Episode #06

"namaku Maudy kak," jawab Maudy.

"Maudy, kau kenapa apa yang terjadi?" tanya Lolita segera menghampiri Maudy dan Sofian.

Maudy segera menarik kembali tangan nya dan menatap takut ibu angkat nya itu.

"Aku tidak apa-apa," jawab Maudy sambil menunduk.

Tidak lama kemudian datang lah Mona yang sedari tadi merasa risih karena Sofian tak kunjung kembali ke ruang tengah.

"Bu maaf aku tidak sengaja menumpahkan teh ke lengan nya Maudy tadi," ujar Mona sok baik dan meminta maaf.

"Astaga yasudah sekarang Maudy ikut aku ke kamar ya, istirahat saja," ucap Lolita sambil menatap tajam Maudy.

"Ba-baik," jawab Maudy penuh rasa takut.

"Kalau begitu Sofian sebaiknya kita kembali ke ruang tengah teman-teman sudah menunggu," ucap Mona sambil tersenyum.

Sofian tidak bisa berkata banyak dan kemudian mengikuti Mona meskipun sebenarnya dia masih ingat berlama-lama bicara dengan Maudy.

Beberapa jam pun berlalu, setelah semua teman-teman nya pulang, Lolita dan Mona segera menghakimi Maudy.

"Kenapa kau bisa-bisa nya dekat dengan Sofian? Kau menggoda nya kan? Apa kau tidak tau Sofian itu adalah calon pacar ku? Dia juga berasal dari keluarga kaya raya, dan tidak pantas untuk kau dekati dasar perempuan tidak tau malu!" ucap Mona sambil menjambak rambut Maudy.

"Ampun kak, ampun aku tidak mengoda kak Sofian aku juga tidak melakukan apa-apa," ucap Maudy sambil menahan rasa sakit di bagian kepala nya.

"Bohong,aku melihat sendiri kau tersenyum dan bersalaman dengan nya, karena itu malam ini kau tidak boleh tidur di dalam rumah, kau tidur di teras saja, anak tidak tau diri!" Lolita yang kesal pun segera menyeret Maudy dan mendorong nya keluar dari rumah lalu mengunci pintu.

Tidak peduli seberapa kuat Maudy menjerit dan meminta untuk di bukakan pintu, ibu dan anak itu malah tertawa puas dan kembali ke kamar masing-masing.

Sementara itu Anan juga sama sekali tidak mempedulikan apapun yang di lakukan Lolita dan juga Mona kepada Maudy.

Flashback off.

Begitulah seputar masa lalu kehidupan Maudy di kelaurga angkat nya, sehingga ia benar-benar bahagia setelah berhasil pergi dari keluarga mereka yang ia sebut neraka dunia.

"Ma ini terlalu banyak untuk ku pakai sendiri," ucap Maudy sambil membawa paper bag di ke dua belah tangan nya yang berisikan sepatu dan juga baju yang di belikan mama Mulia untuk nya.

"Sayang, ini semua bisa kau pakai di rumah, menurut mama ini tidak banyak," mereka berjalan berdampingan keluar dari satu mall ke mall yang lain.

"Ya Tuhan ini kah yang di namakan hidup dengan uang yang berlebihan?" batin Maudy sambil terus berjalan.

Namun tiba-tiba langkah keduanya terhenti karena ada seorang anak kecil yang sedang menagis di hadapan mereka.

Maudy menatap ke arah anak kecil tersebut yang mama nya datang sambil membawa sebuah permen lollipop yang besar untuk menujuk sang anak.

"Maudy kau melihat nya? Apa kau menginginkan seorang anak?" tanya mama Mulia salah paham dengan tatapan Maudy.

"Hah? Tidak ma memang nya kenapa?" ucap Maudy kebingungan sambil kembali mengalihkan pandangannya ke mama Mulia.

"Hmm, aku tau sebagai seorang wanita kau mungkin akan sangat bahagia jika bisa melahirkan seorang anak, aku juga menginginkan seorang cucu untuk menemani masa-masa tua ku,tapi aku membuat nasibmu sama malang nya dengan ku karena Elgara tak kunjung bangun," ucap Mulia yang tiba-tiba menjadi sedih.

"Astaga ma, apa yang mama katakan aku yakin suamiku pasti akan segera bangun suatu saat nanti," ucap Maudy tak ingin Mulia berlarut-larut dalam kepedihan padahal mereka baru saja bahagia karena bisa berjalan dan berbelanja bersama.

"Tapi kau dan aku mungkin butuh seorang anak kecil, begini saja, jika dalam waktu enam bulan Elgara tidak juga bangun maka kau boleh menceraikan nya, aku tidak ingin kau hidup tanpa bisa punya anak jika terus bertahan dengan Elgara," ucap Mulia sambil menyeka air matanya.

Seketika Maudy kaget mendengar ucapan mama mertua nya itu, jika dirinya bercerai dan meninggal kan kelaurga mama Mulia itu artinya dia akan kembali hidup ke keluarga angkat nya yang begitu kejam hal ini tentu saja tidak ingin ia ulang kembali.

"Tidak ma aku tidak akan melakukan perceraian bagi ku pernikahan hanya satu kali dan aku tidak mau berpisah dengan suamiku dalam keadaan apapun aku hanya ingin bersama dengan nya, aku tidak butuh anak dan mama juga hanya butuh aku untuk menemani mama kan," ujar Maudy membujuk Mulia dengan segenap usaha yang ia bisa.

"Sayang kau anak yang baik tidak sia-sia Elgara mendapatkan istri seperti mu sudah cantik kau juga punya hati sebening kristal, kalau begitu ayo kita shopping lagi mama akan berikan perhiasan terbaik untuk mu karena kau terlihat kosong tampa perhiasan," ucap mama Mulia seketika kembali bersemangat setelah mendengar ucapan Maudy.

Mereka kembali pergi untuk berbelanja, Maudy pun merasa lega karena mama mertua nya tidak jadi menetapkan waktu enam bulan itu.

Sementara itu di sisi lain.

"Apa kabarnya ya ma, si Maudy aku jadi penasaran bagaimana kehidupan dia setelah menikah dengan laki-laki koma itu?" ucap Mona sambil memainkan ponselnya.

"Iya, mama juga penasaran, bagaimana kalau kita pergi ke rumah nya untuk melihat-lihat, kita bilang saja kalau kita sedang merindukan nya," ucap Lolita menyetujui ucapan Mona.

"Ayo ma, sebaiknya kita berangkat sekarang, aku sudah tidak sabar melihat Maudy yang pastinya sedang menderita menerima nasip nya itu," tutur Mona segera berdiri dari duduknya dan bersiap-siap.

"Baik lah, ayo," ajak sang mama yang hatinya sama-sama busuk yang selalu bahagia jika melihat Maudy menderita.

Mereka pun segera bersiap-siap untuk pergi ke kediaman Maudy, mereka tau semua alamat Maudy sekarang itu karena Lolita punya nomer sopir yang kemarin menjemput Maudy di saat hari pernikahan.

Kedua orang itu segera pergi ke alamat yang di ucapkan oleh sang sopir, selang waktu satu jam mereka pun akhirnya tiba di sebuah rumah yang cukup besar dan terlihat sangat mewah.

Mereka turun dari mobil sambil mengagumi tempat tersebut tiada hentinya.

"Tidak mungkin ma, bagaimana bisa dia sekarang tinggal di tempat sebesar ini? Rumah ini lebih besar dari rumah kita berpuluh-puluh kali lipat ma," ucap Mona dengan mata terbelalak.

"Tenang, rumah sebesar ini tidak ada gunanya jika Maudy hidup menderita di dalamnya bersama dengan suaminya yang koma itu, sebaiknya kita masuk ke dalam," ucap Lolita untuk menenangkan hati Mona padahal dirinya juga benar-benar berdebar ketika melihat rumah tersebut.

Mereka pun berjalan masuk ke dalam halaman rumah dan segera menghampiri pintu utama rumah mewah tersebut.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

ngirikan lo mon,kasian deh loh

2024-04-02

0

Che Putri Badar

Che Putri Badar

lanjuuuut..

2024-03-13

0

Siti Nurlaela

Siti Nurlaela

lagi thor

2024-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!