Masa lalu Farhan

Hani dan Farhan bangun sedikit kesiangan, maklum saja masih pengantin baru, walaupun mereka sudah lama menikah, tapi saat ini mereka baru benar-benar menjadi sepasang suami istri, saling memenuhi kewajiban masing-masing, tak ada lagi istilah pernikahan karena kerja sama.

Setelah membersihkan diri mereka pun menuju ke lantai bawah, ternyata mbok Sri sudah menyiapkan sarapan pagi untuk mereka, dan tentu saja mereka sudah lapar karena sudah jam 08.15 pagi.

Mereka benar-benar tidur dengan nyenyak sekali, sampai lupa kalau sekitar sudah terang benderang.

Setelah sarapan Farhan mengajak Hani berkeliling melihat-lihat sekitar Villa, yang juga terdapat kebun di belakang nya. Kebun yang ditanami berbagai pohon , saat itu Hani begitu senang melihat pohon jeruk dan strawberry yang di tanam mbok Sri dan mang Kosim sedang berbuah.

Ternyata memang orang yang rajin, Hani berjalan mengelilingi kebun yang tak berapa luas itu ,namun ditanami oleh banyak pohon yang bermanfaat.

Kebetulan sekali mbok Sri dan mang Kosim juga sedang membersihkan tanaman disana, dan ternyata ada juga sayuran.

Hani tentu begitu bersemangat ia langsung berjalan menuju ke mbok Sri dan ingin ikut membantu membersihkan tanaman di sana.

Namun mbok Sri melarangnya dia segan dengan Farhan, namun Farhan yang melihat kelakuan istrinya hanya senyum-senyum saja. Dia tahu betul bahwa Hani itu memiliki jiwa sosial yang tinggi dan juga suka berbaur dengan kalangan manapun.

"Sudah mbok, biarkan saja." Farhan terlihat tersenyum melihat istrinya yang begitu bahagia, padahal hanya hal sederhana yang mungkin tidak pun disukai oleh kebanyakan wanita lain.

Mbok Sri pun jadinya terus melihat gerak-gerik istri majikannya, dia takut kalau terjadi sesuatu dengan Hani.

"Sudah non, nanti non capek."

"Tidak apa-apa mbok, Hani senang kok." jawab Hani tersenyum.

"Kita petik buah saja ya non." mbok Sri terlihat khawatir sampai akhirnya mengalihkan Hani untuk melakukan hal lain, Agar tak lagi ikut membersihkan tanaman di kebun.

Hani pun bangun dan mengikuti mbok Sri, dan juga Farhan yang terus mengikuti kemana Hani pergi saat itu.

Mereka memetik jeruk yang ada di di kebun yang sudah banyak berwarna kuning. Dan mbok Sri juga mengajak Hani mengambil sayuran di kebun tersebut.

Mbok Sri terlihat tersenyum ,dengan sikap Hani yang tidak sombong dan juga ceria, setelah mengambil sayuran dan juga buah-buahan di kebun belakang Villa, Hani juga membantu mbok Sri untu membawanya ke dapur.

Farhan pun tinggal berdua dengan mang Kosim disana, Hani yang sudah berada di dapur saat itu begitu bersemangat, dia langsung memasukkan sayuran kedalam tempatnya, Dan ikut membantu mbok Sri .

"Non, sudah biara mbok saja."

"Tidak apa-apa mbok, Hani itu suka bantu pekerjaan rumah bersama ibu." jawab nya sambil tersenyum.

"Mbok!" panggil Hani.

"Iya non."

"Bang Farhan sama mami sering kesini?" tanya Hani, entah kenapa dia begitu tertarik untuk tau tentang kehidupan Farhan.

"Dulu seh sering non, tapi sudah hampir tiga tahun den Farhan tidak kesini."

"Dua tahun mbok?" tanya Hani merasa aneh, padahal itu Villa milik Farhan ,apa dia tidak suka refreshing pikir Hani.

"Apa bang Farhan tidak suka menghabiskan waktu disini?"

"Dulu seh iya non."

"Tapi sejak den Farhan mengalami kecelakaan di bandung den Farhan enggak pernah lagi ke sini non."

"Dan ini lah baru kesini lagi."

"Kecelakaan mbok?"

"Iya non, Saat itu kondisinya lumayan parah, mobilnya sampai masuk ke jurang saat itu."

Hani terdiam, tapi dia tidak pernah melihat kalau ada kelainan dari suaminya, Farhan terlihat biasa saja ,Dan tak ada cacat sedikit pun saat ini.

"Apa bang Farhan tidak terluka ?" tanya Hani penasaran.

" Untuk fisik nya enggak non, tapi waktu itu den Farhan sempat kehilangan ingatan, dan dibawa keluar negeri."

"Dan mbok tidak pernah bertemu den Farhan lagi, Sampai hari ini."

Hani kembali terdiam, dia teringat dengan perkataan perempuan yang datang pagi-pagi kerumah nya, bahwa Farhan kehilangan ingatannya, berarti benar perempuan itu mengenal Farhan.

"Non Hani kenapa?" tanya mbok Sri yang melihat Hani terdiam.

"Tidak ada mbok!" jawab Hani sambil tersenyum.

Siapa perempuan itu sebenarnya ,apakah benar dia dan bang Farhan pernah memiliki hubungan di masa lalu?" tapi kalau pun iya, bagaimana dengan rumah tangga ku nanti.

Apakah saat ini bang Farhan masih lupa ingatan? Tapi bagaimana aku bisa tau akan hal itu, Tidak mungkin aku bertanya tentang kehidupan bang Farhan sebelum nya, nanti aku terkesan ingin ikut campur dengan masa lalu nya.

Hani pun, tersenyum kepada mbok Sri, dan melanjutkan membantu mbok untuk memasak. Namun tiba-tiba Farhan datang menghampirinya .

"Sayang, apa masih sibuk?" tanya Farhan lembut.

"Tidak bang, Hani hanya sedang menolong mbok Sri." jawab Hani , sambil bangun dan menghampiri Farhan.

"Bagaiman kalau kita berjalan-jalan ke perkebunan teh?"

"Tapi bang!" Hani menggantung perkataan nya.

"Ya sudah non, tidak apa-apa, lihat sekeliling ."

Akhirnya Hani pun minta izin kepada mbok Sri untuk pergi berjalan-jalan Deng Farhan ke perkebunan teh milik keluarga Farhan juga.

Letak perkebunan tak terlalu jauh dari Villa mereka, Farhan pun menggunakan motor besar milik ya yang ada di Villa, selam ini motor itu hanya dipanaskan mesin nya saja, karena Farhan tak pernah ke Villa lagi.

Setelah melewati jalanan dan perkebunan teh milik warga lain, Farhan dan Hani berhenti di sebuah gubuk tempat persinggahan pemetik daun teh. Farhan dan Hani pun singgah disana.

"Den Farhan!" panggil seorang lelaki separuh baya." berlari kecil ke arah Farhan.

"Pak Arif!" sapa Farhan .

"Bagaiman kabarnya den?"

"Baik pak."

"Kenalkan pak ini istri saya." memperkenalkan Hani kepada lelaki yang dipanggil pak Arif, Hani pun menjabat tangan sambil sedikit membungkukkan badannya tanda menghormati.

"Syukur, den Farhan tidak cacat apapun, saat bapak dengar den Farhan kecelakaan bapak benar-benar ikut sedih." ucap pak Arif.

"Kecelakaan pak?" tanya Farhan seperti terkejut dengan pertanyaan tersebut.

Dan Hani saat itu juga melihat ke arah Farhan saat itu, yang terlihat bingung dengan perkataan bapak tersebut, tapi bukannya mbok Sri juga cerita tentang kecelakaan yang di alami oleh Farhan.

Apakah Farhan masih lupa ingatan? Hani pun bingung dengan apa yang terjadi, tapi memang dari ekspresi Farhan memang tidak tau apapun.

"Den Farhan tidak ingat dengan kecelakaan nya?" tanya pak Arif.

"Maaf pak, saya tidak ingat tentang kecelakaan, apakah saya memang pernah kecelakaan?" Farhan nampak ingin tau semuanya, namun dia pun belum ingat apapun.

Farhan mencoba mengingat semuanya, Namun dia sama sekali tak ingat apapun dia hanya ingat masa lalunya dulu pernah di cintai namun hanya hartanya saja, Farhan sudah mencoba mengingat, namun semuanya tak ada terlintas pun dipikiran Farhan.

Hani mencoba untuk tenang kan pikirannya, dia tak ingin menduga-duga, dengan begitu banyak teka teki salam kehidupan suaminya. Akan kah semu kehidupan masa lalu Farhan membawa pengaruh untuk rumah tangga mereka?

Terpopuler

Comments

Dwi Sulistyaningsih

Dwi Sulistyaningsih

semoga saja tidak

2024-01-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!