Episode #04

Keesokan harinya.

Maudy bangun dari tidur nya dan melihat ke sekeliling kamar.

"Huh aku bangun pagi-pagi sekali," ucap Maudy sambil merapikan selimut dan juga bantal nya.

Ia segera mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.

Selang dua puluh menit kemudian Maudy selesai mandi dan memakai pakaian nya kembali. Setelah itu ia keluar dari kamar nya dan segera menuju dapur rumah.

"Nyonya ada yang bisa kami bantu?" tanya Yani lepas Maudy.

"Aku butuh baskom dan juga saputangan bersih, ada kan?" tanya Maudy kepada Yani.

"Ada nyonya tunggu sebentar ya," Yani segera pergi mencari dua buah barang yang diinginkan oleh Maudy.

Tidak sampai dua menit ia kembali dengan dua benda tersebut dan menyerahkan kepada Maudy.

"Ini nyonya," ucap Yani sambil memberikan dia barang itu.

"Terima kasih Yani," setelah mendapat kan apa yang dia cari, Maudy pun kembali ke kamar nya.

Apa yang akan dia lakukan dengan dua buah benda tersebut?

Maudy mengisi baskom itu dengan air setelah itu ia meletakkan di atas nakas samping tempat tidur Elgara.

"Karena kau suamiku, aku tentu boleh mengurus mu kan?" ucap nya yang kemudian membuka kancing bajuku Elgara.

Ya sudah bisa terjawab kalau Maudy sedang berniat untuk membersihkan tubuh suaminya.

"Lengket sekali, suamiku kau pasti tindak nyaman, aku akan mengelap tubuh mu," ucap Maudy penuh perhatian.

Maudy pun benar-benar mengurus Elgara dengan baik, dirinya mengelap badan Elgara dan menganti baju nya.

Setengah jam pun berlalu, Maudy pun akhirnya selesai mengurus Elgara.

Tok ...

Tok ...

Tok ...

Saat Maudy duduk untuk istirahat, terdengar suara ketukan di luar pintu kamar nya.

Maudy segera bangkit dari duduknya dan kemudian berjalan menuju pintu kamar lalu membuka nya.

"Selamat pagi sayang," ucap mama Mulia kepada Maudy.

"Mama, mama ke sini? Ayo ma masuk," dengan senang hati Maudy mempersilahkan mama mertua nya masuk ke dalam kamar.

"Maudy apa kau membersihkan tubuh Elgara?" tanya Mulia sambil berjalan masuk ke dalam kamar tersebut.

"Ah,iya ma, aku pikir mas Elgara mungkin sangat risih dengan pakaian nya dan juga badan yang sedikit lengket," ucap Maudy dengan tulus.

"Anak ini benar-benar baik dan perhatian terhadap Elgara? Abadikan Elgara bangun dari koma nya, aku yakin dia pasti akan sangat jatuh cinta dengan Maudy," batin mama Mulia.

"Ma, kenapa diam?" Bingung Maudy.

"Ah, tidak Maudy, mama ke sini sebenarnya ingin mengajak kamu keluar bersama mama, apakah kamu bersedia ikut dengan mama?" tanya Mulia sambil memegang kedua pundak Maudy.

"Keluar? Bersama mama? Tapi siapa yang akan menjaga suamiku ma?" ucap Maudy yang selalu memikirkan Elgara.

"Astaga Maudy, Elgara tidak akan kenapa-kenapa kalau di tingal, di rumah juga ada Yani dan Tuti yang menjaga nya, cctv juga terpasang di mana-mana," tutur Mulia lagi.

"Tapi kenapa tiba-tiba mama ingin mengajak ku jalan-jalan ma?" ujar Maudy kebingungan.

"Agar kamu tidak terlalu bosan sayang, kamu juga harus keluar dan menikmati dunia luar untuk membuat pikiran mu lebih tenang, mama tau kau mungkin sangat suntuk dan kesepian si sini," jelas Mulia yang ternyata sangat memperdulikan menantu nya.

Bagaimana mulia tidak peduli, sedangkan sikap Maudy kepada Elgara saja sebaik ini, dia bahkan tidak lalay menjaga Elgara, Mulia merasa menantu seperti Maudy di dunia ini mungkin hanya ada satu saja rela menikahi pria koma bahkan bersedia merawatnya dengan sepenuh hati.

"Mama sangat baik dan peduli dengan ku, terima kasih banyak ma," ucap Maudy memegangi tangan mama Mulia.

"Yasudah sekarang ganti baju mu, kita akan pergi berbelanja dan juga makan," ucap Mulia sambil tersenyum.

"Baik ma," jawab Maudy lagi.

Mama Mulia pun segera keluar dari kamar dan membiarkan Maudy untuk bersiap-siap.

Sementara itu Maudy kembali mengobrak-abrik kopernya untuk memilih pakaian yang layak agar ia tidak terlihat memalukan saat berjalan dengan mama Mulia.

Tiba-tiba ia melihat sebuah dress biru muda yang ada di posisi paling bawah di kopernya, seketika Maudy mengingat masa lalu tentang dress itu, di mana dress tersebut ia beli dengan uang hasil kerja paruh waktu nya pada saat ia SMA.

Ya, Maudy sangat pintar dia masuk sekolah karena mendapatkan beasiswa, ia juga membeli seragam sekolah sendiri karena bekerja paruh waktu di sebuah restoran.

Beberapa tahun yang lalu, saat di mana Mona baru masuk ke SMA Anan dan Lolita benar-benar memperhatikan nya mereka membelikan tas,buku,seragam baru dan lainnya.

Setelah lulus SMA Mona menyerahkan seragam lusuh dan juga sobek milik nya kepada Maudy untuk di pakai namun Maudy tidak bisa memakainya karena memang sudah benar-benar tidak layak untuk di pakai.

Karena itu Maudy bertekad untuk lebih bekerja keras agar bisa membeli seragam SMA yang baru karena selama SD dan smp Maudy hanya memakai pakaian bekas Mona.

Kehidupan nya cukup sulit sepulang sekolah bekerja paruh waktu di restoran dan malam nya setelah pulang ia juga harus bekerja di rumah orang tua angkatnya sendiri untuk menyiapkan semua yang mereka butuhkan dan menuruti apapun yang mereka perintahkan.

Kedua orang tua angkatnya tidak pernah mempedulikan Maudy mereka hanya membutuhkan tenaga Maudy untuk menjadi art gratis di rumah mereka.

Dress biru muda itu pun di beli Maudy untuk merayakan hari kelulusan bersama dengan teman-teman nya dan itu adalah hasil dari Maudy menabung selama tiga tahun bekerja.

"Ayo ma," ucap Maudy keluar dari kamar nya, ia sudah terlihat rapih sekarang.

Mama Mulia menatap nya dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan, ia tersenyum tipis dan kemudian mengulurkan tangannya.

"Ayo sayang, kita ke mall dulu ya," ucap mama Mulia yang kemudian mengengam tangan Maudy mereka pun berjalan keluar dari rumah mewah itu.

Kehangatan yang di berikan oleh Mulia membuat Maudy merasa kalau akhirnya dia mendapat kasih sayang dari seorang ibu yang selama ini tidak pernah ia dapatkan.

Mama Mulia benar-benar seorang wanita yang baik, dia bahkan tidak terlihat seperti mama mertua nya Maudy melainkan seorang ibu baru bagi Maudy.

Maudy pun mengingat kembali bagaimana perlakuan mama Lolita kepada dirinya.

Flashback on.

Maudy dan Mona lahir pada tanggal dan bulan yang sama hanya saja tahun nya yang berbeda.

Tepat di hari itu kelaurga Anan merayakan ulang tahun Mona yang ke dua puluh tahun, dan mereka juga tau kalau hari itu juga hari ulang tahun nya Maudy yang ke tujuh belas tahun.

"Ayo Mona tiup lilin nya sayang," ucap Lolita sambil tersenyum.

"Baik bu" jawab Mona yang kemudian meniup lilin dari kue yang di belikan ibu dan ayah nya.

Teman-teman Mona yang datang semuanya membawa kado untuk Mona mereka juga membawa banyak kue untuk Mona.

Setelah lilin di tiup banyak orang bersorak dan bertepuk tangan untuk Mona mereka juga mendoakan hal-hal baik untuk Mona.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

JC

JC

lanjuttt thorrrr semangattt asekk jd yg pertama kasih support nya /Grin//Grin/

2024-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!