12. "KABUR"

Dina terlelap dalam rasa kantuknya hingga ia mendengar suara dari depan kamar nya.

"Wah enak banget ya tidur nya putri tidur"ujar Winda seketika Dina langsung terbangun,karena bergegas bangun ia merasa kepala sangat pusing.

"Iya Win kepala ku pusing banget maka nya aku ketiduran"jelas Dina.

"Halah itu kamu nya saja yang manja"kata Winda yang sama sekali tak mengerti tentang keadaan orang yang lagi hamil.

Dina hanya diam..

"Loh sayang ada apa kok ribut-ribut sih?"kata Edo yang beru pulang dari kantor nya.

"Ini loh mas si putri tidur, kerjaan nya tidur mulu, pusing lihat nya"kata Winda,Edo melirik tajam ke arah Dina yang sedang tertunduk.

"Bukan tidur tuan, nyonya itu bahkan baru saja tertidur, ia habis kepasar jalan kaki panas-panas,setelah itu ke klinik karena merasa kepala nya sangat pusing!"jelas bi Ida yang mendapat pelototan dari Winda.

"Ngapain bibi belain ni perempuan mau saya pecat"ancam Winda yang seketika membuat bi Ida bungkam.

"Hm saya gak mau ambil pusing,dan kamu Dina kamu kan cuman numpang di sini mending tahu diri sedikit deh 'kata Edo yang membuat hati Dina sakit seketika bagaimana tidak ayah dari bayi yang ia kandung tega berprilaku tak adil pada nya,Dina kemudian berdiri,sambil menyeka air mata nya,ia mengambil tas nya, memasukkan semua pakaiannya.

"Baik mulai hari ini saya tidak akan tinggal di rumah kalian lagi ,dan jangan harap kalian bisa mengambil bayi ku jika itu terjadi,kalian berdua akan berhadapan dengan hukum!!"tegas Dina yang membuat semua nya terkejut termasuk bi Ida yang kagum akan keberanian Dina.

"Eh berani kamu keluar dari rumah ini,kamu yang akan saya masuk kan ke penjara,karena kamu tak mungkin bisa membayar uang 150juta itu"kata Winda agak meremehkan ia sebenarnya merasa takut jika Dina benar-benar nekat keluar dari rumah ini, bisa-bisa ia gagal mengambil bayi Dina,dan itu pun otomatis rencana nya untuk menjadi kan bayi itu sebagian ahli waris dari orang tua nya gagal.

Secara ia sudah menghayal memiliki banyak uang yang tak akan habis meski 7turunan.

"Gak bisa saya sudah cukup menghadapi sikap jahat kalian pada ku,dan untung hutang aku akan segera melunasi nya dan aku akan berusaha sekeras mungkin untuk mencari pekerjaan"ucap Dina yang tak main-main.

Dina hendak keluar membawa tas nya segera di cegah oleh Winda namun kekuatan Dina jauh lebih besar di banding Winda , sebab saat ini Dina benar-benar di kuasai emosi.

Ia dengan mudah mendorong tubuh Winda hingga terjengkang.

"Eh perempuan gak tahu diri ,jangan coba-coba kamu menyentuh atau pun menyakiti istri ku ya"kata Edo yang membantu Winda untuk bangun.

Dina tak menggubris omongan Edo ia langsung berbalik menuju pintu keluar.

"Kamu tidak papa kan sayang"kata Edo.

"Aku tidak papa mas cepat kejar Dina bisa-bisa gagal rencananya kita jika Dina benar-benar keluar dari rumah ini"

"Iya iya "jawab Edo sambil berlari ia kemudian menarik tangan Dina.

"Apaan sih lepasin mas"kata Dina.

Namun Edo terus menarik paksa tangan Dina kembali masuk kerumahnya.

"Mas sakit"kata Dina air mata nya mulai luruh.

Tanpa ampun Edo terus menyeret Dina yang mulai ketakutan,lalu Edo mengurung Dina di gudang yang gelap,ia kemudian mengunci Dina dari dalam,Dina terus memberontak namun tenaga nya tidak apa-apa jika di bandingkan dengan suami nya.

Senyum terukir di bibir Winda kala melihat Dina tak jadi keluar dari rumah itu.

"Mas sudah kurung dia, sekarang mas cape mau bersih-bersih dulu!"kata Edo dengan lembut pada Winda.

Winda mengikuti sang suami dari belakang, melihat itu gegas bi Ida menuju gudang itu untuk melihat keadaan Dina.

"Non Dina, makan dulu "kata bi Ida sambil memberi makanan dan minuman pada Dina, Dina mendongak menatap ke arah bi Ida.

"Terimakasih bi"kata Dina.

"Iya non bibi gak bisa lama-lama takut ketahuan"kata bi Ida yang mau berdiri, namun tangan nya segera di pegang oleh Dina.

"Bi!''panggil Dina dengan mata yang penuh harap.

"Iya non ada apa?''sahut bi Ida.

"Apa bibi bisa membantu Dina keluar dari sini malam ini Dina benar-benar tak sanggup terus tinggal di sini bi ''kata Dina dengan mata berkaca-kaca.

Bi Ida tampak berpikir bagaimana cara ia bisa membebaskan Dina dari sini tanpa sepengetahuan Winda dan Edo,ia tak mau jika ketahuan maka bi Ida akan terancam di pecat, hingga ia menemukan satu ide,ia teringat bahwa dipojok gudang itu ada satu jendela.

"Bibi punya ide non, non lihat kan di pojok sana ada jendela nah non bisa kabur lewat sana nanti malam tapi jangan kedengaran sama tuan dan non Winda!"kata bi Ida.

Dina mengangguk langsung paham.

"Biiii.....!"suara nyaring Winda terdengar memanggil sang bibi.Gegas bi Ida mengunci gudang lalu menuju suara itu memanggil nya.

"Iya non ada apa?''tanya bi Ida.

"Masih nanya ini kenapa di meja kosong gini, cepat siapin makan malam untuk kita!"kata Winda seenaknya.

"Iya non,semua sudah matang tunggu bibi bawain ke meja makan dulu "

"Hm ."hanya itu yang keluar dari mulut Winda.

Tak lama makanan yang di siapkan bi Ida pun sudah tertata rapi,gegas Winda dan suaminya mengambil masing-masing makanan lalu memakan nya dengan nikmat.

Setelah makan Winda menyempatkan untuk melihat ke gudang, ternyata Dina sedang tidur,ia pun lega dan kembali mengunci pintu.

Lalu mereka berdua pun masuk kamar bersiap untuk tidur.

*

Sementara itu saat kepergian Winda,Dina bergegas menyiapkan semua pakaiannya yang sempat berhamburan waktu Edo menyeret paksa ia ke gudang ini.

Ia membuka pelan jendela yang berada di gudang itu,lalu dengan cepat ia melompat pelan keluar dari gudang itu,ia pun bergegas lari sambil menenteng tas nya , sampai di depan ia teringat pada pak satpam yang bertugas dirumah itu,dengan cerdik ia segera melempar kan batu ke sembarang arah untuk mengalihkan perhatian pak satpam.

Setelah itu ia keluar sambil berlari kecil, ia pun menghela nafas lega.Saat mulai menempati jalan raya,namun siapa sangka ada mata-mata terus memperhatikan Dina.

Dina terus berjalan tanpa arah ,ia sebenarnya takut malam-malam begini berjalan sendirian.

"Eh neng cantik mau kemana?"tanya 2orang laki-laki yang berusaha menghadang Dina.

"Saya mau pulang pak"kata Dina gugup .

"Sini tas nya biar saya yang bawakan kaya nya berat sekali"tawar orang itu,dan langsung merebut tas dari tangan Dina,Dina tak menyerah,ia juga ikut menarik tas itu hingga terjadi tarik menarik.

"Ah siapa sih itu ribut-ribut di tengah jalan malam-malam begini lagi"gerutu Yoga.

Ia menepikan mobilnya lalu melihat siapa sekira nya perempuan yang berada di pinggir jalan itu,sambil mengingat-ingat.

"Lah itu bukan nya Dina ya,terus kenapa ia rebutan,apa jangan-jangan"tanpa pikir panjang Yoga segera turun dari mobil nya lalu..

Bughhhh...bughhhh ...

Ia memukul dua preman itu,hingga mereka berdua lari terbirit-birit.

"Ini tas kamu,kamu gak papa kan,terus kenapa malam-malam begini kamu jalan sendiri mana suami kamu?''Yoga langsung saja memberondong Dina dengan banyak pertanyaan.

"Hikkss...mereka semua jahat mereka mengurung ku di gudang hikss"kata Dina sambil menangis ia sangat takut saat ini, takut jika suami nya mengejar nya.

"Terus ini kamu kemana,biar saya antar!"ujar Yoga.

"Saya juga gak tahu,mau pulang kerumah orang tua saya takut jika nanti mas Edo dan Dina akan menemukan saya di sana"kata Dina

Yoga terdiam hingga ia memikirkan membawa Dina ke hotel milik nya saja dulu untuk sementara.

"Din kalau gitu aku anterin kamu ke hotel saja!''kata Yoga.

"Loh mau ngapain ke hotel?"tanya Dina heran.

"Ya kebetulan saya punya satu hotel mending kamu istirahat saja dulu di sana selama yang kamu mau gimana?",kata Yoga lagi.

Lalu tanpa pikir panjang Dina mengiyakan sebab ia sangat lelah berjalan sudah cukup jauh,ia pun memasuki mobil Yoga hingga mobil melaju.

*

Sesampainya di hotel Dina tercengang sebab hotel punya Yoga benar-benar mewah, Yoga mengajak Dina masuk ke lift lalu naik ke lantai 2.

''Nah kamu istirahat saja di sini saya mau pulang "kata Yoga.

"Tapi apa saya aman disini?''tanya Dina yang merasa takut sendirian sebab kamar itu sangat besar dan mewah.Yoga menoleh.

"Apa yang kamu takuti di sini kamu aman tidak ada yang berani masuk ke kamar ini sebab penjagaan di hotel ini sangat lah ketat 24jam "kata Yoga meyakinkan.

"Yasudah kalau gitu saya pulang,besok saya akan kesini lagi mengantar kan kamu makanan!"Yoga pun keluar dari kamar Dina.

Hanya ada Dina sendirian di sana,ia merapikan semua pakaian nya lalu menaruhnya dalam lemari yang sudah tersedia di kamar itu.

Ia masuk ke kamar mandi yang berada di kamar itu untuk berganti pakaian, setelah itu ia pun merebahkan tubuhnya nya di atas kasur yang empuk dan sangat nyaman.

Saat ingin memejamkan mata tiba-tiba ia teringat Winda dan Edo, entah kenapa ia sangat takut saat ini bagaimana jika Winda dan Edo bisa menemukan,di kala pikiran yang sedang kalut rasa kantuk kembali menyerang nya hingga tak terasa ia pun tertidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!