Kenyataan

Dari kejadia itu kini sudah hampir setahun berlalu. Hari ini adalah hari di mana Bian dan teman temannya lulus SMA. Bian hampir setiap hari ke apartemen Arief karena Arief adalah kakak laki lakinya. Juga Bi selalu merengek minta di jagain Bian.

"Kak Bian dapet nilai bagus dong. Sekarang kakak kasi Bian hadiah dong." Kata Bian saat berada di apartemen Arief yg juga ada ketiga teman kakaknya beserta istrinya.

"Lo mau apa?" Kata Arief seraya mengacak rambut adik perempuannya itu.

"Bian mau kakak temuin kakek. Kasian kakek kak, selama ini menderita mikirin kakak sama mama." Kata Bian menundukkan kepala.

"Kali ini ikutin lah Rief. Sekali saja kasian terus mendapat penolakan dari lo." Ucap Adit yg merasa kasian melihat Bian kalo harus di tolak lagi oleh Arief.

Bian selain akrab sama Hadi. Dia juga akrab dengan Rudi dan Adit. Setiap ngumpul seperti ini Arief merasa formasi lengkap. Bi yg menggantikan posisi Al.

"Ya sudah tapi cari waktu di mana mama kamu gak ada di rumah." Jawaban Arief membuat senyum Bian mengembang dan semakin mirip dengan Al.

"Bian." Adit menghentikan senyuman Bian.

"Kenapa kak Adit?" Tanya Bian polos.

"Lo jangan sering sering senyum deh bahaya." Kata Adit.

"Bahaya kenapa kak?" Bian masih tak mengerti.

"Kalo lo senyum lo mirip sekali sama Al. Bisa bisa lo di makan abis sama Arief noh." Kata Adit yg memberi kode ke arah Arief yg sedari tadi memandang Bian.

"Ngobatin rasa kangen dikit kan gak masalah Dit." Kata Arief yg tercyduk.

"Masalahnya dia adik kandung lo Rief. Takut gue kalo lo kebablasa." Kata Adit sambil melempar kacang di depannya.

"Tau gue dia adik gue. Udah ah buat sakit hati aja." Kata Arief beranjak dari duduknya dan menghampiri Bi putrinya.

"Kesian gue sama Arief. Sekalinya mau membuka hati lagi malah sama adek kandungnya." Ucap Hadi lirih yg masih di dengar oleh Adit dan Rudi yg duduk di sofa yg sama.

Sore itu jam 4 jadwal mama Bian untuk arisan keluar. Bian mengajak Arief metemu dengan kakeknya di rumah Bian yg besar bak istana. Arief mengedarkan pandangan dan melihat sebuah foto yg mirip papanya dengan seorang wanita mungkin istrinya dan juga Bian di tengah tengah. Tapi Arief merasa ada yg aneh dengan foto itu.

"Kakek, Bian punya kejutan buat kakek." Bian datang dengan menutup mata kakeknya.

"Bian kamu mau kasih kejutan apa sama kakek?" Kakek penasaran.

"Tunggu kek, satu.... dua.... tiga...." Bian melepaskan tutupan matanya.

"Siapa mereka Bi?" Tanya kakek Bian.

"Dia Kak Arief Alfajr. dan itu putrinya Alshams maliyat bialhubi."

"Matahari penuh cinta. Bagus nama anakmu. Tapi sayang kamu menghilangkan nama Alfajr. Kenapa?" Tanya kakek Bian.

"Karena saya tidak mau mengingat lagi bahwa saya juga keturunan Alfajr yg di tinggalkan dari umur 8 tahun lalu. Hanya berdua dengan seorang ibu." Jawab Arief penuh penekanan.

"18 tahun yg lalu? Siapa nama mamamu?" Tanya Kakek Bian dengan mata berkaca kaca.

"Arora Yumika." Jawab Arief.

"Mika?" Kini kakek Bian bersujud meminta maaf di depan Arief. "Cucuku, maafkan kakek. Kakek tak tau kalau ada kamu. Mamamu di mana sekarang? Keponakan nakal membawa pergi cucuku." Tangis kakek Bian membuat Arief dan bian bingung dengan mengatakan keponakan.

"Maksud kakek? Dia bukan kakak Bian?" Tanya Bian yg semakin kebingungan.

"Kakakmu? Dia memang kakakmu tapi bukan kakak kandungmu. Dia memang berasal dari keluarga Alfajr tapi bukan anak dari papamu." Kakek Bian mengajak Arief dan Bi untuk duduk di sofa.

"Kakek punya adik. Kamu masih ingat kakek Rizwar Alfajr yg ada di Brunaidarusalam? Itu adalah papa dari ibunya Arief. Mika mungkin menikah dengan Faruq putra pertama kakek. Setau kakek mereka dulu pacaran tapi di tentang oleh kakekmu Arief dengan alasan masih sodara sendiri. kakek merestui hubungan mereka tapi kakek tak perna mengatakannya. Takut akan ancaman kakekmu. Kakek memberikan perusahaan Maya pada papamu agar bisa menghidupi mamamu karena papamu keluar dari rumah mengajak mamamu. Tapi nasip naas menimpa papamu 18 tahun yg lalu. Dia kecelakaan mobil saat menghadiri meeting yg ada di jawa tengah. Saat itu sama kakek tapi kami beda mobil. Saat sebelum menghembuskan nafas terakhir. Papamu menyebut nama mamamu dan kamu. Tapi kakek tidak tau mencari kelian kemana. Apa kalian di Brunai atau di Indonesia. Kakek mencarimu tapi semua akses di tutup oleh kakek Rizwar." Cerita kakek dengan penuh air mata.

"Papaku meninggal? Bukan karena sengaja meninggalkan mama?" Tanya Arief yg juga tak tahan menahan air matanya.

"Papamu tak pernah punya niatan untuk meninggalkan kalian. Di sini kakek lah yg bersalah. Maafi kakek."

"Kakek tidak bersalah."

"kenapa papi sama mami menangis? Bi jadi laper pi." Celotek Bi membuat kakeknya kaget.

"Kenapa dia memanggil kamu mami Bi?"

"Maaf kakek, Arief dulu menikahi seorang wanita yg mirip sekali dengan Bian. Tapi istri Arief meninggal saat melahirkan Bi karena di dorong oleh seseorang dari tangga. Makanya dari pertama Bi bertemu dengan Bian dia menganggap kalo Bian itu maminya. Maaf kek, sudah berulang kali Arief melarang namun Bi tak mau mengganti sebutanya." Jelas Arief.

"Gak apa apa Rief, yg kakek takutin itu kamu." Kata kakek

"Kakek takut apa ke Arief?" Tanya Arief membuat Bian ikut penasaran.

"Takut kamu menganggap Bian istri kamu. Jadi kebablasan." Goda kakeknya.

"Kakek bisa aja. ya gak lak kek dia kan adiknya Arief." jawab Arief.

"Dia bukan adik kandung kamu Rief, dia itu sepupu kamu. Jadi masih memungkinkan kalian untuk jadi mami papinya Bi." Kata Kakek Bian membuat Arief tertunduk malu. "Ya sudah ayo makan dulu kasian Bi sudah laper." Jaka kakek Bian.

Mendengar cerita kakenya. Entah kenapa Arief merasa sedikit lebih lega. Seakan mendapat kekuatan baru meski hati kecilnya sedih mendengar bahwa orang tua nya meninggal dunia. Arief meminta alamat kuburan papanya setelah memberikan alamat mamanya pada kakeknya.

Arief merasa aa yg aneh di dalam hatinya. selama dua malam Arief tak bisa tidur memikirkan keanehan apa yg ada di dalam hatinya. Bian tak lagi ke apartemennya semenjak hari itu. Karena dia sekarang berada di luar negri untuk melanjutkan studinya.

Bian memang jauh dari Arief tapi setiap malam Bian menghubungi Arief. Lewat media Wa atau pun Vcall. Setiap hari Saat pulang sekolah Bian menyempatkan diri untuk menghubungi Bi lewat Vcall . Hubungan Bi dan Bian semakin dekat meski jarak memisahkan mereka.

Terpopuler

Comments

bahtiar ilmi ilmi

bahtiar ilmi ilmi

lha dalah Bu jadi lawak

2023-01-26

0

bahtiar ilmi ilmi

bahtiar ilmi ilmi

😭😭😭mewek bacanya Thor

2023-01-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!