Bab 15

Jempol nya ya, ngga boleh lupa 🫶

>>

Ayna menyahut di sertai dengan senyum lumayan lebar. "Ngga ada apa-apa Pa.. Mau ngeluarin apa?"

"Papa tau Ayna.. Jangan sembunyiin apapun dari Papa," ikatan Papa dan anak memang tak bisa di kalah kan.

Ayna nampak menghela napas masih dengan senyum. "Ayna cuma cape aja sama kerjaan Ayna, Pa" Ayna benar-benar bertahan untuk tak bercerita.

"Jangan sampai Papa tau yang lain dengan cara Papa sendiri yang cari tau ya Ayna" ujar Papa Ardian membuat Ayna melirik lagi dan terkekeh.

"Cari aja Pa.. Ayna ngga bohong kok, mana bisa Ayna bohong sama Papa" balas Ayna mencoba menyakinkan Papa nya.

Papa Ardian terus mendesak tapi Ayna tetap mengelak. Biarlah urusan Amat jadi urusan nya sendiri.

"Udah sampai.. Papa yang semangat kerja nya, nanti siang jangan lupa makan. Kalau Ayna sampai di apartemen, Ayna kabarin" ucap Ayna menyalami tangan Papa Ardian setelah berhenti di depan kantor tempat Papa Ardian bekerja.

"Terimakasih Ayna.. Kamu juga hati-hati di jalan, makan jangan di tunda-tunda selama di sana" pesan Papa Ardian di angguki Ayna dengan antusias.

Papa Ardian segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam kantor. Ayna pun sama, dia melajukan mobil nya pergi dari kantor tempat Papa nya bekerja.

Ayna menghirup udara dengan pelan dan di keluarkan nya dengan kasar, kegiatan itu dia lakukan berkali-kali, hingga air mata yang hendak turun mereda.

>>

"Tenang Ayna.. Jangan sampai pikiran dan hati kamu terkecoh untuk sekali lagi" gumam Ayna menyemangati diri nya sendiri.

Selama di perjalanan, Ayna banyak menghela napas. Dia harus tetap menjalani kehidupan nya walau pikiran dan hati nya rapuh.

Ayna tak langsung ke apartemen, dia ke rumah sakit untuk mengecek jadwal check up para pasien nya.

"Bu dokter," sapa Veno tiba-tiba datang mengejar Ayna dari arah belakang.

Ayna menoleh dan memberi senyum manis kepada Veno, pasien muda nya.

"Hari ini jadwal aku check up kan, dok?" tanya Veno menyamai langkah Ayna yang santai.

"Seperti nya iya. Kan kamu ke rumah sakit buat check up, bukan jalan-jalan atau ketemu sama pacar kamu" jawab Ayna dengan bercanda.

"Itu bonus nya, bu" balas Veno dengan cengir kuda.

"Kamu punya pacar? Wah, ngga ada bilang nih, siapa tu pacar kamu, Ven?" sahut Ayna dengan tak percaya. Padahal dia hanya bercanda.

"Belum jadi pacar sih bu, baru bisa di sukain aja. Orang nya ngga peka-peka soalnya" ujar Veno dengan senyum malu.

Ayna mendongak menatap Veno yang lebih tinggi daripada diri nya. Umur boleh lebih tua Ayna, tapi tinggi tetap Veno pemenang nya.

"Siapa tu kalau boleh tau?" tanya Ayna penasaran. Perempuan mana yang berhasil merebut hati pasien tampan nan muda nya ini.

"Ibu lah," jawab Veno langsung berlari mendahului Ayna menuju ruang check up.

Deg

Ayna mencerna baik-baik kemudian menggeleng kan kepala. "Remaja zaman sekarang, ada-ada aja" gumam Ayna merasa itu sebuah lelucon.

Selama pemeriksaan itu, Veno banyak memberi godaan maut serta candaan yang membuat Ayna melupakan sejenak masalah nya dengan Amat.

Tak terasa, Ayna berada di rumah sakit hingga matahari tenggelam dan berganti menjadi bulan.

Sampai di apartemen, Ayna segera membersihkan tubuh nya dan memasak untuk mengisi perut nya yang sudah kosong.

-

Mohon dukungan nya ya.

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

ni si amat kmn ceritanya gk ada kbr nya apa dia kecelakaan pas nuju pulang kampung

2024-02-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!