18. "MAKAN SIANG"

Hari-hari berlalu, akhirnya Dina sudah resmi menyandang gelar janda muda ,aw nya Dina akan menggugat setelah anak nya lahir,tapi ia tidak tahan karena Edo juga tidak pernah lagi menafkahi nya.

Dengan bantuan orang yang ahli dalam urusan ini,ia pun akhirnya bisa menggugat cerai sang suami,dengan alasan ia tak memberikan nafkah , sekaligus hanya memanfaatkan nya saja, mengingat itu hati nya kembali pilu.

Ia tampak terlihat sangat bahagia pagi ini, tersenyum tanpa beban.

"Akhirnya kita bebas sayang,mama janji akan memberikan gelar terbaik untuk mu"kata Nani sambil mengelus perut nya yang agak terlihat membuncit.

Dari pintu kamar nya terdengar pintu di ketuk,ia bisa menebak mungkin itu Yoga,dan benar saja saat ia membuka pintu seorang laki-laki tampan berdiri di hadapan nya.

"Pagi Yoga!"kata Dina yang tak henti-henti nya mengembang kan senyum terindah nya,yang membuat ia terlihat sangat manis pagi ini.

"Pagi"ucap Yoga datar

Ia kemudian melirik Dina yang seperti sangat bahagia,tak seperti hari-hari biasa nya.

"Kamu kenapa sih kok senyum-senyum gitu dari tadi loh saya liatin,gak sakit kan kamu?''kata Yoga agak heran.

"Ya enggak lah , saya itu lagi bahagia, sangat-sangat bahagia karena sudah terbebas dari mas Edo dan sekarang saya sudah tak bersuami lagi alis janda"bisik Dina.

"Elah sudah lama saya nungguin janda kamu,eh tunggu-tunggu kok saya senang ya"ucap Yoga dalam hati.

"Ayo berangkat hari ini ada pertemuan penting dengan klien"kata Yoga,dan Dina yang kebetulan sudah siap pun bergegas berjalan di belakang Yoga.

Di dalam mobil tak ada suara kedua nya sama-sama fokus pada pikirin masing-masing,hingga mobil sudah berhenti di kantor Yoga.

"Ayo turun kita sudah sampai!''kata Yoga yang melihat Dina masih duduk di dalam mobil.

"Ah iya sudah sampai ya pak"kata Dina salah tingkah,ia kemudian turun lalu mengikuti Yoga.

*

"Bagaimana ini mas gagal semua rencana yang sudah susah ku susun,ga jadi deh mendapatkan warisan dari orang tua ku"kata Winda yang sangat kesal saat ini.

"Bagaimana kalau kita adopsi anak saja,kan sama saja!''usul sang suami.

"Gak bisa mas orang tua ku itu mau darah daging kamu sendiri,bukan anak orang lain"kata Winda .

"Aku pasrah saja mas,mungkin itu tidak ada bagian untuk ku"kata Winda yang saat ini sudah pasrah.

"Lagian kamu sih kemaren pakai gak mau bujuk Dina agar mau tetap menjadi istrimu, dengan alasan anak "kata Winda yang juga ikut jengkel melihat Edo.

"Ya mau bagaimana lagi Win orang aku gak cinta kan sama perempuan itu,hati gak bisa di paksakan Win"kata Edo memelas.

"Ya gak usah bawa-bawa perasaan dong mas, lagian aku juga gak mau kali kamu sampai jatuh cinta sama wanita lain "ujar Winda ia kemudian mengambil tas nya bergegas menuju mobil nya, dengan wajah kesal.

"Kamu mau kemana Win?''tanya Edo.

"Mau nenangin pikirin saja mas,bete aku sama kamu gak peka sama perasaan ku"kata Winda yang sudah berada di dalam mobil dan siap untuk menjalankan mobil nya.

*

"Wah gebetan baru nih bos,boleh dong bagi-bagi"kata asisten Yoga yang pertama bernama Hendro.

"Diam Lo,jangan coba-coba deketin Dina "kata Yoga.

"Oh jadi Dina nama nya bos,cantik persis seperti orang nya"kata Hendro dengan wajah dibuat sok cool.

Dina yang melihat itu hanya diam sebab ia tak mengerti apa yang sedang dua orang itu bicara kan,karena ia duduk di kursi nya sendiri yang tidak terlalu dekat dengan kursi Yoga,jadi tak bisa mendengar percakapan dua orang itu.

"Husss dia itu sedang hamil, jangan macam-macam!''kata Yoga.

"Hah apa hamil,jadi maksud nya bos menghamili wanita itu''lagi-lagi suara cempreng Hendro menggelar diruangan itu,ingin sekali rasa nya Yoga menenggelamkan nya ke Laut.

"Kamu itu bisa diam gak sih, berisik banget,bukan gue yang menghamili tapi suami nya!''

"Oh kirain"kata Hendro sambil mengelus dada nya.

"Terus suaminya nya mana?''tanya Hendro lagi

"Sudah pisah"jawab Yoga enteng.

"Sudah ah kamu pergi makan siang saja sana berisik, saya juga mau makan siang!''Kata Yoga.

Yoga hendak berdiri menuju meja Dina namun segera di susul Hendro.

"Saya ikut dong bos,masa Dina saja yang boleh ikut saya kan juga pengen di ajak makan sama bos"kata Hendro seperti tak pernah di ajak makan oleh Yoga, padahal sebelum ada Dina hampir setiap hari Yoga mengajak nya makan.

"Elah buruan"kata Yoga ia juga tak sadar kalau saat ini ia sedang menarik pelan tangan Dina.

"Pak !''kata Dina.

"Iya kenapa Din?"

"Ini tangan saya lepasin dulu mau ambil tas"kata Dina

Yoga seketika menoleh pada tangan nya yang sedang memegang tangan Dina dan segera melepaskan nya.

Diam-diam Hendro mengulum senyum melihat tingkah bos nya itu.

"Ah si bos kalau cinta mah bilang saja , gak usah di sembunyiin gitu "bisik Hendro , membuat mata Yoga melotot, Hendro pun langsung berlari menuju mobil Yoga.

Hendro dan Yoga duduk di kursi depan , sementara Dina duduk di belakang, sebenarnya Yoga sangat ingin Dina duduk di samping nya saat ini,tapi ia terlalu gengsi untuk mengatakan nya.

Sesampainya di restoran mereka bertiga duduk di meja VIP yang sudah di pesan Yoga .

"Kamu mau makan apa Din,biar saya pesan kan"kata Yoga.

"Bos saya gak di tanya nih ,saya mau makan mie goreng pedas saja bos,sama ayam goreng dan minum nya jus buah naga "kata Hendro sambil senyum-senyum.

"Kamu kan bisa pesan sendiri, kenapa mesti saya juga sih yang pesanin"kata Yoga yang sangat sebel melihat wajah asisten nya itu.

"Saya mau es teh sama gulai kepala ikan pak"kata Dina.

Sambil menunjuk pada buku menu yang sudah tersedia.

Yoga pun memesan makanan untuk nya dan juga Dina, sementara Hendro sudah dari dulu memesan dan makanan nya pun sangat penuh, memenuhi semua piring besar yang ada didepan nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!