Setahun sudah kepergian Bian dan Arief sudah mencoba membuka hati untuk wanita lain yg di kenal kan oleh kakeknya. Kini Arief dan mamanya sudah berdamai dengan keluarga Alfajr. Arief menyerahkan studio Tatoinya pada Yudha. karena kini ia harus memegang kendali perusahaan papanya yg telah lama di tinggalkan. Meski dia masih melakukan hobinya nge Dj di tempat lamanya.
Indah Prayoga adalah wanita yg di pilih oleh kakeknya untuk mendampingi Arief. 4bulan sudah hubungan pertunangan yg di jalani Arief dan Indah. Namun Arief masih belum bisa melupakan Al istrinya yg sudah meninggal. Bian tak pernah pulang, saat di kabari Arief tunangan juga bertepatan dengan banyaknya tugas kuliah.
Bi lebih sering tinggal dengan Om papinya ketimbang ikit pindah ke rumah besar Alfajr mengikuti papi dan omanya. Malam ini Arief perfom seperti biasa dan tak ada yg berbeda. Hanya saja Indah yg kebetulan ikut menemani Arief.
Indah yg duduk di temani ketiga teman Arief terpesona oleh perfom tunangannya itu. Indah membulatkan matanya ketika melihat seorang gadis yg mendekati Arief. Dengan cepat Arief menarik dalam pelukannya. Seketika Arief mengambil minuman yg di bawa oleh gadis itu. Dengan tangan masih memainkan musiknya Arief terlihat sedang mencium gadis itu di hadapan pengunjung yg membuat suasana menjadi riuh dan lebih ramai. Ketiga temannya tercengang melihat Arief seperti orang yg tak memiliki hubungan dengan siapa siapa. Sedangkan Indah ada di table di mana temannya duduk.
Arief mengalungkan lenganya di bahu gadis itu. Hal yg sama seperti yg ia lakukan terhadap Al istrinya yg sudah meninggal. Memelankan musiknya Arief mengangkat tangan dan meminta pengunjung untuk mengikutinya.
"Ayo angkat tangan semua ikuti irama romantis yg saya persembahkan untuk adik saya Bian." Kata Arief masih dengan posisi yg sama.
"Bian? Gila, makin berani dia. Biasanya kan dia pakek kaos Arief." Kata Hadi membuat Indah menoleh.
"Bian Siapa? Adik Arief dari mana?" Tanya Indah.
"Dia anak dari om Fariq Alfajr adik kandung papanya Arief. Zahra Sabian Alfajr. Waktu kalian tunangan katanya lagi banyak tugas makanya dia gak bisa pulang" Jelas Rudi.
"Oh putri tunggalnya Om Fariq. Tapi apa emang mereka sedeket itu?" Tanya Indah.
"Iya, nanti jangan kaget kalo misalnya Bi manggil dia mami dan biarin aja. Karena Bian mirib dengan almarhum Al maminya Bi."Jelas Adit.
Tepat jam 2 dini hari Arief turun dari podium dengan tetap menggandeng Bian menuju table teman temannya.
"Sini dulu lo jangan kemana mana ilang lo entar." Arief memperingatkan Bian lalu melepas kaos basahnya dan memakaikan pada Bian untuk menutupi tubuhnya yg memakai baju super minim. "Nitip ni anak gue mau ambil tas" Arief meninggalkan Bian dengan teman dan tunangannya.
"Mbak Indah ya? Gue Bian sepupunya kak Arief." Bian mengulurkan tangan namun hanya di lihat oleh Indah.
"Bisa lepasin baju tunangan saya enggak? Ini kamu pakai blazer saya aja." Indah mengulurkan blazer yg ia sampirkan di lengannya.
Bian melepas kaos Arief lalu mengganti dengan blazer Indah. Arief datang dan mengangkat sebelah alis heran kaget dan tak suka. Arief langsung mengambil kaosnya dari tangan Indah lalu memasukkan ke dalam tasnya.
"Pulang yok, Lo pulang kemana Bi?" Tanya Arief.
"Apartemen lo aja Kak kangen suasana di sana. Jangan bilang ke kakek tapi ya." Kata Bian yg berada di bawah rangkulan Arief.
"Kalian langsung ke apartemen aja kita lanjut di sana. Besok gak ada yg kerja kan. Gue anterin Indah balik dulu." Kata Arief.
"Indah mau ikut ke apartemen." Rengek Indah.
"Aku anterin kamu pulang. Aku gak butuh bantahan. Kalo kamu ingin membantahku ato nyusul aku. Aku pastikan pertunangan kita batal." Bisik Arief. "Ya udah gue anterin Indah dulu. Lo mau ikut gue apa ikut yg lain?" Tanya Arief pada Bian.
"Ikut lo aja kak, kangen gue." Kata Bian.
Ketika di parkiran Arief lupa kalo dia membawa motor dan indah membawa mobilnya. Arief tak ingin menyuruh Indah pulang sendiri karena dia sudah berjanji untuk mengantarnya pulang pada orang tuanya. Di sisi lain dia juga gak mau membuat Bian kecewa.
"Bi lo bisa naik motor?" Tanya Arief.
"Bisa dong kak. Sini Bi yg bawa motornya. Kakak naik mobil bareng mbak Indah. Nanti Bi ikutin dari belakang." Terang Bi.
Bian memakai jaket yg Arief kenakan dan Arief naik mobil bersama Indah. Setelah 30 menit perjalanan mereka sampai di rumah mewah milik keluarga Indah Prayoga. Arief dan Bian masuk untuk ketemu dengan orang tua Indah namun di tahan oleh indah dengan alasan mereka sudah tidur.
Tak menunggu waktu lama Arief dan Bian pamit undur diri. Indah melihat Bian memeluk Arief saat mengendarai motornya. Rasa Cemburu terlintas di hati Indah melihat tunangannya di peluk oleh gadis kecil yg di akui sebagai adik sepupunya itu.
"Kapan lo balik ke Indonesia?" Tanya Arief memecah keheninngan.
"Tadi. Bian langsung ke apartemen kakak. Tidur bentar di sana makanya tadi kemaleman nyusulinnya." Kata Bian.
"Kakak seneng lo balik. Gue kira lo gak bakalan balik."
"Kenapa? Kakak kangen sama Bian?"
"Dih siapa juga yg kangen. Gue cuma kehilangan." Goda Arief.
"Ceh. Di sini kakak bilang kehilangan di sana kakak mesra mesraan sama mbak Indah. Gak konsisten ah."
"Mau di konsistenin lonya ilang. ya manfaatin yg ada aja." Jawab Arief santai
"Namanya kucing di kasi ikan asin sekalipun yg di makan." Cibir Bian.
"Biar kakak di ibaratkan kucing ni ya. Kakak cuma doyan sama rendang. Bukan sama ikan asin macam Indah."
"Kesian anak orang kak lo gantungin nasibnya."
"Lo gantungin hasrat kakak." Godaan Arief semakin berani.
"Kalo kakak berani ayo salurin." Tantang Bian.
"Lo nantangi kakak? Abis engat lo." Kata Arief yg merasa tertantang.
"Ya itu pun kalo kakak tega mecahin Bian sih. Biar Bian jauh dari orang tua di luar negri Bian masih Virgin kak." Mendengar itu Arief teringan Al.
"Ya lo jangan deket deket gue kalo gitu."
Motor Arief telah terparkir di samping mobil teman temannya. dan mengajak Bian untuk naik melalui Lift lantai dasar.
"Niat Bian kan mau godain kakak." Bian makin berani untuk mencium Arief lebih dulu.
"Anak kecil lo gak usah macem macem. Indah aja gak pernah gue sentuh."
"Laaaah?" Pertanyaan itu tak mendapat jawaban dari Arief karena mereka sudah masuk dalam apartemen Arief yg sudah di huni ke 3 teman iblisnya.
"Formasi lengkab guys." Teriak Arief sambil mengeluarkan minuma beralkohol dari minibar yg ada di samping dapur Arief.
"Ambilin es batunya Bi" Suruh Adit pada Bian.
"Siap komandan." Bian mengambil ea batu dari kulkas kakaknya.
"Harus sampek oleng kapten." Kini Bian mengeluarkan Vodka dan Wiski dari dalam kopernya.
"Polos adik lo Rief." Kata Hadi.
"Polos polos ***!!!" Teriak kompak kelima orang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments