Episode #17

Malam pun tiba, ini adalah makan malam pertama Maudy dengan Elgara dan juga mama Mulia.

Malam ini mama Mulia memutuskan untuk menginap di rumah Elgara dan Maudy, karena jujur saja seorang ibu juga merasa sangat merindukan momen ini, ia ingin melihat kedekatan antara Elgara dan Maudy.

"Selamat makan nyonya muda, nyonya Mulia dan tuan muda," ucap Yani yang saat ini sedang menyiapkan makan malam di atas meja makan bersama dengan Tuti.

"Wah, banyak sekali makanan, kenapa kalian masak sebanyak ini?" tanya Maudy sambil melihat-lihat menu makanan yang berjejer di meja makan minimalis panjang tersebut.

"Itu semua untuk merayakan kedatangan tuan muda kembali, eh maksudnya merayakan kesadaran tuan muda," ujar Yani lagi.

"Baik lah, tunggu apa lagi? Ayo makan semua nya, Maudy, Elgara ayo makan," ucap mama Mulia yang terlihat sangat bersemangat.

"Ba, baik ma," jawab Maudy sambil sesekali melirik ke arah Elgara yang sedari tadi duduk dan tersenyum kepada nya.

"Istriku, siapkan makanan ku," goda Elgara sambil mengulurkan piring nya kepada Maudy.

Wajah Maudy kembali bersemu merah ketika Elgara memagil nya dengan sebutan istriku di depan mama Mulia, Yani dan juga Tuti.

"Astaga tuan muda dan nyonya muda sangat romantis," goda mereka yang kemudian berlalu ke dapur.

"Heem," mama Mulia membuyarkan lamunan Maudy.

"Ah, iya berikan piring nya," Maudy segera menepis rasa malunya dan kemudian menyiapkan makanan ke dalam piring Elgara.

"Terima kasih," ujar Elgara dengan senyum manisnya.

"Sa-sa-sama sama," gugup Maudy.

"Kalian terlihat sangat cangung, mama harap malam ini kalian tidak terlalu cangung lagi," ujar mama Mulia malah tambah menggoda Maudy.

"Ah anu mama juga mau aku siapkan makanan nya?" Segera saja Maudy mengalihkan pembicaraan agar Elgara tidak angkat bicara.

"Tidak perlu Maudy, mama bisa sendiri," jawab mama Mulia sambil tersenyum dan mengedipkan matanya.

Karena pikiran yang kacau, Maudy sampai tidak selera makan, apalagi ia kepikiran tentang ucapan mama Mulia tadi tentang malam ini.

Ini adalah malam pertama nya dengan Elgara setelah Elgara membuka mata, ia tidak tau apakah dirinya akan bisa tidur atau tidak.

Ia yang menginginkan kesadaran Elgara, ia juga yang gemetar karena sekarang sang suami telah bangkit dari koma.

Beberapa puluh menit pun berlalu.

Makan malam pun kini telah selesai.

"Elgara, Maudy, ada yang ingin mama bicarakan dengan kalian berdua duduk lah dulu," ucap mama Mulia yang kini duduk di kursi ruang tengah rumah.

"Baik ma," jawab keduanya secara bersamaan.

"Wah kompak ya," ucap mama Mulia mulai kembali bertingkah.

Sementara Maudy menatap Elgara dengan tatapan kesal, namun Elgara menatap nya dengan tatapan jahil.

Mengenal Elgara, dia bukan lah sosok laki-laki dingin,cuek dan pemarah ia adalah sosok lembut penuh kehangatan.

Mereka pun akhirnya duduk berhadapan dengan sang mama.

"Ada apa ma?" Tanya Elgara kepada sang mama.

"Elgara karena sekarang kau telah bangun dan sehat, mama mau kau kembali mengurusi perusahaan mama tidak sanggup karena mama sudah cukup tua, dan satu lagi mama ingin mengadakan pesta perjamuan untuk mengumumkan kepada semua orang dan rekan-rekannya bisnis juga seluruh karyawan kantor kalau kau telah bangun dan kembali seperti semula kala," ucap mama Mulia panjang lebar.

"Baik lah ma, atur sesuai dengan keinginan mama," jawab Elgara sambil tersenyum lembut.

"Dan untuk Maudy mama akan menepati janji mama untuk memberikan sebuah villa untuk mu," ucap mama Mulia lagi.

"Tidak ma, aku mohon jangan lakukan itu aku tidak mau rumah ini saja sudah cukup besar bagi ku aku tidak butuh vila lagi ma," ucap Maudy menolak dengan halus.

Elgara melirik Maudy sambil tersenyum, perlahan ia tau kenapa sang mama memilih Maudy dan terlihat sangat menyayangi Maudy.

"Tapi sayang ini kan janji mama," ucap mama Mulia.

"Tidak ma aku tidak mau," tolak Maudy.

"Kau tidak perlu menempati nya, cukup simpan sertifikat kepemilikan saja siapa tau suatu saat kita membutuhkan itu untuk berlibur atau bulan madu,benar kan ma?" ucap Elgara malah mendukung keinginan sang mama.

Seketika Maudy melongo tak percaya atas apa yang di katakan dua orang kaya itu mereka menyerahkan sebuah villa seperti memberikan sebungkus jajanan saja.

"Ba-baik," jawab Maudy sambil menunduk malu.

"Baik lah kalau begitu, kepala mama agak sedikit pusing sekarang mama istirahat duluan ya, selamat malam," ucap mama Mulia yang kemudian beranjak pergi masuk ke dalam kamar nya.

Kini tinggal kah Maudy dan Elgara yang ada di ruang tengah rumah mewah itu, suasana kembali jadi cangung dan hening.

Namun tiba-tiba Elgara berdiri dari duduknya dan menghampiri Maudy yang duduk sedikit lebih jauh dari tempat duduknya tadi.

"Sudah malam, apa kau tidak ingin tidur?" ucap Elgara sambil mengulurkan tangannya kepada Maudy.

Maudy yang semula menunduk mendongak menatap Elgara, ia juga menatap tangan Elgara yang ada di hadapannya.

"Ayo," ucap Elgara lagi.

"A-aku,bisa sendiri," Maudy tidak bisa mengalahkan rasa gugup nya, dia berdiri sendiri dan kemudian berjalan mendahului Elgara.

Elgara tetap tersenyum karena sikap Maudy, ia tau kalau saat ini tidak mudah baginya untuk membuat Maudy terbiasa akan keberadaan dirinya yang telah sembuh.

Tidak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di kamar.

"Aku akan tidur di sofa, sekarang giliran kau yang tidur di ranjang," ucap Elgara bersiap-siap mengambil selimut dan juga bantal.

Maudy terdiam, ia berfikir kalau Elgara akan bertindak memaksa atas dirinya malam ini karena sudah bangun dari koma.

Tapi malah Elgara terlihat sangat menghormati Maudy yang cangung.

"Ke-kenapa?" ucap Maudy terbata-bata.

"Tidak ada, kau pasti tidak ingin tidur bersama ku kan?" Jawab Elgara sambil tersenyum.

"Bu-bukan begitu, kasurnya kan luas," jawab Maudy sambil menunduk.

"Bolehkah aku tidur di samping mu?" Elgara terlihat sedikit bersemangat dari sebelumnya karena ternyata istrinya juga tidak mau kalau harus tidur berjauhan lagi.

Maudy pun menjawab Elgara dengan sebuah anggukan.

Meskipun cangung pada akhirnya mereka tidur dalam satu ranjang, namun bukan berarti mereka berdekatan atau berpelukan, mereka malah membuat jarak satu sama lain karena terlalu gugup.

"Maudy, boleh kah aku bertanya sesuatu kepada mu?" tutur Elgara mulai membuka obrolan.

"Hmm, apa?" jawab Maudy tampa menoleh.

Elgara membalikkan badannya ke arah Maudy, ia menatap Istrinya yang sedang berbaring terlentang menatap plafon kamar.

Maudy tau itu namun ia tidak mempedulikannya karena lebih baik ia menjaga agar jantung nya tetap berdetak dengan normal.

"Apa kau menyesal telah menikah dengan ku?" pertanyaan Elgara.

Deg ...

Maudy sedikit tersentak ketika mendengar pertanyaan Elgara barusan.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

"tidak,aku malah senang bisa menikah denganmu,mas Elgara" Ucap Maudy 😅

2024-02-24

0

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

ngga ush canggung Maudy,Elgara kan suami kamu...

2024-02-24

0

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

cieeee 🤭🤭🤭🤭

2024-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!