Keesokan pagi sekitar jam 09.00 Hani mendapat telpon dari pihak kantor yang kemarin dia sempat mau interview, dia dinyatakan lulus dan bisa langsung datang k kantor hari ini.
Sejenak Hani terlihat bingung, karena dia merasa belum melakukan interview, tapi kenap dinyatakan diterima, Hani pun teringat dengan perkataan Farhan kalau CV nya tertinggal bisa saja mereka melihat CV nya pikir Hani saat itu.
Dengan semangat Hani bersiap-siap untuk pergi kekantor tersebut, akan tetapi sebelum nya dia menghubungi Farhan kalau dia di terima kerja, Farhan yang mendengar hal itu pun tersenyum lebar, karena rencananya berjalan dengan lancar.
Menggunakan taksi online Hani berangkat ke kantor, dia sangat bahagia bisa mendapatkan pekerjaan yang memang begitu dia inginkan saat itu.
Hani datang menggunakan taksi online, dia langsung menuju ke ruangan HRD sesuai dengan instruksi dari orang yang menelpon dirinya, dan dia langsung bertemu dengan perempuan yang kemarin menge interview dirinya, perempuan yang bernam tag Rena itu menatap nya dengan tatapan sinis.
"Aku bingung dengan perusahaan ini bisa-bisa nya menerima perempuan tidak punya pendidikan seperti kamu, mau jadi apa perusahaan ini." ucap Rena begitu sinis.
Sebenarnya kata-kata Rena menusuk ke hatinya Hani, namun dia berpura-pura tidak terjadi apa-apa disana.
Hani hanya tersenyum dengan tanggapan dari wanita itu, karena dia memang merasa punya skill dan akan mampu melakukan. Pekerjaan itu.
Setelah bertemu dengan HRD ,Hani pun kembali kerumah nya tanpa bertemu Farhan terlebih dahulu, dia berniat menunggu Farhan dirumah saja. .Hani pulang dan menyiapkan makan siang untuk Farhan.
Setelah hampir selesai memasak, Hani pun mengirim pesan kepada Farhan agar pulang dan makan siang dirumah saja.
Hani membersihkan diri dan bersiap untuk menunggu Farhan, yang belum sampai dirumah siang itu.
Dan sekitar pukul 12.30 Farhan baru samapi dirumah, dia langsung disambut dengan senyuman oleh Hani .
"Tumben makan siang dirumah?" tanya Farhan.
"Iya biar kita lebih hemat kan." jawab Hani sambil tersenyum manis.
"Ayo masuk, kita makan siang ,aku sudah lapar."
Tampa bicara lagi Farhan langsung masuk, dan menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajah nya, dan Kembali ke meja makan .
Farhan tersenyum lebar begitu melihat begitu banyak menu yang disiapkan oleh Hani siang itu, Farhan menatap ke arah Hani , Hani yang mengerti tatapan dari Farhan pun langsung memberikan penjelasan kepada Farhan.
"Abang jangan takut, semua yang Hani masak ini bukan hasil curian kok." ucap nya sambil nyengir.
"Tadi pergi belanja dengan siapa?" tanya Farhan.
"Sendirian bang, kan Hani sudah terbiasa ke pasar sendirian."
"Lain kali kalau mau belanja bilang dengan Abang, biar Abang antar." pesan Farhan pada Hani.
"Iya, yang penting sekarang makan dulu."
Hani pun mengisi piring Farhan dengan menu makan siang hari itu, Farhan terlihat makan dengan lahap. Hani selain bisa mencari uang sendiri ternyata pintar masak juga.
Farhan tersenyum bahagia didalam hatinya, ternyata dia tidak salah memilih Hani menjadi seorang istri untuk nya. gadis itu memiliki banyak ke ahlian, Farhan tersenyum sambil menatap ke arah Hani yang masih sibuk dengan piring nya.
Hani yang menyadari kalau Farhan sedang menatapnya begitu lama, dia pun mengarahkan pandangannya ke arah Farhan yang masih tersenyum ke arah nya.
"Kenapa Abang menatap Hani seperti itu?" tanya Hani bingung.
"Tidak, Abang hanya baru sadar kalau istri Abang ini ternyata pintar masak." jawab Farhan dengan senyum nya.
"Abang ini jangan lah gombal, makan dulu!" pinta Hani dengan tatapan malu-malu.
"macam kita benar-benar saja menikah nya bang."
"Kan memang kita menikahnya benar-benar lah." jawab Farhan santai.
"Jangan lupa lah Abang kalau kita"
"Menikah karena kerja sama?" tanya Farhan langsung memotong perkataan dari Hani.
"Abang masih ingat akan hal itu."
Didalam hati Farhan punya harapan besar, kalau Hani akan melupakan kata pernikahan mereka yang dilakukan atas dasar kerja sama. Karena memang Farhan tak pernah berpikir menikahi Hani karena sebuah kerja sama.
Tapi karena dia memang ingin menikah, dan memiliki pendamping hidup seperti keinginan mami nya, Farhan tak ingin pernikahan nya dan Hani hanya sekedar kerja sama saja.
Walaupun Farhan akui Sampai saat ini dia belum memberi tahukan mami nya kalau dia telah menikah dengan Hani, Farhan takut kalau mami bertemu dengan Hani dan semua identitasnya akan terbongkar.
Dan Farhan juga takut bagaimana kalau mami nya tau kalau Hani berasal dari keluarga dari kalangan biasa apa mami nya akan menerima Hani.
"Bang, kenapa Abang melamun?" tanya Hani heran melihat Farhan jadi melamun.
Farhan hanya tersenyum tak memberikan Hani jawaban apapun.
"Ayo siapkan makan nya, pasti Abang mau Kembali ke kantor kan?" tanya Hani sambil tersenyum juga ke arah nya Farhan.
Dan tanpa bicara apapun lagi, Farhan pun melanjutkan makan siang nya, dan setelah istirahat sejenak dia pun Kembali ke kantor. ingin rasanya Farhan membawa Hani ikut kekantor bersama nya , agar dia tak kesepian.
Tapi itu tidak mungkin dia lakukan, walaupun sebenarnya Farhan sudah tau kalau Hani bukan lah perempuan yang matre dan berharap harta dari dirinya.
Dan Hani adalah perempuan yang apa adanya, tidak suka foya-foya dan selalu mencoba memahami dirinya. tapi sayang nya Farhan belum bisa berkata jujur kepada Hani, Farhan takut Hani malah beranggapan dirinya seorang pembohong.
Padahal Farhan melakukan hal itu karena dia tak ingin salah pilih untuk mencari seorang istri bagi dirinya. Akan tetapi Farhan merasa belum waktunya dia bercerita jujur kepada Hani.
Farhan pun pamit berangkat ke kantor setelah bicara dengan Hani, Farhan menuju kantornya namun Kalai ini dia tak langsung kembali ke kantor, Farhan menuju ke supermarket dan membeli beberapa barang keperluan rumah tangga, seperti bahan mentah dan sayuran, agar Hani tak lagi belanja sendiri.
Dan setelah selesai belanja Farhan meminta kuri untuk mengantar kan barang tersebut kerumah mereka, dia yakin Hani tak akan bingung karena di sudah berpesan kepada kurir untuk memberitahu kalau dirinya yang mengirim barang-barang tersebut.
Setelah memastikan semua cukup ,baru Farhan Kembali ke kantor, itu pun sesampai dikantor Farhan ingin cepat-cepat pulang supaya bisa menemani Hani dirumah.
Handphone milik Farhan berdering ternyata Hani yang menelpon dirinya saat itu. Begitu di angkat Farhan langsung mendengar suara ocehan dari istrinya saat itu.
"Abang, kenapa belanja banyak sekali?" tanya Hani tanpa menunggu Farhan menyapa nya.
Setelah Hani bicara panjang lebar baru Farhan berbicara kepada Hani.
"Sudah bicaranya?" tanya Farhan.
Hani pun diam dan mendengarkan penjelasan panjang dari Farhan dan alasan kenapa belanja banyak sekali. akhirnya Hani pun tak lagi berdebat dengan Farhan, setelah mematikan handphone nya Hani pun menyusun semua barang yang dibelikan Farhan kedalam kulkas.
Tapi dia tetap kepikiran dengan Farhan bukannya gaji Farhan sudah digunakan untuk membeli rumah, dan biaya hidup lainnya, kenapa Farhan bisa menghamburkan uang begitu saja? tapi ya sudah lah di tidak ingin ambil pusing akan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments