11

*

*

*

"Apa maumu." Tanya Laura pada pria di hadapannya saat ini begitu ia memutuskan sambungan teleponnya dengan Dave.

"Kau tau apa mauku honey."

"Jangan memanggilku dengan sebutan menjijikkan itu." Laura mengangkat tangannya bersiap menampar pria yang tengah duduk santai sambil memangku sebelah kakinya.

Namun tangannya berakhir di udara karena berhasil ditahan oleh tangan kekar sang pria.

"jangan gunakan tangan mulusmu ini melakukan hal bodoh lagi honey, Aku sudah cukup membiarkanmu melakukannya sekali." ucap pria itu dengan rahang mengeras.

"Dasar pria tidak tahu malu, berapa kali ku katakan padamu bahwa aku sudah tidak memiliki hubungan lagi denganmu, kau sangat menjijikkan." Laura menekankan kata jijik.

Namun pria di hadapannya ini begitu tidak perduli atas perkataannya.

"Lebih baik kau duduk manis, karena sebentar lagi pesawat ini akan segera lepas landas, nikmatilah perjalananmu, beberapa jam lagi kita akan tiba di New York tempat di mana seharusnya kita berada."

"Jangan membuatku semakin marah atau kau akan tahu akibatnya, peristiwa beberapa tahun lalu belum seberapa. Kau harus membayar mahal atas apa yang telah kau perbuat." Pungkas pria itu dengan mata nyalang ingin menerkam Laura.

Laura takut, ia memundurkan langkahnya dan menghempaskan diri dengan kasar pada kursi pesawat pribadi yang berada selangkah di belakangnya. Tidak berani lagi melawan, karena ia tahu pria di depannya itu sangat berbahaya.

Begitu pun sang pria yang juga kembali duduk di kursi berhadapan langsung dengan tempat Laura duduk.

*

*

"Hay mom." Dave memeluk sang mommy dari belakang.

"Kau sudah pulang Dave? Ini baru jam empat sore."

"Aku merindukan masakanmu mom. Mommy sedang memasak apa?"

"bubur abalone kesukaan Natasya, Ada yang ingin kau request Dave?" Tanya mommy dan terus dengan aktifitasnya mamasak. Wanita paruh baya itu seperti sudah terbiasa dengan perlakuan sang putra.

"Tolong buatkan spageti kesukaanku ya mom."

"Baiklah. Ganti pakaianmu, setelah itu turun jangan lupa ajak Natasya, kita makan malam bersama."

"okey mom." Dave berlalu menuju lantai dua kamarnya setelah memberikan kecupan pada puncak kepala Mommy.

sebenarnya Dave sudah kembali sejak siang tadi setelah menerima telepon dari Laura. Tapi ia mampir dulu ke makam Daddy dan kakaknya, seperti biasa ia akan meluapkan segala keluh kesahnya di atas makam Daddy nya.

hanya di tempat itu ia bisa dengan mudah bercerita, ia tidak ingin membebani orang-orang di sekitarnya terutama mommy dan Natasya, ia tidak ingin terlihat lemah.

setelah hampir empat tahun kepergian kedua orang tercintanya, Dave menjadi satu satunya yang betanggung jawab penuh atasa perusahaan keluarganya.

Berbagai macam masalah pelik telah ia lalui, bolak balik dari negara satu ke negara lain untuk memantau langsung perusahaan cabang jika terjadi masalah serius, belum lagi banyaknya pesaing bisnis yang selalu mencari celah untuk menjatuhkannya.

terlebih tiga tahun belakangan jack menemukan ada klan mafia yang berusaha mencelakai mommy dan Natasya.

hal ini menguatkan kecurigaan Dave bahwa pelaku pembunuhan itu bukan hanya anak dari para direktur pemegang saham yang dipecat sang Daddy, ia meyakini adanya orang lain yang menjadi dalang dari penembakan Daddy dan kakaknya. Pasalnya pistol yang digunakan pelaku adalah pistol kelas canggih dan termahal didunia produksi Amerika Serikat "the ... times." Yang tentu saja tidak sembarangan orang bisa memilikinya.

Ia juga meyakini ada pengawal sang Daddy yang menjadi kaki tangan musuh, karena dengan mudahnya pelaku mendapatkan informasi kemana Daddy nya saat itu dan lokasi yang bertepatan jauh dari jangkauan cctv juga keramaian, sehingga membuat Dave kesulitan menemukan titik terang atas pelaku sebenarnya.

sejak laporan yang ia terima dari jack, Dave menambahkan tingkat keamanan untuk Mommy dan Natasya, ia juga memecat beberapa pengawal yang ia curigai terutama yang ada bersama Daddynya saat peristiwa penembakan itu terjadi. Ia menyadari pelaku sebenarnya mengincar anggota keluarganya, tetapi yang Dave semakin penasaran adalah apa sebenarnya motif dari pembunuhan tersebut.

*

*

"kenapa wajah kakak di tekuk? Apa ada maslah?" Sky menyentuh lengan kakaknya. Ia merasa aneh karena sejak tadi kakaknya itu tampak sedih dan lebih banyak diam.

"kakak baik baik saja kan?" tanya Shannon khawatir, ia juga merasakan hal yang sama dengan Sky.

"iya sayang, kakak sangat baik." Kalian tidak perlu kawatir, ayo lanjutkan makannya.

"Apa ini ada hubugannya dengan proyek yang ditunda itu kak?" Sky kembali bertanya, ia tidak langsung percaya pada perkataan kakaknya, ia tau kakaknya itu sedang memiliki masalah.

Shanna mengangguk pelan ...

"apa mereka membatalkannya kak?" tanya Shannon, karena beberapa hari yang lalu setau mereka Shanna bercerita bahwa hanya perlu menunggu kabar dan proyeknya sudah bisa mulai di jalankan.

Shanna kembali mengangguk pelan, wajahnya tidak bisa menutupi kesedihan, terlebih rasa bersalahnya terhadap kak Andrew.

"apa alasan mereka menolak kerja sama itu kak?" Sky bertanya lagi.

"kakak membuat kesalahan. Dan CEO itu meminta kakak memohon maaf." Jawab Shanna tanpa menjelaskan panjang lebar.

"Apa kakak memang melakukan kesalahan?"

Shanna mengangguk lagi, membenarkan pertanyaan Sky.

"Ya sudah, kalau begitu kakak hanya perlu menemuinya dan meminta maaf. Bukankah kakak harus bertanggung jawab? hal itu yang selalu kakak ajarkan pada kami." jawab Shannon tersenyum memberi semangat menggenggam lengan kakaknya.

"iya sayang, kau benar." Shanna menangkup sebelah pipi sang adik.

"Besok kakak akan datang menemuinya dan meminta maaf." timpalnya lagi.

"sekarang lanjutkan makannya, makanlah yang banyak kaka sudah membuatkan sup kesukaanmu." Shanna menyendokkan sup ke piring Shannon.

Shannon dan Sky tersenyum kecil menanggapi dan kemudian ketiga kakak beradik itu kembali melanjutkan makan malamnya.

*

*

Sementara itu, di mansion utama keluarga Abraham juga terlihat tiga orang anggota keluarga yang sedang makan malam di meja oval berukuran besar. ada Dave, Mommy dan juga Natsya.

"Kreeek ...."

"aku sudah selesai, aku ke kamar ya mom." Natasya menggeser kursinya kebelakang, menghampiri mommy yang berada di seberang meja dan memberi kecupan di pipi sang mommy sebelum ia kembali ke kamarnya.

"Kau tidak pernah menyapaku setelah kau kembali dari London Sya." Langkah Natasya terhenti begitu ia mendengar suara bariton Dave.

"Kau sudah melihatku baik baik saja, bukankah itu cukup?"

"Ada apa denganmu Sya? kenapa kau semakin lama semakin tidak sopan? Dave mulai jengah dengan sikap Natasya yang seperti tidak menghargainya, bahkan adaiknya itu menyebut kakak tetapi kau.

"Seharusnya kau tanyakan itu pada dirimu." Natasya justru mengembalikan pertanyaan itu pada Dave

"Apa maksudmu?"

"Kau selalu berbuat seenaknya, aku seperti tahanan yang tidak bisa berbuat apapun dan kemanapun yang ku mau. Aku berhak atas diriku sendiri kak Dave." Natasya sedikit meninggikan suaranya, ia akhirnya mengeluarkan unek-unek yang selama ini ia simpan.

Dave akhirnya paham mengapa sikap adik kesayangannya itu berubah padanya, "aku melakukan semuanya untukmu, demi kebaikanmu." Dave menurunkan nada suaranya.

"Demi kebaikanku? Kakak tidak salah? apa kak Dave tau bagaimana aku malu saat Mike datang menyeretku di tengah banyaknya teman-temanku?asistenmu yang brengsek itu memaksaku pergi bahkan memikulku seperti karung beras ditengah acara kak." Natasya menangis, ia kembali mengingat bagaimana ia malu di perlakukan seperti itu oleh Mike.

Dave tersenyum tipis ...

"Mike melakukan itu karena kau melawannya, dia tidak akan memaksa jika kau mau diajak baik baik." Jawab Dave santai berlalu melewati Natasya, sebelum itu ia memberi kecupan pada sang mommy dan tidak lupa juga kecupan sayang pada adiknya yang sedang mengamuk itu.

"kau tersenyum kak? Kau jahaaat kak Dave." Natsya mendengus kesal menghentakkan kakinya.

"beritahu pada asistenmu itu aku akan membuat dia membayar perbuatannyaaa." Natasya berteriak agar kakaknya itu mendengarkan.

"Sudah sayang, jangan marah lagi. Kakakmu melakukan itu karena dia sangat menyayangimu." Mommy menghampiri putrinya lalu memeluknya.

"Mommy, huuu ... huuu ... huuu aku ingin jalan jalan keluar Negri mom, percuma aku kaya tapi seperti di penjara." Rengek Natasya balas memeluk sang mommy.

Sedangkan mommy hanya bisa mengelus punggung sang putri.

*

*

*

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

kayakny nih laura berhubungan dengan pria "musuh" dave

2024-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!