"Siapa nama lo?" Tanya Arief singkat.
"Zahra Sabian alfajr" jawab Bi
"Alfajr?" Arief mengulanginya lagi.
"Iya Alfajr, dia kan cucu satu satunya keluarga Alfajr. Pengusaha sukses itu." Jawab Ratna.
"Mendi lo keluar dari sini!!! Gue gak mau liat lo lagi di depan gue. Dan lagi, jangan pernah muncul di klub saat gue perfom." Ancam Arief lalu pergi maninggalkan ruangan itu.
"Ada apa sih bang? Sepertinya bang Arief benci banget sama Bi?" Tanya Mimi penasaran.
"Arief memiliki nama belakang yg sama dengan Bi. Arief Alfajr adalah nama lengkapnya. Mungkin ada hubunganya dengan lo Bi. Dia itu pernah cerita kalo dia di tinggalkan papanya saat dia masih umur 8 taon. Mungkin dari itu dia sedikit sensitif dengan keluarga Alfajr." Jelas Yudha.
"Tunggu, jangan bilang kalo gue sama dia itu sebenernya sodaraan terus papa ninggalin dia dan mamanya karena mama sama papa itu di jodohin dulu. Kalo bener berarti gue ciuman sama kakak sebapak dong. Dosa gak sih kalo kaya gini?" Bi takut dengan memegangi bibirnga yg membuat teman temannya mengingat kejadian semalam.
"Dosa dong, apa lagi semalem lo udah di endus endus gitu sama kakak kandung lo." Ratna menakut nakuti Bian.
"Waduh gimana dong ini. Bang minta alamat dia dong." Kata Bi.
"Buat apa lo minta alamat dia?" Tanya penasaran Yudha.
"Kalo bener yg kakek cari itu dia jadi kakek bisa hidup dengan tenang bahagia dan melepas rasa bersalahnya selama ini." Terang Bi membuat semua tak percaya.
"Bi, kalo bener dia abang lo, jodohin sama gue ya. Duda kalo dia gue gak masalah mah." Kata Ratna
"Ogah gue punya ipar kaya lo. Udah lah bang makasih alamatnya biar gue ke sana sekarang." Bi pun pergi meninggalkan teman temannya.
Bian sudah sampai di alamat yg di berikan Yudha. Sebuah apartemen sederhana yg sepi. Bian terus memencet bel namun tak juga di bukakan pintu. Bian memutuskan untuk menunggu di depan pintu.
30menit berlalu Bian masih setia menunggu di depan pintu apartemen Aref. 'Ting' Bunyi lift terbuka membuat Bi menoleh ke arah sumber suara. Bukannya Arief yg dia temui namun seorang anak kecil yg langsung berlari kearahnya dan memeluk dengan erat.
"Mamiiiii mami sudah pulang dari surga??? Mami ingat kemarin ulang tahun Bi makanya mami pulang? Mana papi? Kenapa mami di luar ayo masuk mami." Ajak gadis kecil itu setelah memencet angka ulang tahunya sebagai paswort lalu membuka pintu.
Hadi dan Risa istrinya hanya terdiam melihat sesosok Al ada di depan apartemen Areif sahabatnya dengan mengenakan baju Arief.
"Yang, apa bener Al pulang dari surga? Cubit aku yang." Kata Hadi masih diam terpaku.
"Kamu jangan horor deh mas. Risa juga takut mas, lari yuk mas." Kata Risa yg akan berlari namun tertahan oleh suaminya.
"Kalo kita lari Bi gimana sayang?" Kata Hadi yg masih belum mampu menggerakkan kakinya karena lemes ketakutan.
"Yang sumpah horor mana hari ini hari selasa lagi." Kata Risa makin gak masuk akal.
"Apa hubunganya sayang hari selasa sama horor?" Tanya Hadi yg makin tak tau arah pikiran istrinya.
"Ya gak ada yang, aku cuma mau nyampek in kalo horor itu tak mengenal hari juga waktu. Kaya sekarang masih sore udah keluar." Kata Risa semakin mengeratkan pegangan pada suaminya.
"Kalian ngapain disini?" Pertanyaan Arief membuat Hadi dan Risa melonjak ketakutan.
"Bangsatt takut gue Rief." Kata Hadi sambil memegangi dadanya dengan nafas yg memburu, detak jantung yg tak beraturan.
"Ya habisan kalian itu diem di sini udah kaya patung selamat datang di apartemen gue aja." ucap Arief
"Al Rief." Kata Risa sontak membuat Arief melangkah lebar menuju apartemenya dan di ikuti oleh Hadi dan Risa.
"Lo ngapain ke sini? Gue bilang lo pergi dari hadapan gue. Gue gak mau lo muncul di hadapan gue. Tapi lo malah datang ke apartemen gue!!!" Arief menyeret keluar Bi dengan paksa.
"Papi jangan usir mamiii. Mami kesini untuk Bi pi. Mami tau kemarin Bi ulang tahun makanya mami pulang dari surga." Oceh Bi sambil terus menangis dan memeluk Bian.
"Sialan. Lo apain anak gue!!!" Arief melepaskan Bian dan membiarkan putrinya menangis dalam pelukan Bian.
"Sayang, tante ini bukan maminya Bi. Tapi tante ini adik dari papinya Bi."
Pengakuan Bi membuat Hadi dan Risa melongo. Namun Arief hanya mengacak kasar rambutnya. Bian menggendong Bi yg menangis dan menenangkannya.
"Mami Bi pengen tidur sama mami. Jangan pergi lagi mi." Kata Bi sambil terus menangis.
"Ya sudah tante temenin Bi bobok ya." Bian menidurkan Bi di ranjang Arief.
Setelah Bi tertidur Bian duduk di sofa dan bergabung dengan Arief Hadi dan Risa. Bian menceritakan semua yg ia dan keluarganya alami selama ini. Keluarga Alfajr terus mencari keberadaan cucu dan menantunya. Namun tak kunjung menemukannya. Kakek Muhammad Alfajr selalu merasa bersalah atas kekerasan hatinya dulu.
"Jadi lo ini adik kandung Arief?" Pertanyaan Risa hanya di anggukin oleh Bian.
"Terus kenapa lo bisa pakek bajunya Arief dan dandan seperti Al?" Tanya Hadi.
"Gue yg nyuruh dia pakek baju gue tadi dan gue sendiri yg ngiket rambutnya. Karena semalem...." Ucapan Arief menggantung karena merasa bersalah telah mencium bahkan mencumbui Bi selaku adik kandungnya.
"Jangan bilang lo apa apain dia gara gara dia mirip Al."Tebah Hadi.
"Gak sejauh yg lo pikirin Had. Gue cuma cium dia itu aja. Dan gue baru tau dia itu keluarga Alfajr tadi. Malah gue gak menyangka kalo dia adik kandung gue." Terang Arief dengan menggorok wajahnya dengan kasar.
"Assalaaaammmm Arief lo itu ternyata emang 1 pawangnya ya. Dari dulu gue udah nyodorin cewek cewek dari molai yg masih gadis sampek janda pun gak ada yg nyantol sama elo. Tapi anak curut kaya gini yg ternyata adik lo sendiri malah lo makan. Otak lo pakek Arief Al sudah meninggal. Lo sendiri kan yg gotong kerandanya. Makanya laporin Siska ke polisi biar dia di hukum dan arwah Al gak bergelayutan di hati lo terus." Kata Hadi sambil mengacak rambutnya sendiri.
"Gadis cantik kaya gue masak di samain sama curut sih kak." Jawab Bian gak terima.
"Ya ampun sensi banget si kaya bini gue lagi PMS aja lo." Jawab Hadi sekenanya.
"Enak aja gue di bawa bawa." Tabok Risa pada kepala Hadi.
"Koplak entak kepala gue yang." Kata Hadi.
"Ini gimana terus? Bi, lo bisa lupain kejadian semalem kan? Anggap kita gak pernah ngelakuin itu." Pinta Arief.
"Mana bisa di lupain. Gue itu emang bukan cewek baik tapi juga bukan cewek gampangan kak. Itu fist kiss Bian. Gimana mau lupain?" Jawab Bian sedikit sewot.
"Ya Allah nemu lagi yg kaya gini. Ya udah kakak minta maaf. Jangan di ulangin lagi lo mau di sosor orang kalo gak kenal." Kata Arif mengingatkan Bian yg hanya di angguki kepala.
"Lo yg nyosor nyet!! Tapi lo marahin Bi." Ucap Hadi sambil mukul kepala Arief.
"Dia naik di podium, gue setengah sadar ngeliat Al ya wajar dong gue sosor." Bela Arief.
"Dan saat lo nyosor lo belum kenal dia?" Arief menggeleng kepala." Asalaaammmm Lo lama lama ngeselin Rief." Hadi menendang kaki meja yg membuat Arief reflek memeganginya.
"Meja gue kagak salah nyet." Kat Arief.
"Iya karena yg salah itu otak lo!!!" Ucap Hadi yg membuat Bian dan Risa tertawa mendengar kedua teman itu adu mulut.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
bahtiar ilmi ilmi
kayak bebek aja Thor 🤣🤭🤭
2023-01-26
0
bahtiar ilmi ilmi
🤣🤣🤣
2023-01-26
0
Kanjeng Ribet
ngakak tengah malem gw thooorrrr...
udh mo saingan ma mba kunti gw...
🤣🤣🤣🤣
2020-07-08
1