Ditempat lain seorang pria tampan sedang duduk dikursi kebesarannya sambil memandang foto seorang gadis cantik yang selalu menghantui pikirannya.Siapa lagi kalau bukan Andra Malik,pria tampan yang selalu bersikap dingin kepada siapaun.
Senyuman yang sangat jarang dilihat oleh orang itu kini lebih sering muncul menghiasi wajah tampannya.
Bahkan Kevin pun dibuat bingung dengan tingkah bosnya yang menurutnya sedikit aneh.
"Ada apa dengan tuan muda akhir-akhir ini??" Ucapnya dalam hati.
"Apa tuan muda sedang sakit sekarang??," Itulah yang sedang difikirkan oleh Kevin sekarang.
Kevin merasa sedikit khawatir dengan tingkah bosnya sekarang,pasalnya dia belum pernah melihat bosnya tersebut tersenyum seperti itu.
"Maaf jika saya mengganggu tuan muda,tapi apa tuan muda baik-baik saja??" Tanya Kevin dengan ekspresi khawatirnya.
"Apa maksudmu bertanya seperti itu Vin??," Tanya Andra dengan wajah yang kembali datar.
"Maaf tuan muda,tapi saya lihat dari tadi anda terus tersenyum sendiri makanya saya fikir anda..," Kevin menghentikan ucapannya karena takut jika tuan mudanya itu akan marah dengan ucapannya.
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan Vin??," Tanya Andra dengan wajah datarnya.
Kevin menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal,dia merasa bingung bagaimana caranya dia harus bicara agar bosnya itu tidak salah faham.
"Begini tuan muda dari tadi saya lihat tuan muda tersenyum sendiri seperti itu jadi saya kira tuan muda sudah..," Kevin kembali menghentikan ucapannya karena takut menyinggung perasaan bosnya itu.
"Apa maksudmu aku ini sudah gila?" Bentak Andra dengan wajah yang sudah memerah.
"Bu.. bukan begitu tuan muda,saya hanya..," Ucapan Kevin langsung terpotong dengan bentakan dari Andra.
"Keluar dari ruanganku sekarang!!," Bentak Andra memukul meja yang ada dihadapannya.
"Tapi tuan muda sa..," Andra kembali memotong ucapan Kevin dengan suara kerasnya.
"Keluar sekarang,atau kau mau aku melemparmu keluar dari sini!," Ucap Andra dengan suara keras.
"Baik tuan muda," Jawab Kevin menunduk hormat kemudian berlalu meninggalkan ruangan yang sudah berubah auranya menjadi seram.
Setelah kepergian asistennya,Andra kembali memandang kearah foto gadis cantik yang tak lain adalah Diana Az-Zahra.Entah kenapa tapi Andra merasa dia begitu mencintai gadis yang baru beberapa kali dia temui.
Meskipun dia sangat mencintai dan ingin selalu bertemu dengan Diana,namun gengsi dan juga ego yang tinggi membuatnya mengurungkan niatnya tersebut.
"Sebenarnya apa yang ada didalan diri kamu itu, sehingga aku begitu mencintaimu??" Ucapnya sambil terus menatap foto Diana.
Andra kemudian menyimpan foto gadisnya itu didalam laci mejanya kemudian melanjutkan pekerjaanya yang sempat tertunda.
******
Sementara ditempat lain Diana sudah memasuki kantin sambil terus menarik tangan pria yang disebutnya sahabat masa kecilnya itu.
Diana langsung duduk dikursi yang sebelumnya ditempatinya duduk bersama kedua sahabatnya.Ada raut bahagia yang terpancar dari wajahnya saat ini.
Sementara Meli dan Sarah hanya diam sambil terus memeperhatikan Diana yang sejak tadi tidak berhenti memperlihatkan raut kebahagiaan dari wajahnya.
"Ren,sekarang kamu cerita ke aku,bagaimana bisa kamu ada di universitas ini?? Bukannya kamu kuliah di Amerika??" Tanya Diana sambil terus memandang kearah Reno yang sekarang duduk didepannya.
"Iya memang sebelumnya aku kuliah disana,tapi aku merindukan tanah kelahiranku makanya aku kembali kesini," Jawabnya sambil menatap lekat kedua bola mata indah dihadapannya"Aku juga merindukan seseorang disini,"Sambungnya lagi.
"Pasti yang kamu rindukan itu pacar-pacar kamu, iya kan?"Tanya Diana dengan senyum mengejek.
Iya, Reno dulunya adalah seoarang playboy kelas atas,hobinya adalah mempermainkan hati para wanita yang menjadi pacar atau hanya sekedar teman kencannya.Namun berbeda dengan Diana,Reno sama sekali tidak ingin mempermainkan Diana.
Karena sejak masih SMA Reno sudah menaruh hati pada Diana,tapi Diana tidak pernah membalas cintanya.Diana hanya menganggap Reno sebagai sahabat baiknya.
Tapi meski cintanya tak berbalas,Reno tidak pernah berubah sikap terhadap Diana,Reno yakin suatu saat nanti pasti akan ada keajaiban yang membuatnya bisa bersatu dengan Diana.
"Nggak,aku sudah insaf sekarang.Aku bukan lagi Reno yang dulu,seorang Reno yang suka mempermainkan hati wanita," Jawab Reno.
"Aku nggak percaya,mana tau di Amerika sana banyak cewek bule yang sudah jadi korban kamu," Ucap Diana dengan tatapan menyelidik"Atau jangan-jangan kamu balik kesini karena dilabrak sama mereka"Sambungnya kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Diana,kamu emang nggak pernah percaya sama aku," Jawab Reno sedikit cemberut.
"Gitu aja ngambek," Ledek Diana kemudian menggelitik pinggang Reno, Reno yang merasa geli karena digelitik oleh Diana pun langsung membalas Diana.
Mereka langsung tertawa terbahak-bahak tanpa memperdulikan tatapan para mahasiswa yang berada di kantin tersebut.Bahkan Meli dan Sarah yang sedari tadi duduk dihadapan mereka pun tak mereka hiraukan.
"Diana,kami duluan kekelas ya," Pamit Meli dan Sarah kemudian bangkit dan meninggalkan tempat tersebut.
Ada raut kekecewaan yang terpancar diwajah keduanya saat Diana begitu asyik mengobrol dengan Reno tanpa memperdulikan keberadaan mereka.
Sementara Diana baru menyadari kepergian kedua sahabatnya itu saat dia menoleh kearah samping dan tidak mendapati keduanya.
"Loh,Meli sama Sarah kemana?Tadi mereka disini," Tanya Diana sambil mencari keberadaan kedua sahabatnya.
"Mungkin mereka balik kekelas," Ucap Reno.
"Kita susul mereka yuk" Ajak Diana lalu berjalan meninggalkan Reno yang masih duduk dibangku kantin.
Sesampainya dikelas, Diana langsung mendapati kedua sahabatnya dengan raut wajah yang tak dapat ditebak.
"Eh,kalian kok pergi nggak bilang-bilang??" Tanya Diana kemudian duduk dihadapan Meli dan Sarah.
"Kita udah pamit kali,loe nya aja yang nggak dengar," Jawab Meli ketus.
"Masa sih?" Ucap Diana.
"Iya soalnya loe tadi lagi sibuk sama teman baru loe,makanya loe nggak peduliin kita lagi," Timpal Sarah memalingkan wajahnya.
"Kok kalian ngomongnya gitu sih??" Tanya Diana heran.
"Pikir aja sendiri," Ucap Meli ketus kemudian pergi meninggalkan Diana dan Sarah.Tak lama kemudian Sarah pun ikut meninggalkan Diana yang masih sibuk memikirkan dimana letak kesalahannya sehingga membuat kedua sahabatnya itu kecewa.
Diana yang masih terbengong ditempatnya pun tak menyadari jika sejak tadi Reno sudah berdiri disampinya.
"Dian," Sapa Reno kemudian duduk dihadapan Diana."Hey,"Ucapnya lagi sambil menepuk pelan pundak Diana yang sejak tadi tidak merespon sapaanya.
"Eh,iya kenapa??" Tanya Diana.
"Kamu kenapa bengong??" Tanya Reno sambil tersenyum.
"Emm,nggak apa-apa kok Ren," Jawab Diana.Ada raut kesedihan terpancar diwajahnya saat ini.
"Kamu yakin?" Ucap Reno memastikan.
"Iya bener,aku nggak apa-apa kok," Jawab Diana.
"Tapi aku liat kamu kayak lagi sedih gitu?" Tanya Reno lagi.
"Aku nggak apa-apa Ren,aku cuma lagi pengen sendiri aja," Jawab Diana kemudian pergi meninggalkan Reno lagi dengan raut wajah yang terlihat bingung.
Hy readers jangan lupa like,komen dan vote ya,jangan lupa untuk selalu dukung Author supaya Author semangat nulisnya.
Jangan lupa juga mampir di karyaku yang lain judulnya "Dendam dan Cinta"
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
#Radella_3to3
Semangat kak dalam berkarya
aku udah mampir bawain like + rate 5 bintang
jangan lupa feedback ya kak
di tunggu kehadiran nya
Dapet salam dari
"Permaisuri Yang Tercampakan"
2020-08-22
1