Hani berharap kepulangan nya kerumah adalah awal untuk mereka berdua, Dan mulai hari ini Farhan membawa Hani kerumah nya Yang sedang ditempati mami nya, karena itulah rumah Farhan
Dan rumah yang mereka tempati sebelum nya diberikan kepada Beni oleh Farhan, karena selama ini Farhan begitu banyak menolong dirinya.
"Mulai sekarang kita akan tinggal disini!"
"Dimana pun kita tinggal, Hani tidak Maslaah bang."
"mudah-mudahan kita bisa hidup tenang disini ya bang."
"Iya, Abang janji akan selalu menjaga Hani dengan baik."
Hani pun tersenyum, tanpa berjanji pun Hani tau kalau farhan begitu menyayangi dirinya, hanya saja kebohongan yang dilakukan Farhan sempat membuat dirinya kecewa.
Namun Hani tak ingin lagi Masalah ini menghancurkan pernikahannya saat itu, dia berharap yang berlaku biarlah berlalu.
"Farhan!" panggil mami.
"Mami sudah mempersiapkan resepsi pernikahan kalian." ucap mami.
"Tapi mi, itu tidak perlu." jawab Hani.
"Tidak nak, mami ingin semua orang tua kalau kamu dan Farhan telah menikah ."
"Mami tak ingin lagi ada yang mengganggu pernikahan kalian sayang."
"Tapi mami, kami sudah menikah lama, dan untuk Hani bukan resepsi yang Hani ingin kan tapi Banga Farhan yang selalu menjaga Hani dengan baik." jawab Hani sambil merangkul lengan suaminya.
"Tapi sayang, anggap aja mami ingin mengumumkan siapa menantu mami didepan orang banyak."
"Kalian berdua hanya mengatakan iya saja semuanya biar Mami yang siapkan."
"Mami sudah putuskan pesta pernikahan kalian akan diselenggarakan di akhir bulan ini."
"Bulan ini mami?" tanya farhan kaget.
"Iya, semua sudah Mami siapkan sebelum kejadian ini ,Mami sudah berencana untuk menyelenggarakan pesta pernikahan untuk kalian."
"Jadi minggu depan kalian harus fitting baju pengantin."
"Apa benar semua sudah Mami siapkan?"
"Sudah, semua Aman."
"Oke mi." tak mungkin lagi Farhan menolak keinginan mami nya, karena memang semua telah selesai dipersiapkan.
Mungkin mami benar pikir Farhan, dia harus umum kan pernikahannya dan juga Hani, agar tak ada lagi yang berharap dan mendekati dirinya, dia tak ingin pernikahannya kacau lagi.
"Bagiamana Farhan, jangan diam saja?" pertanyaan mami membuyarkan lamunan Farhan saat itu.
"iya mi, Farhan setuju." jawab Farhan.
Mami pun memperlihatkan senyumnya, dia bahagia karena farhan tak lagi menentang keinginan dirinya.
Farhan dan Hani pun izin masuk kedalam kamar, mereka ingin istirahat, dan juga Farhan ingin memperlihatkan kamar yang sebenarnya sudah dipersiapkan untuk istri nya, namun dia belum bisa membawa Hani karena dia merahasiakan identitasnya kepada Hani.
"Sayang, ini kamar kita!" ucap Farhan begitu membuka pintu kamar.
Hani sejenak tertegun, kamar yang begitu luas itu mungkin hampir keseluruhan rumahnya Hani. Ternyata suaminya memiliki begitu banyak harta, seketika itu juga Hani merasa dirinya benar-benar begitu jauh dengan berbeda dengan Farhan.
Kehidupan Farhan benar-benar gemilang, seperti seorang putra mahkota, sedangkan dirinya bagaikan Upik abu dibandingkan keluarga Farhan, jujur hati hani menciut.
Walaupun mungkin seperti kata ibu nya, mungkin ini adalah rezeki baik untuk Hani, memiliki seorang suami yang memiliki kekayaan dan juga begitu mencintai dirinya.
Akan tetapi entah kenapa ada rasa minder sendiri dihati nya Hani, namun dia tak ingin mengungkapkan apa yang dia rasakan kepada Farhan.
"kenapa?" tanya Farhan.
Hani memperlihatkan senyumnya kepada farhan, walaupun sebenarnya hatinya tidak seperti senyumnya saat ini.
"Bang Farhan, apa tidak sebaiknya kita tinggal diruang kita sebelum nya saja?" tanya Hani.
"Apa rumah ini kurang nyaman?"
"Bukan bang, tapi Hani merasa rumah ini terlalu besar untuk kita berdua, apalagi mami akan kembali ke luar negeri ,rumah ini pasti kan sepi." jawab Hani.
Farhan menyentuh kedua bahu istrinya, dan menatap mata indah itu, Farhan tak ingin melihat istrinya merasakan tidak nyaman.
"Sayang, nanti kita akan ramaikan rumah ini dengan anak-anak kita kan?" tanya farhan.
Yang otomatis membuat Hani tersipu malu.
"Kenapa lah Abang cerita tentang anak, memangnya Hani bilang mau punya anak dengan Abang?"
"Jadi Hani tidak ingin punya anak dengan Abang?" tanya Farhan berpura-pura merajuk."
Sontak saja, Hani tertawa, terkekeh melihat kelakuan Amar yang sedang berpura-pura merajuk, dan sesaat suasana dikamar itu menjadi begitu ceria.
Memang Hani mengakui kalau Farhan memang lelaki yang baik, dia tak hanya menyayangi dirinya namun juga menyayangi ibu nya layak nya ibu Farhan sendiri.
"Kalau kamu kesepian, ajak saja ibu untuk tinggal bersama kita, kan toko kue ibu juga tidak terlalu jauh dari sini."
"Ibu pasti tidak mau, dia begitu mencintai rumah kami yang dipenuhi oleh kenangan ayah bang." sesaat Farhan bisa melihat kesedihan Dimata gadis itu saat bercerita tentang ayah nya.
"Apa kamu merindukan ayah?" tanya Farhan sambil merangkul bahu istrinya.
"Iya bang, Hani sudah berpisah dengan ayah sejak Hani ber umur lima tahun."
"Hani rindu masa-masa itu kembali." mata Hani mulai berkaca-kaca.
"Sudah, jangan sedih."
"bagaimana kalau besok kita ajak ibu, untuk ke makam ayah?" tanya Farhan sambil tersenyum.
"Benar Abang mau kesana?"
"Tentu saja, Abang ingin meminta izin kepada ayah, bukan kah Abang belum minta izin saat menikahi kamu?"
Hani tersenyum, Dan memeluk tubuh Farhan dari samping, dia benar-benar bersyukur mendapatkan Farhan, bukan karena hartanya akan tetapi karena kebaikan nya yang luar biasa kepada Hani.
Hari pertama dirumah yang juga baru pertama didatanginya, Hani merasakan suasana yang berbeda, tinggal satu atap dengan mami nya Farhan, namun tanpa ada lagi kebohongan.
Setelah makan malam, Farhan dan Hani pun menghabiskan waktu bersama , waktu yang mungkin selama ini terhalang oleh berbagai macam hal yang dirahasiakan , dan juga beranggapan pernikahan mereka hanya sebatas kerja sama semata.
Keesokan pagi, Farhan terlihat bangun dengan senyum lebar nya, mungkin ini adalah kehidupan yang baru untuk Farhan. Dia benar-benar telah menjadikan Hani seorang istri seutuhnya bagi farhan.
"Sayang, Abang akan pergi ke kantor, apa Hani masih ingin ke kantor?" tanya Farhan dia tak akan memaksa jika Hani tidak ingin bekerja lagi.
"Hari ini Hani akan menemani mami saja dirumah, bukan kah banyak hal yang akan mami lakukan untuk persiapan resepsi pernikahan kita."
"Ya sudah, Abang pergi dulu, jaga diri baik-baik."Farhan memeluk dan mencium kening Hani.
Dia sudah tak lagi menahan keinginan nya untuk memberikan perhatian kepada Hani, yang mungkin selama ini Farhan tak berani menunjukkan secara langsung perhatian nya.
Hani melambaikan tangan ke arah Farhan yang akan masuk kedalam mobilnya.
"Sayang, Farhan sudah berangkat?" tanya mami yang baru saja datang.
"Iya mi, bang Farhan harus mengurus pekerjaan di Kantor."
"Sayang, bagiamana kalau hari ini ikut mami!"
"Tapi mami mau kemana?" tanya Hani ingin tau.
"Mami ingin mengajak Hani untuk pergi ketempat catering yang akan kita pakai di acara kalian nanti."
"Mami sendiri yang akan mencari nya?" tanya Hani.
"Sebenarnya sudah dicarikan oleh orang kepercayaan mami, tapi mami ingin bertemu mereka sendiri." jawab mami.
"Ya sudah mi, kalau begitu Hani akan bersiap-siap dulu." Hani pun pamit ke kamar nya untuk bersiap-siap.
Dan tak perlu waktu lama, Hani sudah turun ke lantai bawah , dan bertemu dengan mami yang sudah menunggu dirinya. Mereka berangkat bersama menuju ketempat tujuan mami sebelum nya. Dan dalam hati Hani berharap semoga semuanya berjalan lancar dan sesuai harapan mereka.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Dwi Sulistyaningsih
Aamiin 🤲🏻
2024-01-22
1