Kebersamaan kita

Sepulang ketiga temannya. Arief dan Al merebahkan diri. Selama menikah Al dan Arief memang masih canggung saat di atas ranjang. Arief teringat ucapan dokter bahwa hubungan intim sangat di perlukan untuk ibu hamil dan janin. Selain untuk melancarkan siklus darah pada ibu hamil juga salah satu cara mempermudah proses persalinan. Dengan berhubungan suami istri juga mampu memperkuat otot panggul. Hal ini membuat Arief tak bisa tidur, sedangkan Al sudah tidur dari tadi.

"Al bangun dong." Arief membangunkan Al.

"Ada apa Rief? Gue ngantuk banget. Besok bapak panen cabe gue di suruh bantuin." Kata Al tanpa membuka matanya.

"Al itu anak gue gak sih?" Tanya Arief membuat Al terbangun dan mendudukkan diri di atas ranjang bersandar dinding di belakangnya.

"Maksud lo apa Rief? Lo ragu sama gue? Gue gak pernah minta lo buat nikahin gue Rief. Kenapa lo jadi kaya gini sih!!!"

Al bangkit dan berjalan ke dapur mengambil minum lalu duduk di meja makan. Arief mendekati Al lalu mencium kepala Al.

"Bukan ragu sama lo Al, tapi sama gue. Selama ini gue gak permah merasa pengen sama lo."

"Apa bedanya Rief? Lo mau bilang kalo lo itu homo?" Potong Al dengan tetesan air mata yg mulai jatuh.

"Bukan Al. Gue bingung sama gue, kenapa bisa...." Arief tak bisa melanjutkan ucapannya karena Al yg tiba tiba membuka baju tidurnya.

Al menuntun Arief ke ranjang dengan berjalan ke belakang. Jarak ranjang dengan meja makan memang tak begitu jauh, sekitat 5 meter. Arief terus menatap Al tak percaya dia melakukan ini. Arief ternyata merasakan perubahan dalam dirinya ketika melihat Al sudah tak berbusana. Arief menatap kebawah dan terlihat mengembang.

"Al lo liat ternyata gue gak homo." Kata Arief senang.

Tapi dalam sekejap Al kembali memakai bajunya. Al berjalan menuju ranjang setelah tadi mengambil bajunya yg ia tanggalkan di dekat meja makan. Al menarik selimut lalu kembali tidur. Arief melihat tak percaya apa yg di lakukan Al. Setelah membangunkan dia malah lepas dari tanggung jawab meninggalkannya tidur sendiri. Arief frustasi dengan kelakuan Al istrinya ini tak pernah berubah.

"Al kok lo tidur sih?" Tanya Arief.

"Lah mau ngapain lagi? Gue kan udah buktiin kalo lo gak homo dan ini beneran anak lo." Jawan Al dengan santai dan membenarkan slimutnya yg di tarik oleh Arief.

"Lo gak bisa gini dong Al. Al bangun Al." Arief mengguncang guncangkan Al namun Al tetap tidur tak mau membuka matanya.

Arief tak habis fikir dengan Al yg seenaknya sendiri. Dengan santainya dia tidursetelah membangunkan yg sedang hibernasi selama ini. Tak kehabisan Cara untuk membangunkan istrinya, Arief mulai beraksi. Arief menciumi tengkuk Al yg sedang memunggunginya. Menyibakkan rambut panjangnya turun ke punggung dengan salah satu tangan membuka kancing baju tidur Al. Arief terus melanjutkan meski Al mencoba meronta dengan posisi sekarang terlentang. Arief membuka bajunya lalu kembali ke Al yg kancing bajunya sudah terbuka semua.

Arief mencium perut buncit istrinya, perlahan dan pasti Arief menaikkan ciumanya ke atas tepat di dada Al yg membesar. Arief tersenyum yg melihat Al terbangun dan melihat aksinya.

"Maaf Al gue lakuin ini sesuai saran dokter. Tapi gue tak tau cara mengawalinya. karena gue masih mikir lo temen gue. Tapi mulai sekarang lo istri gue, gak cuma temen gue." Ucapan Arief membuat Al tersenyum dan mengangguk kecil.

Arief dan Al akhirnya melakukan itu dengan rasa takut. Pasalnya Al masih merasa kesakitan. Di awal Arief ketakutan karena Al mengatakan kalo dia kesakitan. Tapi setelah Arief memasukkan sepenuhnya miliknya. Al merasa sedikit lega dan mulai merasa sensasi lain. Secara perlahan Arief menggerakkan keluar masuk, karena takut membuat si dedek di dalam perut terganggu.

Sejam sudah Al dan Arief dalam pergulatan. Akhirnya mereka mencapai puncak dan melakukan pelepasan bersamaan. Al yg merasa kecapek an langsung tertidur tanpa busana. Arief yg sudah membersihkan diri. Melihay Al tertidur akhirnya membantu membersihkan diri dengan mengelapnya. Setelah selesai mengelap. Arief merebahkan diri di samping Al dan menciumnya sebelum tidur seperti biasa.

Pagi menyapa mereka dari balim jendela yg berada di atasnya. Jendela itu sengaja tak di tutup karena semalam merasa panas. Al bangun lebih dulu dan bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi Al menyiapkan sarapan untuk suaminya. Saat masih mempersiapkan sarapan tiba tiba pintu di ketuk tak beraturan dan membuat Arief terbangun.

"Biar gue aja yg buka" Kata Arief sambil mengucek ngucek matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya kamar.

"Hallo brow.... kalian baru bangun?" Tanya Rudi yg berdiri di depan pintu bersama Hadi dan Adit yg membawa parcel buah dah sekresek makanan.

"Kalian ngapain pagi pagi buta ke sini?" Tanya Arief yg membuka pintu yg hanya mengenakan celana pendeknya.

"Widih kalian habis ngapain itu? Si istri basah basah di pagi hari dan si suami baru bangun cuma pakek celana pendek." Goda Hadi yg langsung masuk ke dalam Apartemen Arief.

"Ck kalo lo mau tau kawin sendiri sono." Jawab Arief males yg membanting diri ke sofa.

"Gila keren tatoo baru lo Rief." Kata Rudi memegang tatoo di lengan kiri Arief.

"Gue gak suka tapi tetep juga di bikin tu tatoo." Kata Al dengan menyiapkan roti bakar yg sudah di tambah untuk sahabat sahabatnya.

"Iya sorry entar gue hapus. Gak usah manyun gitu. Entar gue kelepasan malah buat yg lain ikutan lagi." Ucap Arief membual Al membulatkan matanya.

"Kalo gue ikutan boleh dong." Ucap Hadi sambil mencolek dagu Al.

"Bini gue jangan di colek colek. Dia bukan sabun colek tau!!!" Geram Arief sambil mengalungkan lengan ke pundak istrinya.

"Makanya kalo gak rawat ni bocah biar di rawat sama bibi panti asuhan aja." Al melempar bantal ke arah Adit yg menyarankan hal konyol itu.

"Lo kira gue gak punya emak bapak?" Al menyantap sarapannya dengan lahap.

"Iya sorry, jangan sedih ya Rud." Goda Adit agak dia tak merasakan kekurangan saat bersama sama.

"Pak de dan bu de gimana kabarnya Al?" Tanya Rudi menghentikan makan Al.

"Habis ini gue pulang, bokab gue lagi panen cabe. Lo mau ikut pulang gak? Sekalian jengukin ibu lo. Kangen banget dia sama lo. Jangan lo hukum ibu lo kaya gini. Wajar ibu lo nikah lagi dia kan masih muda juga Rud. Lo liat gue saat lo benci sama ibu lo." Kata Al mencoba membuat Rudi menyadari kesalahannya. Rudi tak suka ketika ibuknya menikah lagi. apa lagi menikahnya denga. ayah Wulan mantan dari Arief sahabatnya.

"Ngapa gue harus liat lo pas benci sama ibuk gue?" Tanya Rudi.

"Lo liat betapa susahnya gue bawa ini kemana mana selama 9 bulan lamanya. Belum lagi entar gue berjuang untuk membawa anak gue melihat indahnya dunia dan kenalan sama om om kampret kaya kalian. Terutama sama papanya yg gak kalah nyebelinya." Kata Al yg membuat semua tertawa.

"Gue nyebelin Al?" Tanya Arief membuat Al menelan ludahnya sendiri.

"Kadang..." Al menaik turunkan alisnya.

"Gue makan juga lo." Arief mengambil makanan yg di bawa teman temanya.

Terpopuler

Comments

Ndhe Nii

Ndhe Nii

🤣🤣🤣🤣

2021-08-22

0

zahra

zahra

lucu asik bacanya jdi ketawa trus

2020-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!