Tak ada lagi kebohongan

"Begini saja, bawa mami kerumah Hani sekarang!" pinta mami kepada Farhan.

"Tapi mami." Farhan ragu akan hal itu.

Yakin lah mami akan melakukan yang terbaik untuk kamu dan Hani, mungkin tidak mudah untuk Hani menerima semuanya, namun kita harus mencoba nya.

Farhan pun akhirnya setuju, Dan mami bersiap-siap untuk bertemu Hani, bukan sebagai seorang tante, akan tetapi sebagai seorang mertua untuk Hani.

Walaupun sebenarnya mereka tidak yakin akan mampu menyelesaikan semuanya, tapi tidak ada salah nya dicoba.

Farhan melajukan mobilnya menembus jalan raya, namun dengan perasaan campur aduk saat itu, dia benar-benar takut kalau kedatangan mami ke rumah Hani saat ini bukan menyelesaikan permasalahan malah semakin rumit.

Namun dia mencoba untuk tetap positif thinking, dan berharap semua akan baik-baik saja..Tak berpa lama mobil pun terparkir sempurna dihalaman rumah Hani, Karen memang jarak rumah mereka hanya sekitar 45 menit.

Namun Farhan tak lagi melihat Hani disana, dia dan maminya berjalan menuju pintu rumah Hani, Farhan mengetuk pintu , Dan tak berapa lama mertuanya pun datang dengan membuka pintu.

"Farhan?" panggil mertuanya.

"Ibu, Hani dimana?" tanya Farhan dengan wajah yang terlihat galau.

"Ad dikamar nya."

"Ibu, perkenalkan ini maminya Farhan!" mami mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan ibunya Hani.

Namun bukannya menyambut uluran tangan maminya Farhan, ibu Hani malah memeluk erat besan nya yang sama sekali belum pernah dia temui.

Akhirnya keduanya pun berpelukan erat, mami merasa lega, setidaknya akan ada yang akan mempermudah permasalahan ini selesai.

Mereka masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu rumahnya Hani ,sebuah rumah yang begitu sederhana namun di dalamnya tertata dengan rapi.

"Sebentar saya panggil Hani dulu."

Dan tak berapa lama, Hani pun terlihat keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang tamu,Dia langsung melebarkan senyumnya ketika melihat orang yang bersama Farhan.

"Tante!" panggil nya.

Orang yang dipanggil tante pun memeluk erat Hani saat itu, Hani pun menjadi kebingungan, begitu juga dengan ibu dari Hani dia bingung kenapa hanya memanggil ibunya Farhan dengan sebutan tante.

"Sayang ,apa bisa kita bicara sebentar?" tanya mami saat itu.

Hani menganggukkan kepalanya saat itu, dia hanya berpikir mungkin saat ini Tante datang untuk membantu permasalahannya dan Farhan, mungkin Farhan sudah minta tolong kepada tantenya untuk membujuk dirinya pulang.

Tante membawanya untuk duduk di teras rumah, kali ini wajah tante terlihat serius namun Hani tetap berusaha untuk tenang, dia berpikir mungkin akan banyak rahasia yang akan dia tahu setelah ini.

Namun hari ini Hani harus siap untuk semua itu, apalagi saat ini dia juga kepikiran dengan orang tua Farhan yang mungkin tidak bisa menerima dirinya yang hanya berasal dari keluarga sederhana.

"Tante, apa yang ingin Tante ceritakan?"

"Tolong ungkapkan semuanya, jangan ada kebohongan lagi tante." ucap Hani ,kali ini tatapan nya memang meminta kejelasan dari keluarga Farhan.

"Sebelumnya, Tante mohon maaf yang sebesar -besarnya ."

"Mungkin nanti apa Yang akan Tante katakan akan menyakiti hati Hani "

"Tante, lebih baik ungkapkan semuanya, Hani tidak ingin lagi ada hal yang disembunyikan dari bang Farhan." jawab Hani

"Kalau memang keluarga bang Farhan tidak ingin menerima Hani sebagai menantu, Hani ikhlas kalau memang bang Farhan akan meninggalkan Hani Tante."

"Semuanya mungkin sudah takdirnya, kami hanya dipertemukan dalam waktu yang singkat."

"Hani tidak akan marah, karena memang Hani tidak sepadan dengan bang Farhan, status kami berbeda Tante."

Mami Farhan saat itu hanya menjadi pendengar, ada rasa haru dihatinya, dan dia pun akan melakukan cara apapun agar Hani dan Farhan tetap bersama, karena dia yakin tak akan ada perempuan yang sederhana seperti Hani, yang tak memandang Farhan dari hartanya.

Mami mencoba untuk tenang sebelum bicara, dia harus siap apapun yang dipikirkan Hani tentang nya, yang jelas tidak ada niat jahat disana.

"Mungkin apa yang akan Tante sampai kan membuat kamu marah dan benci dengan Tante."

"Tapi Tante mohon jangan pergi meninggalkan Farhan ,Hani!"

"Karena Farhan tidak akan mampu hidup tanpa kamu."

"Farhan memang berasal dari keluarga berada Hani, dan memiliki perusahaan, salah satunya adalah tempat dimana Hani bekerja saat ini."

"Dan orang tua Farhan juga bukan berada di kampung, akan tetapi diluar negeri."

"Dan Farhan hanya memiliki maminya saja, karena papi dari Farhan telah meninggal."

Hani masih terdiam mendengarkan semuanya, dia tak berkomentar apapun, ada rasa kecewa. Namun Farhan tak pernah menyakiti nya selama ini, dia begitu menyayangi dirinya.

"Dan kamu tau Hani, mami dari Farhan adalah saya." ucapan mami kali ini mengalihkan pandangan Hani.

Kali ini dia merasakan terkejut yang luar biasa, tak menyangka kalau suami dan mertuanya membohongi dirinya.

"Hani tidak perlu khawatir kalau keluarga Farhan tidak menerima Hani, karena mami begitu menyayangi Hani."

" Mami tidak ingin kehilangan menantu sebaik kamu nak."

"Dan tolong jangan benci mami dan Farhan, karena Farhan melakukan semua ini karena Farhan memiliki trauma tersendiri dengan seorang wanita."

"Farhan takut untuk memilih pasangan, akan tetapi mami bersyukur kehadiran Hani membuat Farhan Berani menikahi seorang perempuan bahkan yang baru dikenal oleh nya." mami menyentuh kedua bahu Hani, menatap mata gadis itu lekat-lekat.

Dan entah kenapa tatapan itu begitu meneduhkan hatinya saat itu, Hani bisa merasakan ada cinta dimata ibunya Farhan, akan tetapi Hani merasa kan ketakutan tersendiri, karena memang keluarga Farhan dan dirinya begitu jauh berbeda, bagai langit dan bumi.

Akan tetapi Hani tetap bahagia, karena tau mertua nya adalah wanita yang begitu menyayangi dirinya selam ini, dan mami tiba-tiba memeluk erat tubuh Hani, dan meminta Hani untuk memaafkan dirinya dan Farhan.

Farhan dan ibu yang berdiri tak jauh dari pintu hanya menatap kejadian itu, Farhan berjanji pada dirinya akan melakukan yang terbaik untuk keluarganya, dan tak akan melakukan kebohongan sekecil apapun lagi kepada Hani.

"Hani!" panggilan Farhan pun membuat mami melepaskan pelukannya.

"Tolong jangan marah dengan Mami."

"Karen Abang lah yang memaksa mami untuk ikuti sandiwara Abang."

"Tolong maafkan abang, Abang janji kan lakukan apapun untuk memperbaiki semua ini." Farhan menggenggam erat kedua jemari nya Hani.

Hani masih terdiam, menatap mata suaminya yang begitu penuh harap saat itu, dan tanpa menunggu jawaban Farhan pun memeluk erat Hani, dan memohon agar Hani tak meninggalkan dirinya.

Hani akhir nya terisak dalam pelukan Farhan, yang juga membalas pelukan dari suami nya, suasana menjadi haru saat itu, dia benar-benar tak menyangka akan begini jalan hidup nya.

"Apakah Hani mau memaafkan Abang?" tanya Farhan."

"Hani sudah maafkan abang."

"Kalau begitu kita pulang kerumah kita ya?"

Hani hanya mengangguk, setelah menatap ke arah ibunya yang mengangguk kan kepalanya ,tandanya meminta Hani kembali kerumah suaminya.

Siang itu setelah makan siang, Farhan dan Hani pun pamit pulang kerumah, tentu saja Hani berharap ini semua awal yang baik untuk mereka, sejenak semua melupakan wanita yang pernah datang kerumah nya.

Hanya ada bahagia di relung hati masing-masing yang tak dapat dijelaskan saat itu. Namun akan kah bahagia itu terus bersama mereka?

Terpopuler

Comments

Dwi Sulistyaningsih

Dwi Sulistyaningsih

oh, ini alasannya toh

2024-01-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!