Bab 17

Jempol nya ya, ngga boleh lupa 🫶

>>

"Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun Lena.. Selamat ulang tahun.." nyanyian penuh kegembiraan terdengar di penjuru rumah Meyya-Ardha.

Ayna yang berada tak jauh dari berkumpul nya tamu-tamu yang hadir, sembari melahap kue ulang tahun.

Ayna dan Amat benar-benar seperti orang yang tak pernah bertemu, mereka sama sekali tak saling bicara selama acara ulang tahun Lena.

Pagi nya, Ayna berniat ke rumah Meyya lagi. Dia selalu rindu pada keponakan nya yang bertubuh gempal itu.

Dan bertepatan dengan Amat yang berjalan melewati rumah Meyya-Ardha tanpa mampir.

"Oi Mat" sapa Ardha yang baru selesai menyapu halaman rumah, di dalam keluarga mereka memiliki tugas masing-masing.

Amat menoleh. "Naon? (apa?)" sahut Amat dengan raut tak nyaman.

"Tumben ngga mampir, biasa nya ke sini tiap pagi, katanya mau jenguk Lena" ucap Ardha berpura-pura tidak tau.

Amat menghela napas. "Libur dulu mampir nya, saya duluan" pamit Amat. Selain mereka menjadi asing, Amat sering menghinggapi dari Ayna, entah karna apa.

Ardha mengangguk dan melirik Ayna yang baru saja sampai. "Gantian ya? Giliran kamu lagi yang mampir ke sini" cetus Ardha membuat Ayna mengernyit.

"Apaan dih" cebik Ayna langsung masuk ke dalam rumah tak ingin berlama-lama di luar.

>>

"Mey, kamu kenapa melamun? Hati-hati loh kepotong tangan" cetus Ayna menyadarkan Meyya yang berada dalam lamunan.

"Astaghfirullah Ayna.. Kamu tuh ya dateng ngga bilang-bilang dulu" ucap Meyya dengan helaan napas.

"Bilang kok, tadi malan main sama Lena dulu baru ketemu kamu" balas Ayna. Meyya menghela napas tak bisa mengelak.

"Kenapa? Ada masalah" tanya Ayna merasa Meyya melamun sangat jauh.

"Ngga apa-apa kok Ay.. Aku cuma kepikiran kamu aja" jawab Meyya membuat Ayna terkekeh.

"Emang aku kenapa? Sampai-sampai kamu pikirin Mey" Ayna heran tapi menganggap jawaban Meyya sebagai candaa.

"Nanti pas aku udah selesai masak ya Ay, kamu temenin Lena dulu di depan" balas Meyya tak ingin kegiatan masak nya terganggu.

"Ngga mau aku bantu nih Mey?" tanya Ayna menawarkan diri. Meyya menggeleng disertai senyuman.

"Nanti gosong kalau kamu ikutan ikut campur" tolak Meyya dengan wajah serius tapi dalam artian bercanda.

"Aku udah bisa masak ya Mey, mas Amat dulu selalu bilang masakan aku enak, padahal itu pertama kali nya aku masak" oceh Ayna memikirkan masalalu nya.

Meyya nampak menghela napas tanpa Ayna ketahui. "Iya-iya Ayna.. Becanda doang aku tu, kamu tuh ya baperan banget sekarang" balas Meyya mengalah.

Ayna cengir kuda. "Aku ke depan dulu ya, mau gangguin Lena" Ayna cekikikan di akhir.

"Jangan sampai nangis" pesan Meyya tak ingin Ayna mencari gara-gara terlalu lama dengan bayi yang baru berumur satu tahun.

Ayna mengacungkan jempol sembari melangkah kembali ke ruang tamu, dimana Lena sedang tidur di tempat khusus bayi.

"Gimana ya bilang nya ke Ayna.." gumam Meyya setelah Ayna menghilang dari dapur.

Meyya kembali menghela napas dan melanjutkan kegiatan memasak nya agar cepat selesai, dan dia bisa mengatakan hal itu pada Ayna.

Rasanya begitu sakit, padahal bukan dia merasakan nya. "Ngga ke bayang rasa nya jadi Ayna" gumam Meyya lagi kembali memikirkan hal itu.

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

makn penasrn aja knp amat menjahui ayna apa krn ibu nya apa krn hal lain.

2024-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!