eps.6

*

*

"selamat pagi kak." Sapa Shannon pada Shanna dan juga Sky yang sudah siap di meja makan.

"hmmm." Sky menjawab

"pagi sayang, bagaimana keadaan mu? apa semuanya baik? sudah meminum obatmu?" cecar Shanna pada Shanoon.

"sudah kak, dan aku sangat amat baik, kakak ini cerewet skali seperti Mommy." jawab Shanoon yang seketika membuat suasana di meja makan menjadi hening.

mereka kembali mengingat sang Mommy dan juga Daddy.

"cepat habiskan sarapanmu,ini sudah hampir jam tujuh." Sky mencairkan suasana

"kakak cantik skali. Oh ya, ini kan hari senin, apa kakak tidak ke kantor?" tanya Shanoon pada Shanna karena tidak biasanya kakaknya itu pergi ke kantor menggunakan dress.

"kakak bekerja, tapi hari ini ada proyek baru di luar kantor, kakak di tunjuk mendampingi arsitek untuk membantu mendesain interior." Ucap Shanna antusias

"waaaah ... benarkah? kakak hebat." Shannon beryeeey ria mengacungi jempol pada kakaknya.

"selamat ya kak. Semoga hasilnya bagus, jangan lupa jaga diri kakak dengan baik." Sky berkata tegas.

"Siap boss." Jawab Shanna memberi hormat yang membuat ketiganya tertawa.

*

*

Di mansion utama ...

terdengar derap langkah berasal dari sepatu pantofel yang di kenakan Dave.

Ia berjalan ke arah dapur di mana sang Mommy berada.

"sudah rapih sekali masih pagi begini? apa ada acara?" tanya Mommy.

"hanya meeting biasa mom," Dave tiba di samping Mommy lalu memeluk dan memberi kecupan di dahi sang Mommy.

"dimana Natasya?!" Dave mengedarkan pandangannya mencari sosok adik perempuannya yang nakal itu.

"Masih di kamarnya, biarkan saja, mungkin dia cape karena tiba subuh sekali." Jawab Mommy sambil meletakkan beberapa lauk kesukaan putra satu satunya itu.

Dave hanya mengangguk paham, kemudian memakan sarapannya dengan tenang.

tidak ada pembicaraan lagi di anatara ibu dan anak itu.

Mommy juga tidak bertanya sama sekali perihal kepulangan Natsya, serta Dave yang tiba tiba ingin tinggal lagi di Mansion utama.

sedikit banyak ia sudah paham, karena melihat beberapa wajah baru dengan pakaian bodyguard berada di Mansionnya.

ia tidak ingin menambah beban pada Dave dengan berbagai pertanyaan yang sudah ia ketahui jawabannya.

Lagipula ia sangat senang dengan pulangnya kedua anaknya, karena ia tidak akan merasa sunyi di Mansion besar yang mampu menampung satu RT itu.

*

*

derap langkah yang berasal dari sepatu pantofel milik Dave dan Mike kembali menggema di lobi perusahaan Abraham Group.

semua karyawan tersenyum sembari membungkuk memberi hormat pada CEO beserta asistennya yang baru saja tiba itu.

sementara Dave terus melangkahkan kakinya, enggan menyapa bahkan sekedar memberi senyuman pun tidak.

ia teramat dingin dan tak tersentuh bagi orang orang yang mengenalnya dari luar saja, terlebih setelah kematian Daddy dan kakaknya.

Dave secara otomatis mewarisi perusahaan keluarganya, ia menjadi CEO menggantikan mendiang ayahnya.

Abraham Group salah satu perusahaan minyak dan gas multinasional yang berpusat di Roma, dianggap sebagai salah satu dari tujuh perusahaan minyak "super besar" di dunia.

Abraham Group beroperasi di 66 Negara dengan presentasi puluhan miliar.

Tidak heran jika Daddy nya memiliki banyak musuh. Hal ini juga membuat Dave mengerti kenapa sang kakak membentuk geng Mafia untuk melindungi keluarganya.

Dave yang dulu cuek dan tidak begitu perduli, tidak punya pilihan selain melanjutkan apa yang di tinggalkan sang kakek dan Daddy nya.

Ia satu satunya harapan keluarga, mengingat adik perempuannya yang nakal itu pasti malah akan merusak perusahaan jika di paksa bekerja.

*

*

Sementara di luar gedung ...

"Trimakasih pak." Shanna mengambil kartu kreditnya setelah ia membayar taksi.

ia terlihah sangat kerepotan, kedua tangannya penuh dengan barang.

"Astagaaah, untung saja aku memakai sendal dulu," ucapnya.

Ia kembali berjalan dengan tangan kanan memegang tas serta beberapa berkas, sementara tangan kirinya memegang paper bag berisi sepatu hak.

Shanna sengaja memakai sendal dulu karena ia hanya menaiki taksi, ia tidak ingin kerepotan berjalan menunggu taksi dengan sepatu hak.

sebenarnya Shanna memiliki mobil, namun hari ini dia menyuruh Sky memakai mobilnya karena motor Sky sedang di bengkel.

Shanna memandang gedung pencakar langit yang ada di depannya berlogo Abraham Group, ia merasa gugup. pasalnya ini adalah proyek pertamanya di luar kantor.

ia tidak ingin membuat atasannya kecewa, ia bertekat akan bemberikan hasil yang amat memuaskan untuk client nya.

walaupun hanya diperbantukan, tetap saja Shanna merasa bertanggung jawab.

jika berhasil, bukan tidak mungkin ia akan kembali di tunjuk pada proyek proyek selanjutnya. Fikir Shanna tersenyum lebar.

ddrrrrt ... dddrrrrtt ... dddrrrrrttt

Shanna tersadar dari lamunannya ...

"Hallo?"

"Anna ... cepatlah, dalam sepuluh menit CEO Abraham akan tiba, dan kau harus berada di ruang rapat sebelum es balok itu tiba," ucap seseorang di balik telpon genggam milik Shanna.

"Appaaaa?" Shanna membulatkan matanya.

pasalnya ia masih berada di luar gedung, sementara ruang rapat berada di lantai 20.

"Anna, tuan Dave sekarang berad-"

tuuuut ... tuuut ... tuuut

Belum sempat orang di balik telepon itu melanjutkan perkataannya Shanna sudah mematikan sambungan telepon.

dengan langkah seribu Shanna berlari memasuki lobi menuju lift, ia tidak menghiraukan petugas keamanan dan juga resepsionis yang mengejar memanggilnya.

Shanna terus berlari hingga berhenti seperti rem tepat di depan lift.

"Aaah sayang sekali." Shanna kecewa karena lift yang akan dia naiki sudah penuh dan perlahan mulai tertutup..

Ia melirik ke arah lift yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

"lift itu terbuka! iya, masih terbuka lebar." gumamnya tersenyum lebar.

Sementara petugas yang mengejar tadi mulai mendekat, semakin dekat dan hanya berjarak dua meter darinya.

Ia juga melihat beberapa pria bertubuh besar dari berbagai arah berlari menghampirinya.

Shanna tidak perduli lagi dengan dress nya,jika tertangkap maka urusannya akan panjang.

"Maafkan aku paaaak." Ucap Shanna setengah berteriak pada petugas. Kemudian berlari dengan sisa tenaganya, sekencang mungkin menuju lift itu tanpa memperhatikan tulisan yang mengatakan bahwa lift tersebut khusus petinggi perusahaan.

Cciiiiiiiitttt....

Bunyi sendal Shanna terdengar memekik di telinga dua orang pria yang sedang serius berbicara hingga membuat keduanya mengalihkan pandangan ke arah asal suara.

"Huuuuuh." Shanna menghembuskan nafas lega. Karena berhasil menggunakan sendalnya sebagai rem.

"kali ini keputusanku benar karena memakai sendal." Ucap Shanna merasa bangga, sambil mengibaskan rambutnya. Ia bahkan menggunakan kakinya untuk menghadang pintu lift yang mulai tertutup.

Ia masih tidak menyadari bahwa di lift itu tengah berdiri dua orang pria tampan, yang sejak tadi memperhatikan tingkah lakunya dengan raut berbeda.

Belum sempat pintu lift tertutup sempurna petugas keamanan itu telah sampai lebih dulu di hadapannya.

Maaf tuan, nona ini berlari memaksa masuk. Petugas itu berbicara gugup. Takut akan mendapatkan amarah dari atasannya.

Shanna melirik sekilas dengan ekor matanya ke kiri dan ke kanan, ia tersadar di lift itu ada dua orang pria.

"Astagaaaah." gerutunya.

.

.

.

.

ini novel pertamaku teman teman. Maaf yaa jika masih banyak kekurangan 🥰🥰

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

karya pertama yg mempesona thor😘😘😘😘😘😘😘

2024-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!