pernikahan rahasia

Ujian akhir telah usai. Arief langsung mangajak Al ke sebuah rumah sakit. Di sana dia di temani oleh mama Arief. Arief sempat menceritakan semua keanehan keanehan pada diri Al. Mamanya menyarankan untuk periksa ke rumah sakit.

Tanpa sepengetahuan teman teman yg lain. Al dan Arief kini berada di rumah sakit untuk menemui dokter kandungan yg sudah janjian dengan mamanya Arief. Setangah jam setelah pemeriksaan berlangsung. Akhirnya hasilnya keluar juga, dengan penasaran Arief membuka amplop coklat yg di berikan dokter secara perlahan.

Arief melihat kata positif membuatnya mengacak rambutnya kasar. Arief melihat kearah Al dan mamanya bergantian. Arief terduduk lemas mengetahui kandungan yg sudah berjalan selama 2 minggu itu. Melihat ekspresi Arief, Mamanya paham betul apa yg tertera di surat itu meski belum membacaya.

"Berapa minggu?" Tanya Mama Arief mengagetkan Al.

"2 minggu ma." Jawab singkat Arief.

"Apanya 2 minggu?" Tanya Al yg tak mengerti.

"Anak kita." Jawab Arief membuat Al kaget lalu pingsan.

"Dokter dokter tolong menantu saya." Mama Arief panik melihat Ak pingsan.

Setelah sadar Al melihat Arief dan kedua orang tuanya sudah berada di sana. Ibu sama bapaknya datang dengan membawa beberapa orang ke sana. Al melihat Arief sudah mengenakan jas hitam dan orang tuanya memakai baju bagus. dan beberapa orang juga memakai baju rapi dan satu lagi yg AL kenal sebagai ustadnya yg ternyata dia adalah seorang penghulu.

Setelah mengucapkan ijab qobul. Serempak beberapa orang itu mengucapkan SAH. Al masih tidak mengerti apa yg terjadi. Sampai saat orang orang itu pergi dan tinggalah orang tuanya juga mama dan Arief di sana.

" Selamat ya sayang, sekarang kamu sudah resmi menjadi nyonya Arief. Inget jaga kandunganmu baik baik." Al tersentak mendengar ucapan ibuknya.

"Kandungan? Siapa yg mengandung?" Tanya Al masih tidak mengerti.

"Lo Al." Ucap Arief singkat.

Al hanya bisa diam dan mencoba mengartikan semua ini. Setelah dinyatakan baik baik saja sekarang Al di boyong ke apartemen Arief. Teman temannya tak ada yg tau akan pernikahan mereka berdua.

"Al lo sekarang istri gue, gue harap kedepannya kita bisa saling melengkapi dan mengerti. Gue dari dulu punya prinsip nikah itu cuma sekali seumur hidup." Jelas Arief.

"Iya Rief cuma untuk sementara biar lah seperti biasanya. jangan sampek anak anak tau dulu lah biar gak ribut." Kata Al membuat kesepakatan dengan suaminya yg juga temannya.

Malam ini Al dan Arief tidur di tempat yg sama. Mata mereka tidak bisa terpejam meski sudah merasa ngantuk. Rasa canggung menyelimuti kedua insan yg tengah tidur berdampingan.

"Al, deketan sini biar bisa gue peluk lo. Sumpah canggung banget gue tidur deket lo." Ujar Aref membuat Al mendelik kebingungan.

"Rief gak usah macem macem lo, Tidur aja besok masuk seperti biasa lo." Seperti tak mendengarkan ucapan Al, kini Arief menarik Al ke dalam pelukannya.

"Udah gak usah protes sekarang tidur gue juga ngantuk." Arief menutup matanya.

Al hanya mengangguk dan merasakan nyaman akhirnya mereka tertidur saling berpelukan. Arief memeluk Al yg sesekali mengusap ngusap perut rata Al. Arief seakan memiliki kebiasaan baru dengan memainkan perut Al meski hanya mengusap ngusap perutnya yg masih Rata. Begitupun Al yg merasa terbuai akan belaian suaminya itu semakin nyenyak dalam tidurnya.

Keesokan paginya Al bangun lebih dulu dan mempersiapkan diri untuk kesekolah. Arief yg masih males malesan di atas ranjang di biarkan sampai Al selesai mandi. Al membangunkan Arief ketika dia sudah selesai memakai seragam. Arief beranjak ke kamar mandi dan Al menyiapka sarapan. Roti bakar dengen telur serengah matang kesukaan Arief.

"Gak sia sia ibu sama bapak mendorongku buat ngambil jurusan tata boga. Kayak gini bisa bermanfaat juga." Gumam Al.

Setelah selesai menyiapkan sarapan Al tiba tiba merasa mual. Dengan paksa Al masuk ke dalam kamar mandi yg di mana ada Arief di dalam. Arief masih mengenakan handuknya langsung menghampiri Al yg tengah muntah muntah di wastafel.

"Lo gak pa pa Al? Lo kuat masuk sekolah gak?" Tanya Arief.

"Kuat kok. Tadi cuma bau sesuatu aja jadi mual." Ucap Al sambil memegangi pelipisnya.

"Ya sudah ayo keluar, gue udah kedinginan Al." Al langsung melihat Arief yg hanya menggunakan handuk yg melilit di pinggangnya.

"Boleh peluk gak?" Tanya Al membuat Arief mengeryitkan dahi.

"Boleh, kenapa tidak sekarang sudah halal." Kata Arief sambil meremtangkan tangan.

Entah sejak kapan wajah Al jadi berbinar saat memeluk Arief. Sejak dulu Al memang paling dekat dengan Arief. Meski cuman mengalungkan Lengan di lehel Al. Arief sudah terbiasa dengan itu.

"Lo buat sarapan?" Tanya Arief saat memakai seragamnya.

"Iya roti bakar sama telor setengah mateng kaya yg lo buatin gue waktu itu." Ucap Al sambil membantu Arief memakai dasi sekolahnya.

"Brasa memiliki istri beneran gue." Arief melihat Al yg sedang blushing membuatnya tersenyum. "Sini peluk dulu." Al pun mendekat dengan senang hati di perlakukan seperti itu oleh sahabatnya yg sekarang naik pangkat jadi suaminya.

"Nanti gue ke studio tatoo lo bisa ke butik mama tunggu gue di sana." Al mengangguk dengan melepaskan pelukannya.

Setalah selesai sarapan roti bakar buatan Al, Arief dan Al berangkat ke sekolah. Di sekolah Al dan Arief langsung menuju ke kantin di mana biasanya mereka berkumpul.

"Bhueeee tumben ini kalian datang barengan. Ini ngapa tas Al lo yg bawa sih?" Tanya Rudi usil.

"Gue tadi ketemu Al di gerbang sekolah sedang jongkok nyemilin batu bata makanya gue seret di ke sini." Jawab Arief sembari melempar tas Al.

"Ceh, lo mah. Eh lo di cariin Wulan dari tadi. Lo apain tu anak sih sampek kaya gitu sama lo." Tanya Rudi lagi.

"Biasa gue service sekali aja dia udah kelimpungan. Biarin aja dia kaya ayam mau betelor. Entar kalo udah betelor bakal nyari yg lain." Jawab Arief santai sambil mengambil makanan temanya itu.

"Lo pikir Wulan Ayam." Tanya Rudi lagi.

"Iya ayam ayaman sekolah." Jawab Al sambil terbahak bahak.

"Pada seneng aja ni pagi hari kalian!!! Jangan mentang mentang ujian udah selesai terus beban lo lo pada ilang ya. Inget kita masih menunggu hasilnya." Ucap Hadi yg baru datang dan duduk di samping Al dan mengacak rambut Al.

"Ck biasa aja kali Had lo ingetinnya. Kaya gak demen aja lo liat kita seneng dikit." Ucap Adit dari arah belakang dengan membawa nampan berisi kopi untuk semua.

Terpopuler

Comments

viva vorever

viva vorever

kok aku merasa yg mrawanin al bkn arif ya tapi hadi🤔🤔

2022-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!