Meeting

Jam tujuh Rudi dan Arief sudah berada di rumah Al. Al masih di dalam ketika Arief dan Rudi sudah di ruanng tamu bersama bapak Hudah selaku bapak dari Al.

"Gini pak de, saya sama teman teman yg lain di undang ke acara ulang tahun teman sekelas. Acaranya malam, jadi jam segini baru berangkat." Kata Rudi menjelaskan.

"Kalian lo kurang sebulan lagi ujian. mbom ya jangan keluyuran saja. Belajar belajar sana biar dapat nilai bagus." Terang pak Hudah.

"Nggih pak de, Rudi janji ini yg terakhir kluyuran malem pak de." Ucap Rudi.

"Ya sudah kalian hati hati. Kalo malem sekali kalian nginep saja di sana biar gak hawatir pak de sama bu demu ini le." Kata pak Hudah

"Nggih pak de. Kami berangkat." Kata Rudi setelah Al keluar dengan menggunakan Jins panjang robek robek kaos oblong berlapis kemeja gak luput tas gendongnya.

"Lo belakang Al, biar gue gak di bilang orang ke tiga di antara lo sama Arief" Ucap Rudi.

"Untung lo Yatim kalo enggak udah gue sleding juga lo." Ucap Al yg membuat Rudi tertawa.

Jam lapan kurang sepuluh menit Arief memarkirkan mobilnya di parkiran pengunjung. Di depan pintu club, Adit dan Hadi sudan menunggu.

"Lama amat sih kalian!!" Seru Hadi.

"Lo gak liat gue lagi minta ijin bawa anak prawannya pak de hudah?" Tanya Rudi dengan meletakkan tenganya di pundak Al.

"Yakin masih prawan?" Tanya Arief menggoda.

"Lo mau bukti?" Tanya Al menantang.

"Boleh dimana?" Arief yg merasa tertanta membuatnya penasaran.

"Di rumah sakit lah." Jawab Al santai sambil masuk ke dalam Club.

"Temen lo itu." Jawab Arief sekenanya dengan menikuti Al masuk ke dalam.

"Temen lo juga kali" toyor Hadi.

Setelah berada di dalam ruangan yg masih sepi dan kursi masih di atas meja. Hadi menempatkan teman temannya di sudut ruangan. Di pangginya pelayan untuk melayani teman temannya.

"Mbak tolong layani teman teman saya ya, saya ada janji dengan pak Alex."

"Baik pak." Jawab pelayan itu.

"Gila lo mau ngajak buka club ini?" Gerutu Rudi.

"Mau gimana lagi, Gue janjian jam 8 sedangkan mulai buka clubnya jam 10. Nikmatin aja dah." Ucap Hadi.

"Lo bisa maen maen sesukamu di sini. Bilang gue udah ngijinin." Bisik Hadi pada Arief yg tau bahwa temannya itu sedang tertaring dengan dunia DJ.

"Siipz." Ucap Arief sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Hadi meninggalkan teman temannya ketika minuman memabukkan itu datang. Arief membuka minuman itu lalu menuangkan untuk teman temannya. Mereka memang sudah tak asing lagi dengan minuman ini. Karena sering di ajak senang senang oleh Hadi.

Arief berjalan menuju ke atas. Dimana alat alat itu berada.

"Kalian siap semua? Ayo turun gue pandu kalian ajeb ajeb." Teriak Arief sebelum memainkan alat alat yg tersedia di atas meja itu.

Jari jari Arief dengan terampil memutar memetik dan menggoyang goyangkan kelalanya ketika musik mulai menghentak. Ketiga temannya itu turun ke lantai dansa yg berada di bawah Arief dan mulai menggoyang goyangkan badannya. Semua larut dalam hentakan musik yg bising itu hingga Arief Al Adit juga Rudi tak menyadari bahwa ruangan itu kini tengah penuh oleh pengunjung. Hadi yg selesai meeting dari 30 menit yg lalu pun menikmati Alunan musik yg mulai mendayu permainan dari temannya itu.

Arief mengakhiri permainanya dan mengajak teman temannya untuk jembali ke meja setelah DJ sungguhannya datang. Arief dan teman temannya menghampiri Hadi yg sudah minum beberapa gelas.

"Makin Keren permainan lo. Masih sering belajar lo." Tanga Hadi yg di angguki oleh Arief.

"Minum yok, haus gue." Al mengambil gelas di tangan Hadi.

"Nih gue tambahin lagi. dan ini untuk kalian juga. Kita tos untuk goal x tender gue yg barusan." Mereka pun mengacungkan gelas ke atas lalu melakukan tos gelas.

Seseorang menggunakan Jas menghampiri meja mereka. Seseorang itu menuju ke arah Hadi dan membisikkan sesuatu.

"Sorry pak, Kalo itu langsung saja ke orangnya. Bukan wewenang saya untuk menyetujui ato melarang."Jelas Hadi.

"Ada apa?" Tanya Al.

"Gini, masnya ini siapa?" Tanya orang itu.

"Saya Arief."

"Baiklah mas Arief gimana kalo mas ngeDJ di sini. Keliatannya mas berbakat dan terampil. Permainan mas juga memukau." Lanjut bapak tadi.

"Tunggu lagi sebulan pak baru saya akan kasi kabar. Karena sebulan ini kami mempersiapkan ujian akhir." Ucap Arief.

"Baiklah ini kartu nama saya dan saya tunggu kabarnya sebulan lagi." Tambah bapak tadi sebelum meninggalkan meja itu.

"Cieeeeeee yg udah dapet kerjaan." Ucap Al memukul lengan Arief yg selalu setia berada di pundak Al.

Keadaan mereka yg tengah mabuk membuat Hadi dan Adit kebingungan. Pasalnya Al Arief dan Rudi sudah mabuk berat dan jam sudah menunjukkan di angka 2 malam.

Hadi membawa Al dan Arief ke apartemen Arief yg tak jauh dengan tempat sekarang ini. Dan Rudi di bawa pulang oleh Adit untuk alasan ke orang tuanya. Hadi merebahkan Al di atas Ranjang milik Arief dan di susul dengan merebahkan Arief di samping Al. Apartemen Arief tak begitu besar sepertu milik Hadi. Apartemen yg sekali buka langsung di suguh kan dengan kasur di sudut ruangan dengan jendela di atasnya. Agak jauh sebelah kiri adalah dapur langsung meja makan dengan 4 kursi duduk. Di sampingnya terdapat kamar mandi lumayan besar. Ruang tv dan sofa tamu yg jadi 1.

"Bener bener menyusahkan kalian. Terserah kalian mau ngapain. Paling besok kalian cakar cakaran lagi." Ucap Hadi sambil melangkah pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!