Bab 3

"Kamu serius Mat? Mau ke kota sama Ayna?" tanya Ardha kembali, takut-takut Amat berubah pikiran.

"Serius lah. Ngga mungkin saya bohong Ar" jawab Amat dengan nada yakin.

"Emak kamu gimana?" tanya Ardha, dia tau Amat tak bisa di pisahkan dengan emak nya.

"Malahan Emak yang nyuruh saya ke kota Ar. Katanya biar jadi orang sukses, daripada di kampung ngga ada kerjaan yang menetap" jawab Amat menjelaskan.

Ardha tersenyum tipis lalu menepuk pundak Amat. "Aku doakan semoga kamu sukses ya Mat" ucap Ardha dengan tulus.

"Makasih Ar. Bantu jagain Emak saya disini ya" pinta Amat di angguki beberapa kali oleh Ardha.

"Emak kamu aman sama kami kok Mat, kamu ngga usah khawatir" balas Ardha mundur beberapa langkah mendekati Meyya yang juga berdiri tak jauh dari mereka.

"Jahat kamu Ay" cetus Meyya dengan bibir cemberut menatap Ayna.

Ayna yang sedang menaruh koper nya di dalam bagasi mobil di bantu oleh Amat pun menoleh.

"Kali ini aku jahat karena apa Mey?" tanya Ayna yang terbiasa dengan kata jahat maksud Meyya.

"Teman sendiri baru lahiran beberapa hari, udah mau di tinggal lagi aja" cibir Meyya kembali memanyunkan bibir nya.

Ayna tersenyum memandang Meyya yang banyak berubah, mulai dari segi cara berpakaian, bentuk tubuh, dan gaya bicara nya juga.

"Mey.. Aku ke sini buat mastiin selama kamu ngeluarin baby Lena, kamu ngga drop parah" jelas Ayna dengan pelan.

"Tapi kan aku tetap drop" balas Meyya dengan tersungut sebal.

"Maka dari itu aku ada di sini, sekarang kamu udah pulih lagi" sahut Ayna dengan nada lembut.

Sesarkas apapun Meyya terhadap Ayna. Meyya tetap teman terbaik untuk Ayna sejak dulu.

"Aku bakal sering ke sini buat jenguk kamu sama baby Lena" kata Ayna dengan senyum manis.

Meyya menghela napas pelan. "Hati-hati, kabarin kalau udah sampe kota" pesan Meyya mendekat ke arah Ayna.

Grep. "Makasih selalu ngerawat aku saat imun aku drop ya Ay. Aku ngga tau lagi harus berterimakasih dengan cara apa, kamu bahkan jadi kepaksa milih jurusan kedokteran karna aku.." ucap Meyya di dalam pelukan nya dan Ayna.

"Hey.. Itu masa lalu, awal nya aku memang ngga terima sama jurusan kedokteran, tapi sekarang aku suka kok, suka banget malahan" sahut Ayna sembari mengelus pundak Meyya.

Meyya mengangguk lirih lalu melepas pelukan itu.

"Kami berangkat dulu ya.." pamit Ayna hendak masuk ke bagian penumpang samping kemudi.

"Baca doa dulu sebelum jalan." cetus Meyya mengingatkan hal baik. Ayna dan Amat mengangguk patuh.

"Assalamualaikum.." salam Amat-Ayna bersamaan sembari tersenyum.

"Waalaikumssalam.." balas Ardha-Meyya yang terus melambaikan tangan sampai mobil Ayna tak terlihat.

"Ngga pegal apa itu tangan nya dadah-dadah mulu" ucap Ardha membuat Meyya menoleh lalu menurunkan tangan nya.

>>

Selama Amat dan Ayna dalam perjalanan menuju kota. Obrolan mereka disini dengan obrolan biasa.

"Mas nanti tinggal di apartemen aku aja, hemat tabungan" usul Ayna di tengah obrolan mereka.

"Terus kamu tinggal dimana?" tanya Amat menoleh sekilas ke arah Ayna.

"Ya di apartemen juga. Dalam apartemen itu, ada dua kamar, jadi ngga harus berbagi kamar" jawab Ayna menjelaskan.

"Kamu ngga tinggal bareng orang tua mu?" tanya Amat sembari mengklakson saat ada truk yang dia kenali.

"Bapak ibu di Jogja mas, mereka jarang berkunjung" jawab Ayna langsung mengeluarkan nada bicara khas orang jawa.

Amat mangut-mangut paham. Tak ada obrolan lagi, hanya ada suara lagu yang Ayna setel di radio mobil sebagai pengisi perjalanan mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!