"Hani." Farhan meraih jemari Hani dan mencoba untuk menjelaskan semuanya. Namun Hani hanya diam, dia merasa begitu kecewa karena Farhan telah membohongi dirinya selama ini.
Dan setelah tau siapa Farhan Hani pun merasa dirinya tak pantas bersanding dengan Farhan, karena berbeda kasta.
"Hani, walaupun saat ini aku bukan seperti yang kamu kenal, tapi kamu harus tau kalau aku tidak bisa kehilangan kamu."
Hani masih terdiam , dia belum bisa berkata-kata setelah apa yang terjadi, dia mendapat dua kejutan yang luar biasa sekaligus saat itu. Kedatang tamu dan juga tau kalau suaminya telah berbohong.
"Pulang lah bersama Abang?" pinta Farhan.
"Biarkan kan Hani menemani ibu dulu." jawab Hani.
Ibu yang sedang berada di dapur sesekali melirik ke arah Farhan dan Hani, perasaan nya yang gelisah ternyata benar adanya kalau anak nya sedang tidak baik-baik saja.
Tapi dia tak ingin ikut campur dalam hubungan keduanya, karena memang sebuah rumah tangga akan ada pasang surut nya, hanya keduanya harus mampu melewati semuanya.Ibu berjalan mendekat ke arah Hani dan Farhan saat itu.
"Hani, Farhan ,kita makan dulu!" ajak ibu .
Dan Farhan hanya tersenyum dan mengajak Hani untuk ke rumah makan, dan Hani pun tak menolak karena tak ingin ibunya ikut memikirkan dirinya, Hani tidak ingin ibu nya ikut terbebani dengan masalah nya.
Makan malam pun dilewati tanpa ada yang bicara, semua sibuk dengan piring masing-masing, namun lain hal nya dengan Hani yang hanya sibuk mengaduk-aduk makanan dalam piring nya, pikirannya menerawang entah kemana.
Dia begitu jauh berpikir, bagaimana kalau orang tua Farhan tak menyetujui pernikahannya dengan Farhan, dan Farhan pergi meninggalkan dirinya, bisa patah hati dadakan dia.
"Nak, makan lah yang benar!" ibu menegur Hani yang tak juga menyuapi makanan ke mulut nya.
Hani pun menghentikan tangannya, dan tersenyum ke arah ibunya, senyum terpaksa. Namun dia tak juga makan.
"Ibu, Hani ke kamar dulu ya, Hani sudah kenyang." ucap Hani.
Namun tentu saja ibu tidak percaya, Hani sama sekali tidak menyuapkan makanan yang didalam piring ke mulutnya bagaimana dia bisa kenyang.tapi ibu hanya mengiyakan saja.
"Farhan, ada apa sebenarnya?" tanya ibu.
"Bukanya ibu ingin ikut campur, akan tetapi ibu tidak ingin rumah tangga kalian jadi seperti ini nak."
Farhan pun menarik nafas panjang, kebetulan Farhan sudah selesai makan malam, dia Dan ibu pun malam itu berjalan menuju ke teras rumah, suasa malam begitu dingin menusuk ke tulang.
"Bi, sebelum nya Farhan minta maaf, karena Farhan telah melakukan kesalahan kepada ibu dan Hani." ucap Farhan sambil menatap mertuanya itu.
"Ada apa nak?"
"Bu, sebenarnya selama ini saya memiliki sebuah perusahaan, dan tempat dimana Hani bekerja, dan orang tua saya juga tidak berada di kampung tapi diluar negeri."
"Hani marah besar setelah mengetahui hal itu Bu, Farhan mohon ibu jangan marah dan membenci Farhan." Farhan bercerita panjang lebar, dia tak ingin lagi ada yang ditutupi dari Hani dan keluarganya.
Ibu terdiam, dia bingung harus bahagia atau pun marah, mungkin saat ini putrinya akan hidup berkecukupan ,namun apakah keluarga Farhan akan menerima putrinya, hal yang sama terpikirkan oleh ibu.
"Bagaimana kalau orang tua kamu tidak menginginkan Hani Farhan?" tanya ibu.
"Ibu jangan khawatir akan hal itu."
"Farhan jamin semua itu tidak akan terjadi."
"Hanya saja saat ini Hani yang tidak ingin memaafkan saya yang membuat saya bingung Bu."
"Tolong ibu bantu Farhan untuk bujuk Hani pulang kerumah."
"Lebih baik kamu istirahat, besok ibu akan coba bicara dengan hani, mudah-mudahan Hani mengerti ya nak."
"Tapi kenapa kamu tidak jujur pada Han" tanya ibu.
"Farhan hanya ingin mencari seorang istri yang mau menerima. Farhan dalam. kondisi apapun bu, dan Hani adalah perempuan yang Farhan cari."
"Namun Farhan bingung harus mulai bicara dari mana tentang semua ini." Farhan terlihat frustasi.
Dia pun akhirnya memutuskan untuk masuk dan istirahat begitu juga dengan mertuanya, namun Farhan tidur dikamar tamu, karena dia tak ingin menganggu Hani, mungkin saat ini Hani butuh waktu untuk memikirkan semua itu.
Malam itu Hani dan Farhan tak bisa tidur nyenyak, ini pertama kalinya Farhan dan Hani tidur terpisah sejak mereka menikah, biasanya tidur dikamar yang sama. walaupun terkadang beda tempat.
Tapi malam ini Hani dan Farhan harus berbeda kamar dan dalam kondisi tidak baik. Farhan bingung ,dia benar-benar tak ingin kalau terjadi sesuatu dengan hubungan nya dan Hani.
Keesokan pagi Farhan sudah bangun begitu pagi, dia memang tidak bisa tidur, dia berharap pagi ini semua bisa baik-baik saja.
Tak lama Hani juga sudah ikut bangun, dia langsung bertemu Farhan diruang tamu, namun belum juga bicara, Hani ke dapur dan membuatkan Farhan teh hangat lagi itu, dan menyuguhkan kue buatan ibunya ,yang baru saja selesai.
Namun saat kedapatan, ibunya pun bicara Maslaah dirinya dan Farhan, ibu berharap Hani dan Farhan bisa baikan dan seperti sebelum nya.
Hani hanya menanggapi dengan senyum, dia takut akan ada kebohongan lain yang Farhan sembunyikan, seperti perempuan yang datang kerumah nya kemarin pagi.
"Kenapa belum bersiap?" tanya Hani pada Farhan yang terlihat santai."
"Abang libur." jawab Farhan santai."
"Iya Hani lupa, kalau Abang pemilik perusahaan, jadi bisa datang sesuai hati." jawab Hani dengan tatapan dingin.
Dia pun teringat dengan perkataan Lisa kalau dirinya masuk dikantor itu pasti karena melalui seseorang, sedangkan ijazah pun dia tak punya.
Rupanya benar saja yang dikatakan oleh Lisa, kalau dia bisa bekerja karena Farhan adalah suami nya sata itu, pemilik perusahaan.
"Mulai besok Hani akan berhenti bekerja." ucap Hani.
"Kenapa?" tanya Farhan bingung ini kedua kalinya Hani minta mundur dari perusahaan.
"Hani tidak ingin kalau sampai orang lain tak, dan menganggap Hani bekerja karena Hani adalah istri abang "
"Jangan pikirkan semua itu yang penting kamu bahagia dan lakukan apa yang membuat mu bahagia Hani." jawab Farhan meyakinkan.
"Tapi ini tidak benar bang."
"Semua Abang serahkan sama kamu." akhirnya Farhan mengalah dan tak lagi memaksa keinginan istrinya.
Yang terpenting untuknya Hani ingin kembali dan tak meninggalkan diri nya, dia janji dalam hati akan melakukan yang terbaik untuk Hani, jika dia mau memaafkan dirinya.
"Apakah kamu masih entah dirumah ibu?" tanya Farhan mengalihkan pembicaraan.
"Hani ingin menemani ibu dulu." jawab nya santai.
"Ya sudah, kalau begitu Abang juga kan tinggal disini."
"Kenapa Abang tinggal disini juga, bagaimana rumah kita?" tanya Hani bingung dengan rumah yang ditinggalkan tanpa penghuni itu.
"Sudah nanti Abang akan cari orang yang mau jaga rumah kita."
Hani Hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Farhan yang tak mau mengalah dan menurut dengan keinginannya.
"Abang akan pulang kalau Hani ikut pulang."
Hani bingung, namun dia belum ingin kembali kerumah, dia masih ingin menenangkan dirinya dirumah ibunya. dia takut kembali dan bertemu dengan wanita yang ingin menikah dengan Farhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments