
"Benar Yang Mulia Putri Tapi Ini Urusan Dalam Istana"
"Ah Jadi Maksud Anda, Tugas Kalian Para Ksatria Hanya Di Luar Istana"
"Menjaga Anggota Keluarga Kerajaan" Sambung Jorhold
Dione Tertawa "Jadi Maksud Mu" Menatap "Yang Kemarin Itu Bukan Hal Yang Merugikan Keluarga Kerajaan?"
"Seperti Yang Saya Katakan Yang Mulia Putri Mahkota, Itu Bukan.."
"Auh.." Dione Berbalik
Semua Terkejut
"Lucy"
"Saya Yang Mulia Putri"
"Bawa Semua Hadiah Itu Ke Ruang Hadiah, Lalu Cepat Usir Mereka, Auh.." Naik Ke Atas
"Ba,Baik" Melihat Para Ksatria "Permisi"
"Ha.. Bisa-bisanya Dia Seorang Jendral, Auh Hancur" Memegang Kepala
Semua Kaget, Para Ksatria Mengepal Erat Tangan Mereka
"Tinggal Seret Si Penjahat Di Depan Raja, Lalu Berikan Bukti Kejahatannya Selesai, Masih Menunggu Perintah Raja, Auh..." Menggelengkan Kepala (Suara Di Perbesar Agar Di Dengan Semua Orang)
Jorhold Menatap Dione (Marah Yang Di Tahan), Denio Menahan Tawa
"Anak-anaknya Saja Dia Tidak Perduli, Apalagi Urusan Rumah Seperti Itu, Auh Buta Dia" Menggelengkan Kepala
Utusan Istana Menunduk, Mereka Saling Memandang
Denio Melihat Dione Yang Sudah Tak Terlihat "Benar, Dia Saja Tidak Perduli Pada Kami, Apalagi Urusan Seperti Itu" Batin Denio Berbalik Pergi Terlebih Dahulu
Info:
\- **TULISAN TEBAL** : Berbicara sendiri / Batin
\- *TULISAN MIRING* : Berbicara Melalui Mata / Pikiran / Telepati
\- TULISAN BESAR : Berbicara keras / Membentak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments