Hani yang melihat Farhan kebingungan pun ,mengalihkan pembicaraan dengan mengajak Farhan untuk pergi melihat-lihat perkebunan.
Hani mohon izin kepada pak Arif untuk mengajak Farah , namun Farhan terlihat diam, mungkin saat ini dia bingung dan penasaran dengan apa yang terjadi, namun seandainya Farhan tau bukan hanya dirinya saja, namun juga Hani sedang dalam kebingungan.
"Bang!" panggil Hani yang saat itu sedang merangkul lengan suaminya.
"Sepertinya ada yang sedang Abang pikirkan?" tanya Hani untuk membuyarkan lamunan Farhan
"Tidak Abang baik-baik saja."
"Sudah lah bang, kan kita kesini untuk jalan-jalan."
"lupakan semuanya sejenak." Hani menatap suaminya sambil tersenyum.
Dan Farhan pun terlihat tersenyum, Hani berharap semuanya akan baik-baik saja, bagaimana jika Farhan benar-benar lupa ingatan dan ,dia memaksakan untuk mengingat semuanya yang malah jadi sesuatu yang fatal untuk Farhan.
Hani tidak ingin niat Farhan mungkin untuk menenangkan diri, rupanya malah membuat dirinya tidak tenang, Hani terus berbicara dan bercerita tentang perkebunan dan juga lama sekitar, Walaupun sebenarnya dia tidak ada niat.
Dan juga tidak terlalu paham tentang semua itu, namun Hani melakukan hal itu agar Farhan tak fokus dengan pikirannya terkait kecelakaan dan juga lupa ingatan.
Setelah hampir jam makan siang, Hani dan Farhan pun kembali ke Villa, dan ternyata mbok Sri dan mang Kosim sudah menyiapkan makan siang untuk mereka semua.
Hani setelah membersihkan diri ,langsung menuju meja makan bersama Farhan, menikmati makan siang bersama.
"Bagaiman non jalan-jalan nya?" tanya mbok Sri saat Hani membantunya membereskan piring kotor.
"Hani suka mbok pandangan disana sangat bagus. "
"Sayang mbok enggak ikut." ucap Hani sambil tertawa kecil.
"Mbok kan sudah sering non, ke perkebunan teh ."
"Hampir setiap Minggu mbok, dan mang Kosim kesana non."
"Hmm, pasti menyenangkan ya mbok "
"Iya non, Susana nya sejuk." jawab mbok Sri sambil mengalihkan pandangan ke arah Hani.
"Mbok, apa boleh Hani bertanya?"
"Tentu saja non, boleh."
"Apa bang Farhan tidak ingat tentang di pernah mengalami kecelakaan?" tanya Hani kepada mbok.
"Mbok juga tidak tau non, memang mbok sempat dengar den Farhan mengalami luap ingatan non, tapi kenapa non Hani tiba-tiba bertanya begitu?"
"Hani hanya bingung mbok, karena tadi diperkebunan ada pak Arif, bertanya kepada bang Farhan."
"Akan tetapi bang Farhan seperti bingung dan tidak ingat kapan hal itu."
"Apa yang terjadi sebenarnya ya mbok?"
"Mbok juga tidak paham non."
"Karena mbok tidak pernah bertemu dengan den Farhan dan juga nyonya, sejak terdengar kabar kecelakaan tersebut."
"Ya sudah mbok, tidak apa-apa."
"Terimakasih banyak ya mbok."
Hani pun izin pergi ke ruang tamu untuk bertemu dengan Farhan yang sedang duduk sendirian disana. Farhan terlihat melamun saat itu.
"Abang!" panggil Hani .
Farhan menoleh ke arah datangnya suara, dan tersenyum ke arah Hani, yang sedang berdiri disamping nya.
"Apa abang sedang ada Masalah?" tanya Hani .
"Tidak, Abang hanya bingung dengan perkataan pak Arif di perkebunan tadi." cerita Farhan.
"Abang tidak ingat Masalah kecelakaan, apa benar Abang pernah kecelakaan?"
"Tapi Abang benar-benar tidak ingat dengan semua itu, apa yang terjadi dengan Abang?"
Hani sesat terdiam, dia sendiri sebenarnya juga bingung dengan apa yang dia dengar tentang suaminya, namun Hani juga tidak bisa menjelaskan apapun karena yang benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi.
"Apa lebih baik kita pulang saja bang?" tanya Hani kepada suaminya.
"Mungkin mami punya jawaban tentang semua itu." ucap Hani mencoba menghibur Farhan.
" Kalau kita terlalu lama disini takutnya mami sudah keburu pulang kembali ke luar negeri."
"Dari pada Abang kepikiran seperti ini lebih baik kita pulang saja."
"Tapi kita baru sampai kan?" Farhan terlihat tak tega ,Karena takut akan mengecewakan Hani yang baru saja sampai di puncak.
Akan tetapi di satu sisi hati, dia pun memang benar tidak tenang dan kepikiran dengan apa yang baru saja didengar nya, Farhan bingung saat itu.
"Bang ,Hani tidak ada Masalah jika kita pulang, kalau kita ingin kesini kita masih bisa lain kali kan?" Hani mencoba meyakinkan Farhan.
Farhan terdiam dan menarik nafas berat, Hani paham betul dengan perasaan Farhan. dia sendiri yang tidak mengalami nya pun merasa tidak tenang, dan ingin tau semua kebenarannya saat itu, bagaimana lagi dengan Farhan.
"Kita bisa berangkat sore ini ,sebelum gelap." Hani memberikan saran kepada Farhan.
"Maaf kan Abang ya!" Farhan mencium kedua punggung tangan Hani, namun Hani merasakan kalau Kali ini Farhan memang seperti menyimpan beban.
"Ya sudah ,lebih baik kita bersiap untuk pulang."
Dan Farhan pun setuju, mereka bersiap-siap dan setelah memberitahu mbok Sri dan mang Kosim Mereka pun langsung berangkat pulang ke Jakarta lagi.
Hani berpikir kalau untuk liburan masih bisa di lain kali, tapi kalau untuk menyelesaikan semua kebimbangan Farhan rasanya tidak mungkin kalau ditunda terlalu lama lagi.
Sore itu keduanya pun berangkat menuju Jakarta, dan Hani memaksa dia yang akan mengendarai mobil , karena Hani tahu saat ini kondisi pikiran Farhan sedang tidak baik.
Mobil terus melaju melintasi jalan Raya namun Farhan hanya diam ,tak seperti biasanya. Tapi Hani tidak ambil pusing akan hal itu , karena dia lebih khawatir dengan perasaan Farhan saat ini.
sekitar jam 09.00 malam mereka pun tiba di rumah, mami yang sedang berada di kamar nya pun langsung buru-buru keluar, begitu melihat mobil Farhan memasuki pekarangan rumah dari Cctv rumah itu.
Mami pun terlihat begitu khawatir, karena anak dan menantunya baru saja pergi untuk berbulan madu, namun kenapa sudah Kembali apa terjadi sesuatu dengan mereka?
Mami menuju keruang tengah dan bertemu dengan Farhan dan Hani disana, Farhan terlihat lesu dan diam, tak bicara sama sekali, sedangkan Hani mendekati mertuanya dan mencium punggung tangannya.
"Ada apa ini?" tanya mami terlihat panik.
"Apa terjadi sesuatu dengan kalian?"
"Tidak mi, Mami duduk dulu disini." ajak Hani.
Mami pun tak menolak dan duduk disamping Hani dan farhan, Mami juga penasaran dengan apa yang terjadi, akan tetapi mami tak lagi berpikir kalau mereka sedang ada Masalah berdua, karena sikap Hani biasa saja.
"Mami!" panggil Farhan.
Mami pun mengalihkan pandangan kepada putra semata wayangnya, yang saat itu terlihat begitu berantakan, bukan seperti Farhan yang mami kenal, yang selalu ceria.
"Tolong mami sekarang ini bicara jujur semuanya sama Farhan." ucap Farhan sambil menatap ke arah mami nya.
"Mami tidak tau apa yang kamu maksud Farhan."
"Mi, kenal Farhan bisa tidak tau tentang kecelakaan yang menimpa Farhan tiga tahun yang lalu?" tanya Farhan kepada mami.
Mami pun tersentak, dia seperti begitu kaget dengan pertanyaan tersebut, apa sebenarnya yang sedang disembunyikan oleh mami saat ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments