11. "HAMPIR SAJA"

Bi Ida melirik ke piring Dina, yang hanya berisi sedikit nasi berlauk tahu tempe,ia kemudian mengambil ayam nya lalu membagi nya kedalam piring Dina.

"Loh bi ini kenapa ayam nya dikasih sama Dina?"ujar Dina heran.

"Gak papa kamu kan lagi hamil harus makan yang banyak dan bernutrisi non,lagian bibi sudah membagi nya menjadi dua nih "tunjuk bibi pada piring nya.

Mata Dina berkaca-kaca bi Ida benar-benar memperlakukan nya dengan baik dirumah itu ,ia pun teringat pada ibu nya,yang selalu mengalah demi diri nya .

"Terimakasih bi"kata Dina lalu ia mulai memakan makanan nya hingga habis tak tersisa.

Ia seperti biasa membantu bi Ida membereskan piring kotor bekas makan,lalu ia pun memutuskan untuk tidur karena ia sangat merasa lelah saat ini.

*

Pagi-pagi sudah terdengar suara Winda yang sangat nyaring.

"Dina kok jam segini belum bangun saja sih cepat bangun cuci semua baju-baju ku!"kata Winda.

Dina tampak mengerjapkan kan mata ia benar-benar lelah saat ini.

"Maaf non Winda biar bibi saja yang cuciin baju nya kan itu memang tugas nya bibi,biarin non Dina beristirahat ia seperti nya sangat lelah kerena kehamilan yang masih muda!"ujar bi Ida yang prihatin dengan keadaan adaan Dina.

"Gak bisa justru itu bi saya mengajarkan dia agar jadi orang yang tak pemalas "

Karena tak mau terus ribut Dina segera bangun.

"Baik aku akan mencuci semua pakaian kamu"tampa pikir panjang Dina segera menyalakan mesin cuci.

"Eh ngapain pakai mesin cuci bikin boros aja ,pakai tangan saja nyuci nya "

Dina sempat terdiam namun ia segera melakukan tanpa mengucap sepatah kata pun,bi Ida benar-benar tak tega melihat nya .

Setelah selesai ia pun menjemur di bawah terik matahari agar cepat kering,meski ia terlihat susah berjalan karena kepala nya yang begitu pusing.

Setelah membersihkan diri ia duduk termenung di halaman belakang dekat dapur.

Sementara Winda asyiknya menonton tv sambil mengikir-ngikir kuku nya.

Dina terdiam memikirkan kenapa tiba-tiba sifat Winda berubah pada nya awalnya Winda sangat baik terhadap nya,tapi semakin hari sikap nya malah semakin menjadi sama Dina.

Ia memutuskan menghampiri Winda untuk menanyakan sebab Winda bersikap begitu kepada nya.

"Win!"kata Dina sambil duduk di samping Winda berada saat ini.

"Iya ,ih jauh-jauh dikit Napa sih "jawab Winda ia sama sekali tidak menoleh pada Dina yang duduk di samping nya ,sambil mengibaskan tangannya

"Akhir-akhir ini kenapa sikap kamu berubah pada ku,tidak seperti waktu pertama kamu membawa ku kerumah ini, sebenar nya aku salah apa sama kamu?!"tanya Dina yang seketika membuat Winda menoleh.

"Kamu mau tahu kenapa aku jadi begitu,ya emang begitu lah sifat ku sebenarnya,tidak ada istri yang mau suami nya punya dua istri, aku pun hanya terpaksa sebab aku sangat membutuhkan bayi yang ada di kandungan kamu!!"

Dina terdiam mendengar penuturan dari Winda,ia tak menyangka Winda seperti itu, keraguan nya untuk memberikan bayi nya pada Winda pun makin membesar, setelah mendengar jawaban dari Winda.

"Tapi Win aku tidak sanggup jika harus kehilangan anak ini"kata Dina.

"Apa kamu lupa sama perjanjian kita,jika kamu mengingkari nya apa kamu sanggup membayar semua hutang kamu hah kamu itu harus tahu balas budi dong, saya itu sudah nolongin ibu kamu,!! apa kamu lupa?"

Wajah Winda tampak marah memandang ke arah Dina.

"Saya gak mau dengar apa-apa lagi dari mulut kamu sekarang kamu kepasar beli keperluan dapur,terus ingat jaga bayi itu baik-baik"ucap Winda.

Dina hanya diam ia kemudian beranjak dari depan Winda menunju kamar nya untuk mengambil dompet nya.

"Loh non mau kemana?"tanya bi Ida.

"Mau kepasar bi Winda meminta agar aku membeli kebutuhan dapur sama yang lain nya"jelas Dina dengan raut wajah muram,dan sedih.

"Yasudah non biar istirahat di rumah saja,biar bibi yang akan kepasar!"kata Bu Ida.

"Gak jangan bi, aku gak mau Winda marah lagi,aku berangkat ya bi "kata Dina ,baru saja bi Ida mau melarangnya nya namun Dina segera beranjak menjauh dari bi Ida.

Ia berjalan lumayan jauh ia sama sekali tak menemukan angkot yang lewat,itu terus berjalan dengan langkah yang semakin lemah, saat di depan supermarket ia hampir saja terjatuh untung ada seseorang yang dengan sigap menangkap nya.

"Mbak gak papa?"tanya laki-laki itu.Dina menoleh dan langsung melepaskan pegangan dari laki-laki itu.

"Iya saya gak papa makasih!"kata Dina sambil kembali hendak melanjutkan perjalanan nya, tiba-tiba ia kembali merasa pusing.

"Mbak kenapa ,mbak mau kemana biar saya antar?"tawar laki-laki itu ia tak tega melihat perempuan yang berada di samping nya tampak kelihatan pucat.

"Saya mau kepasar, lagian gak jauh mending saya jalan kaki saja"tolak Dina.

Dina kemudian berjalan menuju pasar, laki-laki yang menolong nya pun mengikuti nya dari belakang tanpa Dina sadari.

Sesampainya di pasar di bergegas membeli apa yang ia perlukan saja, setelah selesai ia pun bergegas menuju pulang, namun saat ingin pulang kepala nya mendadak pusing perut nya jga terasa sangat tidak enak.

Laki-laki yang menolong nya itu pun bergegas menghampiri Dina.

"Kamu kenapa?"

"Saya gak tahu rasa nya kepala saya sangat pusing perut saya juga terasa sakit,kamu bisa mengantarkan saya ke klinik terdekat sini gak aku taku terjadi apa-apa sama bayi ku!"kata Dina .

"Mbak lagi hamil ya ampun ayo saya antar"kata laki-laki itu yang tak tega melihat wajah meringis Dina , keringat nya juga bercucuran.

Setelah sampai klinik laki-laki itu segera membantu Dina menunju ruangan, perawat dan dokter sudah berada di sana dan siap untuk memeriksa Dina.

Tak lama dokter itu keluar lalu menghampiri laki-laki yang sudah mengantarkan Dina.

"Andra suami dari pasien,boleh saya ngomong berdua?"kata dokter itu .

Laki-laki itu tak menjawab ia hanya mengangguk lalu mengikuti Dokter keruangan nya.

"Begini pak saya sangat kasian sama istri bapak, seperti sangat kelelahan,saat ini kandungan nya sangat lemah ia hampir saja kehilangan bayi jika Anda tidak cepat membawa ke klinik ini,lain kali di jaga baik-baik jangan biarkan ia melakukan pekerjaan yang berat-berat!"jelas dokter itu.

"Iya dok nanti saya bilangin "kata laki-laki itu, dengan raut wajah prihatin.

"Ini saya resep kan obat sekarang bisa ditebus,jika nanti istri bapak sudah siuman ia bisa pulang hari ini!"

Lagi laki-laki itu hanya mengangguk,ia kemudian berjalan menuju apotik untuk menebus obat, setelah itu ia pun menyusul Dina keruangan nya.

Ia menatap lekat wajah Dina, ternyata wajah Dina sangat cantik dan manis,ia menatap iba pada wajah Dina, padahal nasib nya juga tak begitu baik dari pada Dina.

Beberapa hari lalu ia memergokinya istrinya sedang berduaan dengan laki-laki lain hati nya merasa sangat sakit waktu itu,ia pun segera menggugat cerai sang istri, padahal hidupnya sangat berkecukupan,ia ada lah direktur perusahaan yang terkenal,nama nya Yoga Prasetyo.

Dina mengerjap kan mata nya, melihat sekeliling..

"Saya kenapa,apa bayi saya baik-baik saja?"kata Dina sambil memegang perutnya.

"Kamu dan bayi kamu tidak papa hanya kelelahan lain kali gak usah ngelakuin kerjaan berat lagi, lagian suami mu kemana kok membiarkan istri kepasar jalan kaki sendirian lagi "gerutu laki-laki itu,Dina menunduk lemas.

"Aku hanya istri sirih dari laki-laki yang beristri,ia menikahi ku hanya karena menginginkan bayi yang ada di kandungan ku ini"tunjuk Dina pada perut nya .

"Terus kenapa kamu mau?"

"Karena aku punya hutang banyak sama mereka untuk biaya operasi ibu ku, saat itu aku tak punya pilihan lain selain menerima tawaran nya,dan selama ini juga memperlakukan ku dengan sangat tidak adil"jelas Dina ia kemudian menyeka air mata nya hanya jatuh begitu saja.

"Jahat benar jahat"kata laki-laki itu.

"Oh ya nama kamu siapa?''tanya laki-laki itu lagi.

"Nama saya Dina,dan kamu?"kembali Dina bertanya.

"Saya Yoga kamu yang sabar ya, mari saya antar pulang dan ini obat nya di minum ya!"kata Yoga

Dina mengangguk lalu ia mengambil obat itu dari tangan Yoga.

*

Kemudian Yoga mengantar kan Dina kerumah Winda,tampak Winda sedang menunggu dengan raut wajah seperti ingin menelan Dina hidup-hidup.

"Di sini saja terimakasih mas Yoga"kata Dina ia kemudian bergegas turun dari mobil Yoga dan kemudian ia berlari kecil menuju rumah Winda.

Yoga yang melihat itu hanya bisa menghela nafas ia sangat prihatin dengan nasib yang di alami Dina,ia kemudian memacu mobil nya menuju arah pulang, sementara Winda menatap tajam ke arah Dina.

"Kamu ya ,saya itu cuman meminta kamu kepasar tapi kenapa se siang ini kamu baru pulang??''

"Maaf Win tadi di jalan saya merasa pusing, waktu menuju pulang juga kepala saya makin pusing,jadi saya memutuskan untuk ke klinik dengan di bantu seseorang"jelas Dina dengan jujur..

"Alah itu cuman alasan kamu saja ,kalau gak mau saya suruh ya bilang "kata Winda dengan nada nyaring.

"Win aku beneran sakit loh kau tahu aku hampir saja kehilangan bayi ku jika saja orang itu tak cepat membawa ku ke klinik "kata Dina dengan mata berkaca-kaca.

Winda menoleh sebenar nya ada rasa takut akan kehilangan bayi di kandungan Dina, namun ia masih tak acuh lalu ia membuang muka, sementara Dina yang merasa sangat lelah saat ini ia langsung masuk sambil menenteng belajaan nya tak sedikit pun Winda berinisiatif membantu nya, hanya bi Ida lah yang membantu nya.

"Non kaya nya lelah non istirahat saja, biar bibi yang membereskan belajaan ini"kata bi Ida yang hanya di anggukkan oleh Dina.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!