12

"Raa, hari ini aku akan pulang siang yaa ...."

"kenapa? Apa Shannon sakit lagi?" tanya Nora pada Shanna, karena biasanya Shanna ijin pulang cepat karena adiknya sakit.

"Tidak."

"syukurlah. Lalu?"

"Aku akan ke perusahaan Abraham, aku ingin meminta maaf. Aku tidak bisa tenang karena rasa bersalahku pada pak Andre Raa."

"Huuuuuuh." Nora menarik nafas panjang.

"pergi sore saja, aku akan menemanimu."

"tidak, tidak. Waktuku semakin sempit, besok hari sabtu dan minggu, kemungkinan tuan Dave tidak datang ke kantornya. Ini satu satunya kesempatanku, jika pergi sore aku khawatir tuan Dave sudah pulang."

Nora menganggung pelan. "Ya sudah. Kalau begitu hati hati, jangan melakukan hal gila lagi. Perhatikan sekitarmu dan tidak perlu memaksa es balok itu. Yang terpenting kau sudah meminta maaf." Nasihat Nora panjang lebar.

"Raa, kenapa kau selalu menyebutnya es balok?"

"Itu julukannya disemua perusahaan." Nora menjawab santai di angguki oleh Shanna.

*

*

Shanna memandang gedung pencakar langit berlogo Abraham Group di depannya saat ini.

Rambut nya di ikat cepol ke bawah dan sedikit anak rambut menjuntai di area wajahnya. Blouse sifon ala korea dengan lengan tiga perempat bermotif bunga dan sedikit belahan dada, celana panjang kullot berbahan tissu dan sepatu hak berwarna cream dengan tinggi 5 cm.

Shanna akan tetap terlihat sangat cantik dengan pakaian apa saja yang dikenakannya. Ia berjalan dengan langkah mantap setelah tadi memarkirkan mobilnya di baseman perusahaan.

Ia menarik nafas panjang sebelum masuk menemui resepsionis.

"Selamat siang nyonya, Apa anda ingin menemui tuan Dave? Beliau ada di dalam biar saya antar nyonya."

Sapa petugas keamanan yang membuat Shanna kebingungan, ia memperhatikan petugas tersebut.

"Astaga. Ternyata mereka percaya dengan ucapanku." Lirih Shanna menyadari bahwa itu adalah petugas keamanan tempo hari.

"Aaa ... tidak perlu pak, saya akan menemui resepsionis dulu." Senyum Shanna kikuk.

"Baik nyonya, silahkan." Petugas itu mempersilahkan dengan sangat sopan.

Shanna hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya.

tiba di meja resepsionis ...

"Selamat siang nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin bertemu tuan Dave Abraham, apa beliau ada?" Tanya Shanna sangat pelan.

Wanita cantik petugas resepsionis itu mengerutkan keningnya. "apa anda sudah membuat janji?" tanyanya.

"emmm ... Be-belum."

"tunggu sebentar, saya akan menghubungi sekertaris tuan Dave dulu. Dengan nona siapa?"

"Maria Shanna dari Bonnati konstruksi." Jawab Shanna.

Setelah menutup sambungan telepon. "silahkan duduk nona, pak Dave sedang ada pertemuan, sekertarisnya akan segera mengabari jika anda boleh bertemu tuan Dave."

"Baiklah trimakasih." Shanna tersenyum ramah di angguki petugas resepsionis itu, kemudian ia berbalik menuju sofa di lobi perusahaan itu.

*

*

Dave terlihat berjalan dari arah koridor menuju ruangannya.

"tuan, di bawah ada perwakilan dari Bonnati konstruksi ingin menemui anda." Ucap sekertaris Dave begitu ia sampai di depan ruangannya yang persis bersebelahan dengan meja sekertarisnya.

Dave mengerutkan Dahi. "Siapa?"

"Kalau tidak salah namanya Ma-maria Sha- "

"Mungkin wanita itu datang untuk meminta maaf tuan." Potong Mike yang berada di belakang Dave

Dave tersenyum tipis, membuat sang sekertaris kaget, karena untuk pertama kalinya ia bisa melihat senyum dari bibir bos nya itu walaupun hanya sekilas.

"Suruh dia masuk." Ucap Dave berlalu masuk ke ruangannya.

"Tuan, satu jam yang lalu nona Natasya dantang mencari anda. Namun karena anda sangat lama nona hanya menitipkan bingkisan untuk diberikan kepada anda." Sekertaris itu berkata cepat sebelum Mike menyusul Dave masuk.

"nona Natasya? Natasya Abraham?" tanya Mike kaget. Ada apa wanita bar bar itu menemui dan bahkan memberinya bingkisan.

"saya meletakkan bingkisannya di meja tamu tuan Dave." Sambung sekertaris itu, tadinya ia ingin meletakkan bingkisan itu di ruangan Mike tetapi terkunci.

Mike mengangguk dan berlalu masuk menyusul Dave ...

"Apa yang kau minum?"

"Tentu saja minuman." Jawab Dave santai setelah meneguk satu botol penuh minuman kaleng yang terisi di sebuah paper bag, setelah meeting rupanya ia kehausan karena tidak sempat minum saat pertemuan tadi.

Mike menggelengkan kepala. Lalu mengedarkan pandangan mencari bingkisan yang dikatakan sekertaris Dave tadi namun tidak menemukan apapun. Kemudian memilih pergi untuk menemui client di luar perusahaan, tidak ambil pusing karena ia tau Natasya pasti hanya akan mengerjainya.

*

*

Setelah sepuluh menit terdengar suara ketukan

Tok tok tok ...

Pintu ruangan Dave terbuka ...

Shanna melihat seorang pria yang sedang duduk di kursi besar membelakangi meja kerjanya. Ia pastikan itu adalah pria yang di juluki es balok, pria yang beberapa hari lalu fitnahnya sebagai suami.

Shanna terus melangkah maju, ia sama sekli tidak memperdulikan ruangan Dave yang sangat mewah itu. ia justru ketakutan hingga telapak tangannya mengeluarkan keringat.

Ssssshhhhh ...

kursi berputar menghadap ke arah Shanna, membuat langkahnya terhenti. Ia melihat pria di hadapnnya itu sangatlah tampan dan gagah.

"Kau cukup berani menemuiku." Dave berdiri kemudian berjalan mendekati Shanna.

"aku fikir kau tidak akan datang." Bisik Dave tepat ditelinga Shanna bahkan wanita itu bisa merasakan hembusan nafas Dave.

sedangkan Dave yang melakukan itu justru merasa aneh, ia tiba tiba merasakan panas ketika mencium aroma wangi berasal dari tubuh Shanna.

Dave mundur dua langkah. "duduklah." Dave mempersilahkan.

Shanna berjalan menuju sofa, ia sangat gugup dan takut, ia bahkan terlihat pucat.

"Kau ingin minum? kau seperti berhadapan dengan harimau." Dave berucap mengejek, ia bisa melihat jelas ketakutan diwajah cantik itu

"benar skali, kau bahkan melebihi harimau." Batin Shanna.

Ia menerima minuman kaleng yang di sodorkan Dave. Karena gugup dan juga terlalu lama menunggu di bawah Shanna merasa haus, tanpa pikir panjang ia mengambil minuman kaleng itu dari atas meja dan meneguknya hingga tandas.

Dave yang melihat Shanna meneguk minuman kaleng itu terpana seiring dengan setiap tegukan sileher Shabba, ia memandanginya dan hanya menelan salifa

"ada apa dengan tubuhku?" Dave menggelengkan kepalanya, ia tau perasaan apa yang ia rasakan saat ini.

"tu-tu-tuan Dave. Sa-saya ingin meminta maaf atas kekacauan yang saya perbuat tempo hari di lift." Ucap Shanna pelan setelah ia meriklekskan diri.

"ah ... suaranya sangat indah." Dave kembali membatin, ia tersihir oleh suara lemhut milik Shanna. entah apa yang terjadi padanya saat ini ia sendiri merasa aneh.

"apa yang akan aku dapatkan jika aku memaafkanmu?"

Shanna sedikit mengerutkan dahinya. "sa-saya akan bekerja dengan baik tuan. To-tolong berikan kami kesempatan, rasanya tidak adil jika persoalan pribadi menjadi alasan kerja sama ini ditolak." Shanna memberanikan diri ia sangat ingin menyelamatkan pak Andrew yang menjadi korban atasa kekacauan yang ia perbuat.

*

*

Teman teman ini novel dengan cerita berlatar belakang eropa yaa..!! Jadi mohon dimaklumi..hehe😍😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!