“Sepertinya Permata Iblis Ular Bersayap Biru berada di kedua bola matanya.” Jing Yang membatin sambil menghindari setiap bola-bola yang melesat ke arahnya.
Ketika Jing Yang sudah berada dekat dengan Ular Bersayap Biru, dengan cepat Jing Yang mengarahkan pukulan tangannya pada kedua bola mata Ular Bersayap Biru.
Pukulan Jing Yang terbukti dapat membuat Ular Bersayap Biru menggeliat di atas tanah. Tak lama Jing Yang kembali melepaskan pukulan beruntun pada wajah Ular Bersayap Biru.
Selang dua menit kemudian, Ular Bersayap Biru mati karena tidak dapat menahan pukulan beruntun yang dilancarkan oleh Jing Yang.
Kemudian Jing Yang mengambil Permata Iblis dari Ular Bersayap Biru yang tak lain adalah kedua bola mata Ular Bersayap Biru itu sendiri. Setelah mengambil Permata Iblis tersebut, Jing Yang menghampiri Roh Sang Hitam dengan wajah sumringah.
Namun seperti biasa, Roh Sang Hitam tidak membalas senyuman Jing Yang.
“Lihat di belakangmu!” Roh Sang Hitam berteriak dengan tegas. Sontak Jing Yang menoleh melihat ke belakang. Dia mendapati lima ekor Ular Bersayap Biru yang datang mengepungnya.
Melihat itu, senyuman lebar menghiasi wajah Jing Yang. Dia melempar Permata Iblis ke arah pelindung, kemudian Jing Yang menggiring Ular Bersayap Biru untuk mengejarnya.
“Menarik. Lima Ular Bersayap Biru sekaligus,” ucap Jing Yang sambil mengamati dan menghindari puluhan bola-bola api yang dilesatkan kelima ekor Ular Bersayap Biru kepadanya.
Jing Yang dapat menghindari dengan mudah, namun dia sulit untuk bergerak maju ke depan. Baru kali ini dia melihat lima ekor Ular Bersayap Biru membentuk formasi bertahan untuk saling melindungi.
Sadar jika dirinya tidak dapat bisa menyerang lima ekor Ular Bersayap Biru dengan sekaligus, Jing Yang mengernyitkan dahinya dan berpikir keras.
Jing Yang menatap sekitarnya, namun dia tidak menemukan apapun yang bisa digunakan sebagai senjata. Walau ada kayu dan batu, namun yang menjadi lawannya adalah Binatang Iblis Tahap Bumi Tingkat Tiga, tentu Binatang Iblis tersebut bukanlah lawan yang dapat dikalahkan dengan mudah.
Bahkan setelah berlatih bersama Roh Sang Hitam, akhir-akhir ini Jing Yang berpikir jika tulang-tulangnya mengalami penguatan. Bisa dibilang, pukulan tangannya lebih ampuh terhadap Ular Bersayap Biru dibanding dengan batu dan kayu sebagai senjatanya.
Sambil menghindari setiap serangan bola-bola api, Jing Yang masih berpikir, namun dia tidak menemukan jawabannya. Perlahan Jing Yang menghela napas panjang dan membiarkan instingnya bergerak bebas.
Secara pasti langkah kakinya perlahan mendekati Ular Bersayap Biru yang membentuk formasi pertahanan. Mata Jing Yang dengan jeli menatap setiap arah bola-bola api yang melesat ke arahnya.
Benturan bola-bola api terjadi ketika Jing Yang berhasil merusak formasi pertahanan dari kelima ekor Ular Bersayap Biru. Dengan berada di tengah-tengah kerumunan Ular Bersayap Biru, Jing Yang memanfaatkan keberadaannya yang kecil untuk bergerak dengan cepat dan bebas menghindari setiap serangan bola-bola api yang dilepaskan oleh Ular Bersayap Biru.
“Walau bisa bekerjasama, pada akhirnya hewan tetaplah hewan,” ucap Jing Yang sambil terkekeh. Tak lama dia melepaskan pukulan beruntun pada salah satu Ular Bersayap Biru. Kemudian dia mengincar Ular Bersayap Biru yang lainnya.
Dengan begitu Jing Yang berhasil mengalahkan lima ekor Ular Bersayap Biru sekaligus. Mengingat dirinya masih memiliki tenaga yang cukup, Jing Yang mencari Ular Bersayap Biru yang lainnya.
Sebelum dia berburu Binatang Iblis, Jing Yang meminta izin pada Roh Sang Hitam terlebih dahulu. Terlihat perempuan berparas cantik itu membiarkan Jing Yang untuk mencari pengalaman sendiri.
Dalam perjalanan berburu Binatang Iblis, Jing Yang berulang kali bertemu dengan Binatang Iblis Tahap Raja Tingkat Satu sampai Binatang Iblis Tahap Raja Tingkat Tiga seperti Kelelawar Bersayap Putih dan Tupai Terbang Raksasa, Katak Tersenyum, Nyamuk Tertawa dan Kecoa Berkulit Perunggu.
Berulang kali Jing Yang kesulitan mengatasi serangan angin puyuh dan gelombang suara dari sayap Kelelawar Bersayap Putih. Bahkan Jing Yang mengalami luka di perutnya karena terkena tendangan Tupai Terbang Raksasa.
Walau ada beberapa kendala dalam mengalahkan Binatang Iblis tersebut, Jing Yang dapat mengatasi semuanya. Kemudian dia kembali melanjutkan pencariannya berburu Binatang Iblis. Setelah mengambil Permata Iblis milik Kelelawar Bersayap Putih dan Tupai Terbang Raksasa, Jing Yang kembali melanjutkan perjalanannya.
Katak Tersenyum menunggu kedatangannya sampai seratus jumlahnya. Namun seratus jumlah Katak Tersenyum dapat diatasi Jing Yang dengab mudah. Untuk Nyamuk Tertawa, Jing Yang membakar ranting kayu hingga tercipta api unggun besar. Nyamuk Tertawa pergi dengan sendirinya meninggalkan Jing Yang.
Selanjutnya Jing Yang bertemu dengan Kecoa Berkulit Perunggu. Namun puluhan Kecoa Berkulit Perunggu dapat diatasi Jing Yang dengan mudah. Setelah mengambil seluruh Permata Iblis dari Kecoa Berkulit Perunggu, Jing Yang kembali melanjutkan perjalanannya berburu Binatang Iblis lainnya.
Kali ini Jing Yang bertemu dengan Binatang Iblis Tahap Bumi Tingkat Dua seperti Tikus Petarung dan Kerbau Emas. Pertarungan sengit terjadi, Jing Yang berhasil mengalahkan sepuluh Tikus Petarung, kemudian dia mengalahkan sembilan Kerbau Emas.
Setelah merasa cukup, Jing Yang kembali menemui Roh Sang Hitam. Lalu dia duduk bersila untuk menyerap khasiat yang terkandung dalam Permata Iblis. Dalam proses penyerapan, Jing Yang mengikuti arahan Roh Sang Hitam agar mencari intisari dari Permata Iblis.
Fisik Jing Yang semakin meningkat, kini dia mampu bertarung melawan Binatang Iblis dan melakukan meditasi untuk menyerap Permata Iblis dalam sehari. Perkembangan Jing Yang membuat Roh Sang Hitam turut bangga.
Namun Roh Sang Hitam tidak terlalu mengetahui tingkatan pendekar di dunia manusia, sehingga dia ingin menyuruh Jing Yang untuk mencari seorang guru setelah mereka berdua keluar dari Tebing Dimensi Hitam.
Tak terasa satu tahun telah berlalu, kini Jing Yang telah berumur sembilan tahun. Roh Sang Hitam tertawa lirih ketika melihat Jing Yang membuat pakaian dari bulu-bulu Binatang Iblis.
“Mulai saat ini, aku akan memberi rangsangan padamu agar aura tubuhmu terbuka,” ucap Roh Sang Hitam. Kedua tangannya memegang punggung Jing Yang.
Tidak lama dia menyalurkan aura tubuhnya pada Jing Yang, perlahan Jing Yang merasa pori-pori tubuhnya terbuka. Sekarang Jing Yang merasa tubuhnya mengalami sesuatu yang berbeda, dia merasa lebih bertenaga.
Kedua tangannya dia remas, setelah itu Jing Yang menatap Roh Sang Hitam yang sudah terbang melayang di udara.
“Tahun ini kau akan kulatih mengolah pernapasan, membuka meridian tubuhmu, membuka aura tubuh, membentuk lingkaran tenaga dalam dan masih banyak lagi. Jadi jangan pernah bosan untuk berlatih, anak manusia. Ilmu tidak akan habis walau kau terus mencarinya.” Roh Sang Hitam seperti biasa dia berbicara dengan nada sombong. Namun Jing Yang mengetahui jika Roh Sang Hitam sangat peduli padanya sehingga dia tidak pernah membantah sedikitpun perkataan Roh Sang Hitam.
“Baik, Guru. Mohon bimbingannya tahun ini!” Jing Yang dengan penuh semangat menjawab perkataan Roh Sang Hitam.
“Sudah kubilang jangan terlalu kaku seperti itu, dasar bodoh!” Roh Sang Hitam terlihat senang dan tersipu malu di saat yang bersamaan.
“Ehem!” Tak lama Roh Sang Hitam berdeham. Pandangan matanya menatap langit cukup lama sebelum dia mengajak Jing Yang untuk pergi ke suatu tempat di Tebing Dimensi Hitam.
“Ikuti aku. Hari ini aku akan menunjukkan tempat yang indah. Mulai hari ini tempat itu akan menjadi rumah baru kita.” Roh Sang Hitam menjelaskan pada Jing Yang. Mendengar itu, Jing Yang sedikit kebingungan.
“Jika diingat kembali, aku selalu tidur di atas batu. Kalau terus begini aku akan lupa betapa empuknya rasa dari kasur yang ada di rumah Nenek,” desah Jing Yang. Kemudian dia mengamati sekelilingnya. Hutan yang baru pertama kali dia jamah adalah hutan yang dihuni Binatang Iblis Tahap Langit Tingkat Satu hingga Binatang Iblis Tahap Dewa Tingkat Tiga.
“Berhenti mengeluh.” Roh Sang Hitam sedikit kesal mendengar keluhan Jing Yang.
“Baik, Guru,” jawab Jing Yang singkat.
“Tenang saja, mereka semua tidak berani menyentuhmu sedikitpun tanpa perintahku.” Roh Sang Hitam menjelaskan. Senyuman tipis menghiasi wajah cantiknya.
Jing Yang berkeringat dingin dan menelan ludah karena melihat ratusan Binatang Iblis Tahap Langit Tingkat Satu sampai Binatang Iblis Tahap Dewa Tingkat Tiga di tempat yang baru dia jamah bersama Roh Sang Hitam.
“Mulai hari ini, tempat ini adalah tempat latihanmu,” jelas Roh Sang Hitam dan dijawab anggukan kepala oleh Jing Yang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Anggraini Nacita
ahh mn ad ktk trsnym sm nymk trtawa🤔
2022-11-08
2
Anggraini Nacita
ko bs y🤣🤣😂🤣😂
2022-11-08
0
Xiyu Aja
kayak cerita di indosiar
2022-07-17
0