Lelaki yang baru saja dipanggil Om oleh Hani itu pun menatap ke arah Hany, namun gadis dihadapannya sekan tak peduli, dia tetap mencari keberadaan yuna, dan begitu Hani akan pergi dari lelaki tersebut, dia pun menahan dengan Menarik jaket milik Hani saat itu.
Sontak saja Hani berbalik dan mencak dengan sikap lelaki dihadapannya. Dia begitu kesal diperlakukan begitu, apalagi dia masih belum sadar kalau dialah sebenarnya yang salah.
"Mau nya Om apaan seh?" tanya Hani dengan kesal.
"Kamu mau tau ?" tanya lelaki tersebut. Akan tetapi saat itu dia terlihat sedang berpikir keras, dan Hani pun jadi takut, bagaimana kalau dia berlaku jahat dengan dirinya.
"Dimana rumah kamu?" tanya lelaki tersebut.
"Untuk apa bertanya tentang rumah saya?" tanya Hani balik ,masih dengan suara judes nya itu.
"Ayo kita pulang!" ajak lelaki tersebut.
"Tidak, tidak!"
"Saya mau cari teman saya dulu, dan saya juga tidak kenal anda, kenapa harus pulang bersama."
"Kalau begitu perkenalkan dulu saya Farhan." sambil mengulurkan tangan ke arah Hani.
Tapi Hani bukannya menyambut uluran tangan lelaki yang mengaku bernama Farhan itu, tapi malah dia terlihat bingung sendiri. Benar saja bukannya menyambut uluran tangan tapi dia malah pergi meninggalkan Farhan yang masih berdiri ditempatnya saat itu.
Dan Farhan malah mengikuti Hani Sampai dia bertemu dengan sahabatnya yuna, dan karena kejadian itu Hani langsung mengajak Yuan untuk pulang, dia tak ingin berlama lagi disana.
Sepanjang perjalanannya pulang dia terus saja bercerita kepada Yuna tentang apa yang terjadi, namun Yuna hanya diam saja karena berpikir kalau itu adalah teman kampusnya.
Begitu sampai rumah Hani sudah ditunggu ibu nya di teras rumah.
"Kenapa sudah pulang?" tanya ibunya.
"Ibu ini aneh, seharusnya ibu bahagia, anaknya cepat pulang jawab Hani yang pasti tau kalau setelah itu ibunya akan mengomel panjang lebar, dan ujung-ujungnya akan bertanya kapan dia menikah.
setelah ibunya marah panjang lebar, Hani pun masuk kedalam, dan tanpa dia sadari ternyata ada seorang lelaki yang sedang memantau ke adaan dirinya saat itu.
Malam itu Hani tidur dengan nyenyak, dia tak perduli seperti apapun ibunya marah, sebenarnya dia tak ingin menikah cepat-cepat karena pasti dia akan meninggalkan ibunya sendiri. Hani tak ingin melakukan itu.
Karena setelah ayah nya meninggal, Hani cuma punya ibunya, dan begitu juga dengan ibunya, hanya punya dirinya, jadi kalau dia menikah dan pergi dari sana pasti ibunya kapan hidup sendirian. Hani tak ingin itu terjadi, dia begitu sayang dengan ibunya, walaupun dia sering dimarahi.
Bahkan saat ini usianya baru 19 tahun, akan tetapi ibunya terus saja memaksanya untuk menikah tapi terkadang Hani menganggap nya angin lalu, tak ingin melakukan hal yang diinginkan ibunya, karena Hank pun belum punya Calon untuk itu.
Malam itu dia pun tertidur pulas setelah mendengarkan nyanyian kidung ibunya setiap pagi dan juga malam hari, sungguh melelahkan untuk dirinya. Namun terkadang menjadi hiburan tersendiri untuk nya.
Seperti biasa pagi-pagi dia sudah bangun dan memasak di dapur bersama ibunya, seperti biasa dengan berbagai macam pembicaraan di pagi hari, namun untuk Hani bukan suatu masalah yang besar, dia tetap santai mendengarkan ,walaupun terkadang telinganya terasa panas dengan ocehan ibunya.
Namun dia tetap menjadi pendengar yang baik, dan tetap mengatakan kalau dia hanya ingin mencari uang sendiri dulu.
Setelah sarapan Hani langsung berangkat jalan kaki ke tempat nya jualan, karena dekat. Dia selalu bersemangat untuk berjualan.
Tak perduli berapa pun yang dia dapat kan.
Dan setelah kepergian Hani ke kiosnya, tiba-tiba ibu Hani kedatangan seorang tamu yang tak dikenalnya, dia pun meminta tamu nya hanya duduk di kursi yang ada di teras, karena dia seorang janda tak baik mengajak lelaki masuk kedalam, begitulah prinsip ibunya Hani.
"Maaf Nak sedang mencari siapa?" tanya ibu Han kepada tamu tersebut.
"Saya mau mencari anak ibu." jawab nya begitu saja.
"Anak saya Hani?" tanya ibunya Hani meyakinkan.
"Iya Bu Hani" jawab lelaki yang tak lain adalah Farhan .
Walaupun sebenarnya Farhan ragu dengan jawaban nya, dia takut kalau ternyata ibunya memiliki lebih dari satu anak, tapi ya sudah dinikmati saja dulu. karena dia tak mungkin bertanya berapa orang anak wanita dihadapannya.
"Apakah Hani nya ada Bu?" tanya Farhan.
"Hani sudah Berangkat ke kiosnya untuk jualan nak."
"Maaf Bu, dimana kios nya Hani?" tanya Farhan lagi.
"Sebenarnya anak ini siapa?" ibu Hani bertanya karena penasaran.
"Apa pacarnya Hani?" tanya ibunya namun kali ini dengan sumringah.
Tentu saja dia akan bahagia kalau Hani memiliki pacar, berarti dia memang akan segera menikah, pikir ibunya saat itu.
"Iya Bu." jawab Farhan berbohong.
Setelah bertanya panjang lebar dengan Farhan yang juga terpaksa mengarang cerita untuk semua jawaban ibunya Hani baru memberi tahu dimana Hani berjualan saat itu.
Dan tentu saja Farhan langsung menuju tempat yang dimaksud oleh ibunya Hani pagi itu, dia memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari sana dan berjalan menuju ketempat Hani berjualan.
Dari jauh Farhan bisa melihat sebuah kios kecil yang didepannya terdapat Sterling kaca tempat meletakkan barang-barang tapi dia juga belum tau betul kalau barang apa yang sedang dijual Hani.
"Selamat pagi hani!" sapa nya begitu sampai.
sontak Hani yang sedang sibuk menggantungkan barang aksesoris itu terkejut dan membalikkan badannya ke arah suara, tentu saja itu karena jarang-jarang pembeli tau namanya.
Begitu berbalik arah, Hani sedikit mengernyit kan dahinya mengingat wajah orang dihadapannya saat itu.
"Maaf mau beli apa?" tanya Hani ramah.
"Kamu." jawab lelaki dihadapannya.
"Om jangan kurang ajar ya." langsung emosi.
"Memangnya saya barang yang mau diperjual belikan." ucap Hani marah.
"Bukan." Jawab lelaki itu santai.
"Malam tadi kamu bertanya kan apa yang saya inginkan?"
"Jadi saya mau kamu jadi istri saya." ucap lelaki itu.
Hani terdiam, dan baru teringat kalau lelaki dihadapannya adalah orang yang bernama Farhan yang ditemuinya malam tadi di pasar malam.
Hani pun keluar dari kios nya berjalan ke arah lelaki tersebut, dengan tatapan bingung, kenap tiba-tiba dia mengajak dirinya menikah sedang kan mereka tak saling kenal.
Lelaki itu berjalan ke arah kursi di depan kios dan duduk disana ,namun Hani masih berdiri mematung ditempatnya saat itu.
"Duduk!" perintah lelaki itu.
"Ibu kamu ingin kamu menikah kan?" tanya nya .
"Dari mana Om tau?" tanya nya saat itu.
"Ish, bisa tidak kamu jangan panggil saya Om?"
"Tapi memang sudah om-om." ucap Hani pelan.
"Kamu bilang apa?"
"tidak-tidak." Hani langsung mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Bagaimana kalau kita kerja sama?" tawar lelaki tersebut.
"Kerja sama?"
"Iya, kita menikah saja."
"Saya juga dipaksa orang tua saya untuk menikah." cerita lelaki dihadapannya.
Hani sejenak terdiam, apa yang akan dilakukannya, akan kah Hani setuju dengan ide lelaki tersebut?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Atha Diyuta
waduh main ajak nikah aja
2024-01-22
1