Keesokan paginya di sekolah Bi.
"Biiiiiiaaaannnnn. Lo gila semalem pulang gak bilang gue." Teriak Ratna.
"Gue mabuk Rat, gue udah gak inget apa apa." Kata Bian.
"Maksud lo? Semalem belum sempet lo minum tapi lo bilang mabuk. Lo parah ya." Kata Sila sambil meletakkan tas di samping Bian.
"Gue mabuk sama DJ ganteng. Sumpah ciuman mautnya gak nahan gue." Kata Bian dengan mengingat ingat kejadian semalem.
"Gila parah emang, kok bisa sih lo naklukin DJ yg terkenal cuek itu. Padahal niya, primadona klub itu pun gak di gubris sama tu DJ. Masak anak embek kaya elo malah di sosor sih." Kata Ratna tak trima.
"Ya berarti typenya yg kaya gue gini polos. Eh gue di undang lagi lo sama DJ ganteng." Ucap Bian lagi.
"Lo polos? Polos polos buangsat hahahahahha. Ya udah entar malem kita cuss lagi. Kita mau liat seperti apa dia dari deket. Lo harus ajak ke table kalo lo mau menangin taruhan." Tantang Ratna.
"Lo masih mau nantangin gue? Lo gak takut kalah?" Kata Bian mengingatkan.
"Gue rela uang jajan gue angus cuma dalam itungan detik sama lo asal gue bisa kenalan sama tu DJ ganteng." Ucap Ranta dengan mata yg berbinar binar.
"Ok kalo gitu kamis gue kenalin lo sama dia gak usah pakek taruhan tarunah." Jawab Bian santai.
"Loh kenapa kamis Bi?" Tanya Mimi
"Tu orang ngundang guenya hari kamis. Katanya dia perfom gak tiap hari." Jelas Bian.
"Oh gitu. ya udah kita sabar dulu. hihihi." Kata Sila.
"Gue pengen tatoo deh jadinya setelah liat punggung DJ ganteng yg ada tatoonya." Kata Ratna yg masih membayangkan tubuh Arief.
"Tatoo di tempat abang gue aja, Katanya di sana bagus lo." Ucap Mimi.
"Di mana itu?"
"Di ujung jalan situ belok kiri." Jelas Mimi.
"Ok entar pulang sekolah kita ke sana." Kata Ratna lagi.
"Gue kasi tau abang dulu bisanya jam berapa ya."
"Yakin lo mau tatoo?" Tanya Bian memastikan.
"Yakin tapi gue pengen tatoo di tengkuk gue. Pasti keren." Ucap Ratna lagi.
Di tempat Arief.
"Entar ada temen adek gue mau tatoo brow, lo bosa jam pulang sekolah yg di sana?" Tanya Yudha.
"Bisa, anak gue lagi liburan seminggu katanya sama om papinya." jawab Arief yg memang jarang mau ngambil kerjaan di atas jam 5 sore, sedangkan pulang sekolah SMA jam setengah 5 sore.
"Free dong lo seminggu." Arief hanya mengangguk.
"Kangen gue sama anak gue. padahal ini baru sehari gue di tinggal."
"Lo kangen Bi ato kangen sama Al?"
"Keduanya. Gue semalem ketemu cewek mirip dengan Al. Dari muka, postur tubuh juga gayanya semua Al." Cerita Arief pada Yudha.
"Brow lo harus lupain Al, dia sudah gak ada. Lo harus bisa hidup untuk masa depan bukan untuk masa lalu."
"Iya gue tau. Gue mau mastiin aja, Gue undang dia besok ke Klub."
"Semoga lo bisa buka hati lo buat dia. Inget anak lo butuk emak bukan cuma lo yg butuh penyaluran. Paham maksud gue kan lo.
"Sialan lo. Masih aja lo mikir begituan." Arief mengacak rambutnya.
Tepat jam 5 keempat cewek berpakaian seragam sekolah itu berada di pintu masuk studio. Setelah melihat lihat keadaan sekitar yg nampak sepi membuat mereka berpikir. Bener enggak ini tempatnya? Seketika terjawab sudah setelah seorang perempuan sexy keluar dari tempat itu dan menuju parkiran di sebrang.
"Bener ini tempatnya aman gak ad hal hal yg menakutkan?" Tanya Bian.
"Kakak gue kerja di sini Bi. Lo ngeraguin kakak gue?" Kata Mimi sedikit emosi.
"Bukan ngeraguin kakak lo tapi gue ngeraguin tempatnya Mik. Liat cewek sexy keluar tadi pikiran gue itu udah gak karuan. Pulang aja yuk." Ajak Bian.
"Don't think to much Bi. please. buang jauh jauh pikiran laknad lo Bi." Ucap Ratna geram.
"Ok lo duluan masuk, entar kalo aman baru jemput gue di sini." Bian memberi pilihan.
"Lo pikir kita semua bahan percobaan apa. kagak ada!!! Kita masuk bareng." Kata Sila jengkel.
Keempat gadis itu pun masuk ke dalam studio Tatoo milik Arief. Kedatangan mereka langsung di sambut Yudha kakak dari Mimi. Yudha mempersilahkan adik dan teman temannya duduk dulu karena sang boss masih mandi.
"Tunggu dulu ya, yg natoo masih mandi." kata Yudha.
"Maap maap ni bang, yg natto itu mandi karena abis gituan ya sama cewek sexy tadi?" Kata Bian membuat teman temannya hanya terdiam memberi tatapan mematikan padanya.
"Ha??? Hahahahha. Ya ya ya pasti orang mikir gitu. padahal temen abang itu orangnya cuek. Dia itu cuma punya 1 pawang tapi sudah gak ada." Kata Yudha sambil tertawa yg membuat ke empat gadis di depannya bernafas lega.
"Cuma ada ini aja, silahkan di minum." Yudha menyuguhkan teh botol pada keempat gadis di depannya.
Saat mereka sedang minum, Arief pun keluar dan di sadari oleh Bi dan langsung menyemburkan minumnya.
Uhuk uhuk.
"Pelan pelan lo minum Bi. Lo kenapa? Kaya liat setan aja lo." Kata Ratna yg menepuk nepuk punggung Bi.
Bi menunjuk ke arah Arief yg langsung di lihat oleh teman temannya. Yudha yg menyadari kedatangan Arief langsung menenangkan cewek berambut panjang itu.
"Oh dia yg akan tatoo kalian." Kata Yudha dan melihat Arief memusatkan pandangan pada Bi, gadis yg tersedak minuma.
"Lo kenapa brow?" Tanya Yudha.
"Al." Jawab singkat Arief membuat semua yg mendengar menjadi penasaran.
"Al? gak ada Al Rief, Al sudah meninggal." Kata yg membuat keempat gadis itu melongo.
"Dia Al." Arief menunjuk Bi.
"Bu.. bu... bukan. Gue Bi." Jawab Bian terbata bata.
"Bi?" Tanya Arief.
"Bi? Nama lo kaya nama anaknya Arief." Kata Yudha membuat semua tercengang.
"Anak?" Ratna mengulang perkataan Yudha dengan nada bertanya.
"Ok sekarang duduk semua gue ceritain." Semua pun duduk termasuk Arief.
"Mending kita kenalan aja. Dia pemilik studio tatoo ini namanya Arief. Dia udah punya anak bernama Alshams Maliyat bialhubi, panggilannya Bi. Dan ibunya yg bernama Almas jamilah panggilannya Al. Dia sudah meninggal saat melahirkan putrinya. Arief ini bukan orang yg kaya lo tuduhkan Bi. Dia dari dulu memang di goda oleh wanita wanita bahkan sampai telanjang pun dia gak akan tergoda. Dia bukan gay ya. Tapi dia hanya menginginkan Al, dan tadi sempet cerita kalo dia ketemu Al pas dia perfom." Cerita singkat Yudha membuat Bi teringat kejadian semalam.
"Jadi lo mikir kalo gue itu almarhum istri lo?" Semua sontak tercengang mendengar perkataan Bian yg di anggukin oleh Arief.
"Di mirip Al dari mananya Rief?" Tanya Yudha.
"Pakai ini" Arief memberikan kaosnya yg ter sampir di gantungan dan menyuruh Bi memakainya.
Setelah memakai baju Arief, Bi pun keluar. dengan sigap Arief mendudukkan Bi di depan cermin dan mengikat rambut Bi keatas seperti Al. Setelah selesai Arief mengambil laptop yg berada di dalam tasnya. Arief menunjukkan deretan foto foto dirinya dengan Al juga sahabat sahabatnya. Semua yg melihat itu pun tak percaya dengan kemiripan yg hampir 100% itu.
"Kenapa bisa?" Tanya Bi tak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Lisa Mawadaturrohmah
kak lagi ayolah penasaran nih..
2019-11-29
0