Sementara itu di Paviliun Bulan Salju, terlihat Xue Qinghua sedang duduk di teras menunggu kedatangan Jing Yang bersama Xue Bingyue. Siang hari berganti sore, namun cucu kesayangannya dan Jing Yang belum juga kembali ke Paviliun Bulan Salju.
Ketika Xue Qinghua berniat mencari Jing Yang dan Xue Bingyue, dirinya dikejutkan dengan Xue Bingyue yang pulang sendirian tanpa bersama Jing Yang disampingnya.
“Yueyue, dimana Yang'er?” Tanya Xue Qinghua panik.
“Yangyang? Yueyue tidak tahu dia dimana?” Xue Bingyue sedikit cuek karena merasa Jing Yang terlalu lemah lembut dan tidak pernah meminta bantuannya.
“Kita tunggu Yang'er pulang.” Xue Qinghua kembali duduk di teras Paviliun Bulan Salju. Dan Xue Bingyue duduk di samping Xue Qinghua.
Seharian ini mereka bertiga belum makan apapun, di depan teras Paviliun Bulan Salju terlihat Xue Qinghua dan Xue Bingyue duduk menanti kedatangan Jing Yang.
Namun menjelang malam, Jing Yang belum juga kembali. Pemuda itu tak kunjung datang. Kekhawatiran Xue Qinghua pada Jing Yang semakin menjadi.
Bahkan Xue Bingyue panik dan langsung berlari ke arah permukiman penduduk maupun tempat dimana dirinya berlatih bersama Jing Yang.
Sosok pemuda yang selalu memberinya semangat tidak ditemukan dimanapun. Xue Bingyue merasa gundah dan bersalah karena telah menjauhi Jing Yang.
Sementara itu Xue Qinghua mengumpulkan seluruh pendekar Pulau Salju Rembulan, baik itu pendekar laki-laki ataupun pendekar perempuan, semua diterjunkan untuk mencari keberadaan Jing Yang.
Hingga tengah malam proses pencarian Jing Yang masih dilakukan. Xue Bingyue meneteskan air mata setelah sekian lama. Gadis kecil yang cantik itu tidak dapat menemukan Jing Yang dimanapun.
Xue Bingyue memeluk cucu kesayangannya setelah menemaninya mencari Jing Yang.
“Yueyue, Nenek yakin Yang'er hanya sedang bermain dan pulang larut malam seperti kemarin.” Tangan Xue Qinghua membelai rambut halus Xue Bingyue.
Tengah malam tiba, menandakan hari berganti. Seorang pendekar datang dengan wajah yang pucat pasi. Pendekar itu bernama Lin Fang yang merupakan ayah dari Lin Fan.
“Ketua Xue. Aku menemukan cincin ini di Tebing Kesepian.” Dalam sekejap wajah Bing Jian dan Bing Xueyue pucat pasi.
“Nenek, itu punya Yangyang!” Xue Bingyue menangis tersedu-sedu dan mengambil cincin milik Jing Yang. Cincin tersebut memiliki bekas noda darah.
Xue Qinghua berdiri dan menghampiri Lin Fang. Wajahnya terlihat pucat pasi karena melihat darah di cincin milik Jing Yang.
“Ketua Xue. Aku tidak ingin mengatakan ini, tetapi...” Lin Fang terlihat tidak ingin memberitahu jika Jing Yang tidak ditemukan dimanapun pada Xue Qinghua.
“Katakan saja padaku!” Xue Qinghua menatap tajam Lin Fang.
“Lebih baik Ketua Xue datang sendiri ke Tebing Kesepian. Di sana ada banyak noda darah dan pohon yang tumbang.” Lin Fang menunduk ketika memberitahu tentang situasi di Tebing Kesepian kepada Xue Qinghua.
Xue Bingyue yang mendengar perkataan Lin Fang langsung berlari menuju Tebing Kesepian.
“Yueyue!” Xue Qinghua berteriak. Kemudian dia langsung menyusul cucu kesayangannya. Xue Qinghua bisa melihat cucu kesayangannya itu terpukul. Setelah mendengar kabar pembantaian malam berdarah di Kota Yunfei, Xue Qinghua belum pernah melihat air mata Xue Bingyue yang tumpah dengan derasnya seperti sekarang ini.
Xue Qinghua tahu jika Xue Bingyue sudah terlalu dalam mengenal Jing Yang. Setelah melewati masa yang sulit bersama, tentu Xue Bingyue tidak ingin kehilangan seseorang. Dan orang itu adalah Jing Yang.
Namun setelah sampai di Tebing Kesepian, tangisan Xue Bingyue pecah. Xue Qinghua pucat pasi melihat darah yang menyatu dengan tanah bersalju. Sementara itu pohon tumbang mengarah ke arah Tebang Kesepian yang dalam itu.
Saat ini Xue Qinghua bisa melihat Xue Bingyue menangis histeris. Cucu kesayangannya itu mendekati Tebing Kesepian dan berteriak memanggil nama Jing Yang.
Xue Qinghua bertanya pada seluruh pendekar Pulau Salju Rembulan namun tidak ada satupun yang melihat kejadian ini. Kejadian dimana Jing Yang menghilang tanpa sebab dan alasan yang pasti.
Xue Qinghua juga menanyakan pada anak-anak seperti Lin Feng, Lin Fan dan Lin Xiang, namun ketiga anak tersebut hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah itu Xue Qinghua menghampiri Xue Bingyue, terlihat Lin Feng mengajak Lin Xiang kembali ke Paviliun Salju Merah, namun tidak dengan Lin Fan yang kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang pendekar setelah titik meridian di tubuhnya lumpuh karena ulah Lin Song.
Semalaman itu, Xue Bingyue menangis histeris di samping Tebing Kesepian. Gadis kecil itu hanya ditemani Xue Qinghua yang juga ikut menangis. Sementara itu, tangan kanan dari mendiang suami Xue Qinghua yang tak lain adalah ayah dari Lin Fan yang bernama Lin Fang berdiri menemani Xue Qinghua sampai pagi hari.
Xue Qinghua masih mengingat kata-kata terakhirnya pada Jing Yang agar jangan pulang kemalaman. Kata-kata itu menjadi nasihat terakhir dari dirinya kepada Jing Yang.
Pagi hari di Pulau Salju Rembulan tampak sepi, banyak penduduk yang merasa kehilangan dengan sosok Jing Yang. Nelayan yang hendak pergi melaut selalu berpapasan dengan Jing Yang ketika pemuda itu sedang lari pagi, begitu juga dengan petani yang hendak pergi berkebun.
Di Paviliun Bulan Salju, kemarin tempat ini penuh rasa kekeluargaan. Namun hanya dalam waktu beberapa jam, suasana kesedihan menghiasi seluruh sudut ruangan Paviliun Bulan Salju.
Xue Qinghua masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada Jing Yang. Untuk memastikan kematian Jing Yang, satu hal yang dilakukan oleh Xue Qinghua yaitu menyuruh Lin Fang untuk memata-matai setiap pendekar laki-laki baik dari yang masih menjadi murid sampai Tetua Pulau Salju Rembulan.
Xue Qinghua hari ini melihat cucu kesayangannya menangis histeris semalaman, bisa terlihat jelas Xue Bingyue sangat terpukul dengan kematian Jing Yang.
Xue Bingyue tidak berlatih seperti biasanya, bahkan untuk makan saja rasanya sangat hambar. Dunia yang dia tatap telah berubah dan tak lagi berwarna, senyum dan tawa dari pemuda yang lemah itu kini tak lagi nampak.
Xue Bingyue sangat mengerti Jing Yang. Dia sangat mengagumi sosok Jing Yang yang dapat dia andalkan saat mereka berdua melarikan diri dari kejaran Mao Gang.
Namun kini satu-satunya orang di dunia yang mengerti dirinya, berbagi rasa dengannya telah tiada. Xue Bingyue menghabiskan waktu dengan bermurung.
Duduk menyepi dan merenung di pinggiran Tebing Kesepian seorang diri. Di belakang Xue Bingyue ada Xue Qinghua yang berdiri dan melihat dirinya.
“Yangyang! Kamu bilang tidak akan pernah meninggalkanku sendirian!” Xue Bingyue menangis dan menatap kegelapan di bawah Tebing Kesepian.
“Yangyang! Aku mohon kembalilah!” Tangisan Xue Bingyue kembali pecah. Air matanya mengalir dengan derasnya. Xue Qinghua menghampiri cucu kesayangannya dan memeluknya.
“Nenek, aku...” Xue Bingyue memeluk Xue Qinghua dan menangis. Suaranya tertahan dan kesedihan yang mendalam mulai menyeruak masuk merayapi seluruh tubuhnya.
“Yueyue, kamu yang paling tahu tentang Yang'er. Nenek yakin dia masih hidup.” Xue Qinghua menatap wajah Xue Bingyue yang sembab.
“Cincin ini milik Yang'er. Kamu harus menjaganya, Yueyue. Percayalah, suatu saat Yang'er akan datang kembali padamu untuk mengambil cincin ini.” Xue Qinghua menambahkan untuk menenangkan Xue Bingyue.
Namun Xue Bingyue masih tidak tenang. Perkataan Xue Qinghua belum dapat menenangkan dirinya.
“Kumohon keluarlah dan bantu aku mencari Yangyang!” Xue Bingyue berharap Roh Sang Putih dapat membantunya. Namun perempuan berparas cantik itu tidak pernah muncul di hadapannya lagi setelah mengantarnya kembali ke Pulau Salju Rembulan dua tahun yang lalu.
“Yangyang! Aku akan menunggumu kembali! Berapa tahun pun itu! Jadi...” Suara Xue Bingyue tertahan. Tangisannya kembali pecah, “Jadi hiduplah dan kembalilah padaku!”
Xue Qinghua tersenyum tipis dan mengeluarkan air mata melihat cucu kesayangannya berteriak ke arah Tebing Kesepian.
“Aku akan tumbuh kuat dan membuat perhitungan dengan orang yang telah membunuhmu Yangyang!” Xue Bingyue membatin dan mengepalkan tangannya hingga berdarah. Kukunya menancap ke dalam daging telapak tangannya.
Saat ini Xue Bingyue membulatkan tekadnya untuk menjadi orang yang kuat. Seperti yang dikatakan oleh Jing Yang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Syahla Annisa
Tanggung jawab thor,basah ni pipi😭😭😭
2023-01-25
1
Alan
Semangat
2021-08-31
0
Alan
Lanjuttttttt
2021-08-31
0