Setelah beberapa saat perjalanan,akhirnya mereka sampai disebuah tempat pemakaman.
Proses pemakaman pun segera dilakukan dan saat itu juga air mata Diana tak bisa terbendung lagi saat melihat jasad Mamanya dimasukkan ke liang lahatnya.
Beberapa saat kemudian proses pemakaman pun selesai,Diana menaburkan bunga dengan berurai air mata,rasanya dia masih tidak percaya jika sekarang sang mama sudah terkubur dalam tanah.
Setelah selesai menaburkan bunga Diana kemudian duduk dan memeluk nisan yang bertuliskan "Riana Bin Joko" itulah nama yang tertulis dinisan tersebut.
"Selamat jalan Mam,semoga Mama tenang dialam sana.Diana akan mencoba untuk ikhlas dan merelakan kepergian Mama," Ucap Diana dengan berurai air mata.
Tangisnya pecah saat itu juga,hatinya terlalu sakit untuk bisa menerima kenyataan pahit yang sedang iya alami saat ini.Sedangkan Andra yang melihat Diana begitu terpukul ingin sekali menghampiri gadis itu dan langsung memeluknya erat,namun hal itu iya urungkan karena jika dia melakukan hal itu maka akan menimbulkan pertanyaan dan kebingungan bagi yang melihatnya.
Setelah pemakaman selesai,satu persatu orang yang menghadiri pemakaman itu pun berpamitan untuk pulang dan kini yang tinggal hanya Diana,pak Angga,Andra dan juga Kevin.
Sementara Diana masih terus memeluk nisan Mamanya sambil terus meneteskan air mata,jika saja Diana tau jika dia akan kehilangan Mamanya maka dia tidak akan pergi dari sisi Mamanya. Tetapi hal itu sudah menjadi rahasia sang pencipta,tidak ada yang bisa menebak ataupun menghindari takdir yang maha kuasa.Kita sebagai manusia biasa hanya bisa ikhlas dan tabah dalam menjalani takdir yang sudah diatur oleh Tuhan.
Pak Angga pun berjongkok disamping puterinya kemudian merangkul pundaknya.
"Diana sudah nak,ikhlasin kepergian Mama.Kamu harus tabah," Ucap pak Angga"Sekarang kita pulang ya nak,"sambungnya kemudian membantu Diana untuk berdiri.
"Diana pamit ya Mam," Pamit Diana didepan pusara Mamanya.
Pak Angga sedikit terkejut saat melihat Andra dan Kevin masih berada disana"Loh,Pak Andra kenapa masih disini?.Saya kira kalian sudah pulang,"Tanya pak Angga sambil memandang kearah Andra dan Kevin.
"Saya tadi belum sempat mengucapkan bela sungkawa,makanya saya tunggu sampai selesai," Elaknya.
"Ohh,baiklah," Ucap pak Angga.
"Kalau begitu saya pamit sekarang," Ucap Andra kemudian melangkah meninggalkan pemakaman dengan diikuti Kevin asistennya.
Pak Angga dan Diana pun meninggalkan pemakaman setelah hari mulai menjelang sore.
Sesampainya ditempat parkir, mereka langsung masuk dan duduk dikursi belakang.Kemudian pak supir pun melajukan mobil dengan kecepatan sedang.Didalam mobil tersebut hanya ada keheningan,Diana hanya menatap keluar jendela mobil sambil sesekali menghapus air mata yang mengalir membasahi wajah cantiknya.Begitupun dengan pak Angga, meskipun terlihat tegar dihadapan Diana, tetapi didalam hati dia sangatlah rapuh dan bersedih atas kepergian istri tercintanya.Tapi dia sama sekali tidak ingin menunjukkan kerapuhannya itu dihadapan Diana.
Setelah beberapa saat perjalanan,akhirnya mobil mereka sampai dikediaman mewah milik keluarga Wijaya.Diana kemudian turun dari mobil dan langsung berlari kedalam rumah,Pak Angga yang melihat kepergian putrinya hanya bisa menghela nafasnya.
Sementara Diana yang sudah sampai didalam rumah langsung berlari kedalam kamar kemudian menguncinya.Diana hanya ingin sendiri untuk saat ini.Diana kemudian berbaring diatas kasurnya sambil memeluk foto dirinya saat berpelukan dengan Mama nya.
Banyak sekali momen indah yang Diana lewati bersama dengan Mamanya.Jika saja waktu bisa diputar kembali,Diana begitu ingin membahagiakan Mamanya,tapi mau bagaimana lagi semua sudah terjadi,yang bisa Diana lakukan sekarang adalah ikhlas dan tabah dalam menjalani sisa hidupnya.Diana yakin semua hal pahit yang menimpanya pasti akan berganti dengan hal manis suatu saat nanti.
Diana meringkuk diatas kasurnya sambil terus memegang foto Mamanya,tak lama kemudian diapun terlelap sambil terus memeluk bingkai foto tersebut.
Tepat jam 08:00 Diana terbangun dari tidurnya,dia kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Setelah berganti pakaian Diana duduk didepan meja rias,Diana menatap wajahnya yang sembab dan terlihat sangat pucat karena terlalu banyak menangis.Tak lama kemudian terdengar suara ketukan dipintu.
Tok tok tok
"Permisi Non,Non Diana ditunggu sama tuan diruang makan!" ucap bi Sari yang tak lain adalah pelayan dirumah mereka.
"Bilang aja sama Papa,Diana nggak nafsu makan," Jawab Diana dibalik pintu"Suruh saja Papa makan duluan bi,"Sambung Diana.
"Tapi Non,Non Diana kan belum makan sejak pagi," Ucap Bi Sari.
"Udah Bi, Diana nggak lapar kok," Jawab Diana lagi.
"Baik Non,Tapi kalau Non Diana butuh sesuatu panggil Bibi saja ya," Ucap Bi Sari kemudian berlalu pergi.
Setelah kepergian Bi Sari Diana kemudian naik ketempat tidurnya lalu meraih hp yang ada diatas meja.Ada banyak sekali pesan masuk yang belum terbaca olehnya.Sala satunya adalah pesan dari kedua sahabatnya yaitu Meli dan Sarah.
"*Diana aku turut berduka cita atas meninggalnya Mama kamu,maaf aku belum bisa datang soalnya aku masih ada diluar kota," Begitulah isi pesan dari Meli.
"Aku nggak nyangka banget Diana, kalau tante Riana sekarang sudah nggak ada lagi,rasanya baru kemarin kami bertemu dan sekarang tante udah nggak ada," Isi pesan dari Sarah.
"Makasih ya Mel,Sar," Hanya itu saja yang mampu Diana kirimkan kepada kedua sahabatnya itu.Rasanya saat ini dia sama sekali tidak bisa berfikir jernih untuk sekarang*.
Setelah berkirim pesan dengan kedua sahabatnya, Diana kemudian membaringkan tubuhnya diatas kasur dan mencoba memejamkan matanya,tapi setiap dia ingin memejamkan matanya bayangan Mamanya selalu saja datang menghantui pikirannya.
Sedangkan pak Angga masih duduk dimeja makan sambil terus melamun,rasanya sekarang keadaan menjadi sangat sepi setelah kepergian istrinya itu, bahkan Diana sekarang mengunci dirinya didalam kamar.Pak Angga kemudian bangkit dari duduknya tanpa menyentuh makanannya sama sekali.
Pak Angga berjalan menuju kearah taman yang berada didepan rumah mewahnya itu. Disana banyak sekali kenanganya saat bersama dengan istri tercintanya itu. Tak terasa air matanya jatuh membasahi wajahnya yang kini sudah terlihat keriput itu.Pak Angga menumpahkan semua kesedihannya dibagku taman tersebut.
Hy Kakak-kakak mohon dukungannya ya,jangan lupa tinggalkan jejak sebelum melangkah ke bab selanjutnya.Sertakan juga Like,komen serta votenya.
TERIMA KASIH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments