Diana pergi meninggalkan ruangan tersebut dan pergi menuju kearah taman kampusnya.Diana memilih duduk dibangku yang tersedia ditaman tersebut,perasaannya sekarang sedang tidak tenang memikirkan kedua sahabatnya yang sedang marah kepadanya.
"Bagaimana caranya aku jelasin kemereka kalau aku nggak ada maksud sama sekali buat cuekin mereka" Ucap Diana dalam hati.
Diana kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan kearah parkiran kampusnya,disana Diana tidak sengaja berpapasan dengan Meli dan Sarah yang hendak memasuki mobil mereka.
"Mel,Sar," Sapa Diana dengan tersenyum.
Meli dan Sarah yang mendengar nama mereka disebut pun menoleh kearah suara tersebut.
"Kalian udah mau pulang??" Tanya Diana.
"Iya nih,sorry ya kita nggak bisa antar loe pulang," Ucap Sarah lalu menarik tangan Meli.
"Gue duluan" Ucap Meli kemudian berlalu meninggalkan Diana.
Sementara Diana hanya diam mematung sambil menatap kepergian sahabatnya itu.
Setelah mobil yang ditumpangi Meli dan Sarah menghilang dari pandangan Diana,diapaun pergi menuju kearah jalanan dan menunggu taksi.
Lama menunggu namun tak satupun taksi yang lewat dijalan tersebut,hal itu sukses membuat Diana sedikit kesal.
Tak lama kemudian sebuah mobil sedan berwarna hitam tiba-tiba berhenti tepat dihadapan Diana,dan tak lama kemudian seorang pria dengan setelan jas lengkap dan rapih turun dari mobil kemudian beralih dan membuka pintu bagian belakang mobil tersebut.
Setelah pintu terbuka,sosok pria tampan berbadan tegap turun dari mobil tersebut kemudian berjalan kearah Diana.
Diana terkejut saat melihat sosok pria tampan yang turun dari mobil tersebut, jantungnya seakan berhenti berdetak saat melihat wajah tampan didepannya.
"Nona Diana?" Ucap pria tampan tersebut yang tak lain adalah Andra Malik.
"I...iya tuan,"Diana sangat gugup apalagi Andra yang sejak tadi tidak berhenti menatapnya,hal itu membuat Diana semakin dibuat salah tingkah.
"Maaf,darimana anda tau nama saya??" Tanya Diana.
"Siapa yang tidak mengenal putri dari tuan Angga wijaya,semua orang tau siapa kamu dan juga nama kamu," Jawab Andra.Sudut bibirnya sedikit tertarik dan membentuk sebuah seringai.
"Apa tuan mengenal Papa saya??" Tanya Diana lagi.
"Tentu saja,tuan Angga adalah seorang pebisnis yang hebat dan dia sangat terkenal di dunia bisnis," Jawab Andra memandang kedua bola mata indah dihadapannya.
Deg
Jantung Diana langsung berdetak tak karuan saat pandangannya beremu dengan tatapan mata yang selama ini selalu hadir dalam mimpinya.
"Sedang apa kau berdiri sendiri disini??"Tanya Andra.
" Eh,Saya sedang menunggu taksi,"Jawab Diana menundukkan kepalanya.
"Taksi?Apa Papamu tidak melihat memberimu mobil?" Tanya Andra dengan wajah datarnya.
Diana terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Andra barusan"Tidak tuan bukan begitu,mobil saya sedang mogok jadi sekarang saya pakai taksi,"Jawab Diana.
"Baiklah,Bagaimana jika aku mengantarmu pulang?" Tawar Andra.
"Tidak tuan terima kasih,saya bisa naik taksi," Tolak Diana merasa tidak enak.
Andra menghela nafasnya"Tapi sekarang mendung,apa kamu nggak takut kehujanan??"Tanya Andra lagi.
Diana menatap langit yang memang terlihat mendung sejak tadi,bahkan sekarang langitnya sudah semakin gelap,hal itu menandakan jika hujan akan segera menyirami bumi dengan derasnya.
"Bentar lagi hujan,kalau aku tunggu disini bisa-bisa aku kehujanan,tapi masa iya aku harus terima tawarannya,bisa-bisa jantung aku copot kalau dekat dia terus"Tutur Diana dalam hati dengan ekspresi bingung.
" Bagaimana??"Tanya Andra lagi.
"Baiklah saya setuju," Jawab Diana.
Sementara Kevin yang sejak tadi berdiri dibelakan Andra merasa aneh dengan sikap bosnya yang terlihat ramah terhadap Diana.
"Ada apa dengan tuan muda?nggak biasanya dia ramah terhadap orang lain" Fikiran Kevin sedang sibuk nemikirkan perubahan tuan mudanya akhir-akhir ini.
Andra mengajak Diana masuk kedalam mobilnya,namun langkahnya terhenti ketika melihat asistennya sedang terbengong.
"Vin," Panggil Andra sambil menepuk pelan pundak Asistennya.
"Eh,iya tuan,maaf'" Ucap Kevin kemudian langsung membukakan pintu mobil bagian belakang untuk tuannya.
Setelah semuanya siap,Kevin segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.Tak lama kemudian hujan pun turun dengan derasnya diiringi dengan suara petir yang menggelegar.
Duaar
Suara petir yang menggelegar membuat Diana langsung dengan spontan memeluk tubuh kekar Andra yang duduk bersebelahan dengannya.
Sementara Andra yang mendapat pelukan secara mendadak itupun sedikit kaget dengan yang dilakukan oleh Diana.
"Sial,apa yang gadis ini lakukan,??" Umpatnya sambil berusaha menahan gairahnya yang mulai bangkit.
Sedangkan Kevin yang berada dikursi pengemudi hanya diam sambil sesekali menatap kearah kaca bagian depan mobil.
Diana menggigil ketakutan saat petir kembali menggelegar di langit,dia semakin mempererat pelukannya,hal itu membuat Andra mengumpat berkali-kali.
Jantung Andra berdetak lebih cepat ketika dia menatap wajah Diana yang berada sangat dekat dengan wajahnya.
"Cantik..," Ucapnya dalam hati dengan senyuman yang sedikit terukir diwajah tampannya.
Mobil terus melaju menuju kekediaman Milik Angga Wijaya.Tak lama kemudian mobil yang dikendarai mereka pun tiba didepan gerbang rumah mewah milik Diana.
Didalam mobil Andra terus memandangi wajah Diana yang kini terlelap didalam pelukannya.Ada perasaan bahagia yang dirasakan oleh Andra saat dia bisa memeluk dan menatap wajah pujaan hatinya tersebut.
"Aku sangat mencintaimu,maka dari itu akan akan membuatmu menjadi milikku" Ucapnya dalam hati sambil terus menatap wajah cantik dihadapannya.
"Nona,bangunlah kita sudah sampai," Ucapnya sambil mengusap wajah Diana.
Diana menggeliat ketika merasakan sentuhan diwajahnya,perlahan dia membuka matanya dan langsung menggeser tubuhnya ketika sadar jika dia berada sangat dekat dengan Andra.
"Ma..maaf tuan saya ketiduran," Ucapnya merasa tidak enak.
"Terima kasih karena sudah mengantarku pulang,saya pamit," Ucapnya lagi kemudian turun dari mobil.
"Huh,untung hujannya sudah berhenti," Gumamnya sambil membuka pintu pagar lalu masuk kedalam rumahnya.
Setelah Diana menghilang dibalik pintu pagar Andra dan Kevin pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju kearah apartemen milik Andra.
Sedangkan Diana yang sudah sampai didalam rumahnya pun segera melangkahkan kakinya kearah tangga yang menuju kelantai atas tempat dimana kamarnya berada.Setelah sampai dikamarnya Diana langsung menjatuhkan badannya keatas sofa yang berada didekat jendela kamarnya.
Diana mengingat momen saat dia memeluk Andra secara spontan dan juga saat dirinya tertidur dipelukan Andra.
"Bodoh kamu Diana, bagiamana bisa sih loe pake tidur di pundaknya segala,semoga saja tadi loe nggak ngiler,kalau tadi loe sampai ngiler pasti akan sangat memalukan," Ucapnya pada dirinya sendiri.
Setelah puas bicara dengan dirinya sendiri,Diana pun memutuskan untuk membersihkan badannya dengan air hangat yang sudah tersedia didalam kamar mandinya.
****
Selamat membaca,semoga kalian suka ya sama cerita aku.
Mohon maaf kalau masih banyak kata yang salah soalnya ini cerita pertamaku dan masih pemula.
jangan lupa selalu dukung Author ya! supaya Author lebih semangat nulisnya.
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments