Setelah serangkaian tes dan pemeriksaan dirumah sakit akhirnya jenazah Nyonya Riana pun dipulangkan kerumah duka,Sesampainya dirumah duka sudah banyak orang yang menunggu disana.Begitupun dengan Diana,dia sudah dari tadi berdiri dan menunggu kedatangan jenazah mamanya dengan air mata yang tak hentinya mengalir di wajah cantik yang mulai memucat.
Tangis Diana semakin pecah saat jenazah mamanya dibawah masuk kedalam rumah,kemudian jenazah diletakkan ditempat yang sudah disiapkan,Diana menangis sambil terus memeluk tubuh kaku mamanya.
"Mama bangun mah,jangan tinggalin Diana hiks hiks hiks," Ucap Diana sambil menangis tersedu-sedu.
Pak Angga yang melihat Diana terus menangis sambil memeluk jasad mamanya pun tak tega dan segera menghampiri anak kesayangannya itu.Dirangkulanya pundak putrinya itu.
"Sudah nak,sudah, ikhlaskan kepergian mama,biarkan mama pergi dengan tenang," Ucap pak Angga mencoba menguatkan Putrinya.
Diana sangat terpukul atas kepergian mendadak mamanya,rasanya dia tidak percaya jika iya sekarang sudah tidak memiliki seorang mama.Diana tidak bisa menahan tangisnya yang semakin lama semakin pecah,hingga tiba-tiba tubuh Diana ambruk dan jatuh pingsan.
Pak Angga yang menyadari jika Putrinya sudah tidak sadarkan diri itu langsung panik dan segera membawa tubuh Diana kekamar.
***********
Disisi lain Andra yang sedang fokus dengan pekerjaannya itu harus berhenti ketika mendengar suara ketukan dipintu.
Tok tok tok
"Masuk..," ucap Andra dengan wajah datar.
Setelah pintu terbuka sosok Kevin muncul dari balik pintu kemudian membungkuk hormat saat berhadapan dengan bosnya.
"Ada apa Vin?" Tanya Andra dengan nada ketus.
"Maaf tuan muda,saya mau memberitahukan kalau Nyonya Riana istri dari tuan Angga Wijaya meninggal dunia," Ucap Kevin sambil terus menunduk.
Andra yang mendengar hal tersebut sedikit terkejut"Pasti Diana sangat terpukul dengan kejadian ini,"ucapnya dalam hati.
Sementara Kevin yang melihat tuan mudanya terbengong pun mencoba untuk bertanya"Maaf tuan muda,apakah tuan muda akan menghadiri pemakaman itu?"Tanya Kevin.
"Siapkan semua keperluan,kita akan berangkat," jawab Andra.
"Baik tuan muda," Ucap Kevin kemudian pamit undur diri.
********
Diana masih terbaring diatas ranjangnya dengan didampingi para pelayan yang berusaha menyadarkannya.Terlihat kelopak mata Diana sudah mulai terbuka secara perlahan,sementara pelayan yang melihatnya pun langsung pergi untuk memberitahukan pak Angga.
"Permisi tuan,nona Diana sudah sadar," ucap pelayan tersebut sambil menunduk
"Baiklah," Jawab pak Angga kemudian bergegas menemui putrinya.
Dikamar, Diana yang yang melihat kedatangan sang papa segera berlari dan menghampirinya.
"Pa,Mama mana Pa,Papa tau Diana mimpi buruk banget,dimimpi Diana liat mama meninggal Pa," Ucap Diana dipelukan sang papa.
"Diana,itu bukan mimpi sayang," Ucap Pak Angga sambil membelai rambut putrinya.
Diana kaget mendengar ucapan papanya,rasanya dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar,hal itu membuat Diana langsung menangis histeris dan melepaskan pelukan papanyan.
"Nggak Pah,pasti papa bohongin Diana kan," kata Diana sambil menggelengkan kepalanya,"Itu pasti cuma mimpi kan Pah,"sambung Diana.
Pak Angga langsung menghampiri Diana kemudian memegang pundak puterinya itu."Diana liat Papa nak,kamu harus ikhlas,biarin Mama pergi dengan tenang sayang,"Ucap Pak Angga kemudian memeluk sang putri.
Sementara itu Andra sudah sampai depan rumah mewah milik Angga Wijaya,Setelah turun dari mobil Andra dan Kevin segera melangkah memasuki rumah tersebut.Sesampainya didalam rumah,pandangannya langsung tertuju kearah jenazah yang tertutup oleh kain dan disekitar jenazah tersebut banyak orang yang sedang membaca surah Yasin.
Andra mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan sambil mencari sosok yang sedari tadi terus menghantui pikirannya.Siapa lagi kalau bukan Diana Az-Zahra,gadis cantik yang dapat merebut hatinya hanya dengan sekali pertemuan.Mungkin inilah yang disebut Cinta pertemuan pertama.
Didalam kamar Diana masih menagis dipelukan papanya sambil sesekali memanggil mamanya yang kini telah tiada.
"Sudah Nak,sebaiknya kita keluar sekarang,sebentar lagi jenazah mamamu akan dimakamkan," Ucap Pak Angga kemudian melepaskan pelukannya.
Pak Angga menuntun Diana keluar dari kamar menuju kearah sang mama yang kini sudah terbaring tak bernyawa.
Pandangan Andra langsung tertuju kearah dua orang yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.orang itu tidak lain adalah Pak Angga dan Diana.Andra langsung mengalihkan pandangannya kearah gadis yang sejak tadi dia cari.Andra dan Kevin melangkah mendekati dua orang tersebut.
"Pak Angga saya turut berduka cita atas meninggalnya istri anda," Ucap Andra sambil mengulurkan tangannya.
Pak Angga meraih uluran tangan tersebut,"Terima kasih tuan Andra,"jawab pak Angga.
Pandangan Andra kemudian beralih kearah gadis cantik yang sedang meneteskan air mata,pandanga mereka bertemu saat Diana mengangkat wajahnya dan menatap wajah pria yang sedang memandangnya.
Deg
Hati Andra seperti teriris benda tajam saat melihat air mata yang mengalir membasahi wajah gadis yang sangat dicintainya itu.
Pandangan Diana langsung beralih kearah Jenazah mamanya yang kini sudah terbungku kain kafan dan akan segera disholatkan.Diana yang sudah ingin melangkah mendekati mamanya segera ditahan pak Angga.
"Diana,Mamamu sudah dibersihkan nak,kamu nggak boleh membasahinya dengan air mata lagi Nak," Ucap Pak Angga sambil memegang tangan Diana.
"Ijinkan Diana melihat wajah Mama untuk terakhir kalinya Pah," Jawab Diana dengan wajah memelas.
Pak Angga yang tak tega melihat putrinya seperti itu pun mengizinkan Diana untuk menghampiri sang Mama,"Ingat Dian,jangan biarkan air matamu membasahi Jenazah mamamu sayang,"Ucap pak Angga mengingatkan.
Sementara Andra hanya diam tanpa bisa berkata apa-apa saat melihat Diana begitu terpukul atas meninggalnya Nyonya Riana.Sedangkan Diana kini sedang menangis dihadapan Jenazah sang mama yang sudah terbungkus kain kafan.
"Selamat jalan Mamaku tersayang," Ucap Diana sambil terus menangis.
........................
Setelah selesai disholatkan, Jenazah Nyonya Riana pun segera dibawah ketempat peristirahatan terakhirnya,Diana tetap menemani sang mama menuju tempat peristirahatan terakhirnya.Didalam mobil Diana terus menangis sambil mengingat semua kenangan manis saat bersama Mamanya dulu.
Hati Diana semakin sakit saat mengingat kenangan demi kenangan dan setiap momen yang mereka lewati dengan bahagia.Rasanya baru kemarin mereka bercanda dan tertawa bersama dan sekarang semua itu sudah sirna.
Diana terus berusaha untuk tegar dan ikhlas, tetapi hal itu sangat berat bahkan sulit untuk diikhlaskan.Hati Diana sangat sulit menerima semua kenyataan pahit ini.Air matanya tidak bisa berhenti saat semua kenangan manis bersama Mamanya terlintas dipikirannya.
Halo guys gimana episode ini nyesek nggak,ada yang kasihan nggak sama Diana?
Jangan lupa tinggalkan jejak ya readers jangan lupa juga like sama komennya.
TERIMA KASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Mamak'e Reddy
nyeseeekkk bgt
2021-01-22
0
Yuliana Pesik
sedih...😢
2021-01-21
0