Setelah mempelajari Teknik Pemurnian Darah dari Roh Sang Hitam yang menjadi gurunya, Jing Yang berhasil menguasai Teknik Pemurnian Darah sebulan selanjutnya.
Tak terasa sudah dua bulan, Jing Yang berada di Tebing Dimensi Hitam. Seperti biasa, hari ini Jing Yang mendengarkan Roh Sang Hitam yang sedang menjelaskan.
Roh Sang Hitam kali ini menjelaskan apa saja isi yang terkandung di dalam Kitab Dewi Naga Surgawi. Sebelum menjelaskan isi dari kitab tersebut, Jing Yang mendengarkan dengan seksama tentang cerita manusia yang membunuh Dewa Naga.
Mendengar cerita itu, Jing Yang jadi sedikit mengerti alasan perempuan berparas cantik di depannya yang tak lain adalah Roh Sang Hitam atau Dewi Naga sangat membenci manusia.
Roh Sang Hitam juga menjelaskan pada Jing Yang, tentang dunia yang di dalamnya ada lima benua ini. Di dunia ini bukan hanya ada Benua Dataran Tengah saja, masih ada empat benua yang lainnya yaitu Benua Bintang Timur, Benua Hitam, Benua Es dan Benua Suci.
Menurut Roh Sang Hitam, keturunan orang-orang yang membunuh para Dewa-Dewi tinggal di Benua Suci. Cerita dari Roh Sang Hitam adalah hal yang baru bagi Jing Yang.
”Anak manusia, dahulu banyak kitab yang diciptakan Dewa dan Dewi untuk memerangi Dewa Iblis dan Dewa Sesat yang di usir dari dunia atas, dunia saat itu jatuh dalam kekacauan. Di saat kami para Dewa-Dewi membantu manusia, namun justru kami dibunuh oleh manusia dengan kekuatan yang kami ajarkan kepada mereka.” Tak lupa Roh Sang Hitam menjelaskan pada Jing Yang jika manusia adalah makhluk hidup yang lebih mengerikan dari iblis. Wujud luarnya memang biasa saja, terlihat seperti orang baik, namun wujud asli manusia adalah sosok yang tega membunuh saudara dan sesamanya demi kejayaan, harta atau apapun itu.
Jing Yang menelan ludah mendengar cerita Roh Sang Hitam. Menurutnya dia sudah melihat kebengisan manusia, mereka juga yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya, walau dia sendiri manusia, tetapi Jing Yang menyadari jika kehidupan yang dia jalani kedepannya akan lebih keras dan menyakitkan bila dia tidak mempunyai kekuatan.
Perkataan Mao Gang benar apa adanya, saat seseorang tidak mempunyai kekuatan yang cukup, maka dia hanya bisa menangis dan lebih parahnya dia tidak bisa memilih caranya untuk mati.
Jing Yang menatap wajah Roh Sang Hitam yang juga sedang menatap dirinya. Tidak berapa lama, Roh Sang Hitam berdiri dan menyuruh Jing Yang untuk mengikutinya berlari.
Roh Sang Hitam menuntun Jing Yang memasuki hutan yang lebih dalam, satu hal yang ingin dia perlihatkan kepada Jing Yang, jika di Tebing Dimensi Hitam yang merupakan tempat tertutup dari dunia luar dan tersegel itu mempunyai banyak makhluk hidup di dalamnya.
Mata Jing Yang melebar ketika melihat lusinan Binatang Iblis sedang bertarung memperebutkan wilayah mereka. Roh Sang Hitam menjelaskan pada Jing Yang tentang latihan yang akan dijalani pemuda itu kedepannya.
“Aku akan melatihmu sampai kau berumur dua belas tahun,” ucap Roh Sang Hitam sembari menatap wajah Jing Yang yang terkejut.
“Dan aku akan memberitahumu dan mengajarimu Kitab Dewa Naga Surgawi milik Roh Sang Merah, namun aku akan mengajari itu ketika kau telah tumbuh dewasa sedikit.” Roh Sang Hitam menambahkan.
Jing Yang pun tersenyum tipis setelah mendengar perkataan Roh Sang Hitam.
“Kita berdua akan keluar dari sini. Aku akan pergi berpetualang untuk mencari pengalaman terlebih dahulu. Jadi mungkin aku akan menyusahkan ke depannya, tapi mohon bimbingannya Guru.” Lalu Jing Yang membungkuk memberi hormat pada Roh Sang Hitam.
“Aku sudah bilang padamu agar jangan terlalu sopan padaku, dasar bodoh!” Roh Sang Hitam terlihat kesenangan dan malu-malu disaat yang bersamaan.
“Oh, iya. Ngomong-ngomong, Roh Sang Merah itu ada dimana. Apa dia tersegel di tebing juga?” Jing Yang bertanya walau dia sudah mendengar ceritanya sebagian dari Roh Sang Hitam tentang perang legenda yang melibatkan Dewa-Dewi.
”Aku sudah bilang padamu, Dewa Naga telah lama mati. Ribuan tahun lalu dia memberikan semua ingatannya padaku. Dan menyegelku menjadi Roh Sang Hitam,” jawab perempuan berparas cantik sambil tersenyum kecut setelah menceritakan kisah masa lalunya yang kelam.
“Aku pikir karena Guru memanggilnya Roh Sang Merah, dia juga berwujud laki-laki tampan yang tersegel di tebing sama seperti Guru.” Jing Yang menggaruk kepalanya. Kemudian dia tidak bertanya lebih jauh lagi.
Roh Sang Hitam tertawa lirih mendengar perkataan Jing Yang, “Sepertinya takdir yang membawamu kesini. Jika kau tidak jatuh dari tebing, mungkin aku akan menunggu manusia yang pantas berbagai tadkir denganku selama ribuan tahun lagi,” celoteh Roh Sang Hitam.
Jing Yang menaikkan alisnya mendengar perkataan Roh Sang Hitam, “Jadi aku adalah orang yang pantas. Terimakasih Guru atas pujiannya.”
“Bodoh, aku tidak memujimu sama sekali.” Roh Sang Hitam mengelus rambut Jing Yang dengan lembut. Kemudian dia berdiri dan berjalan kembali menuju tempat semula.
Jing Yang mengikuti Roh Sang Hitam dari belakang, setelah sampai di hutan yang dipenuhi pepohonan dan buah-buahan, Roh Sang Hitam langsung memulai latihan untuk mengajari Jing Yang bela diri.
“Walau parasku bagi manusia sangat cantik, tapi aku kejam. Jadi jangan bercanda, kamu harus serius. Bela diri yang kuajarkan padamu berasal dari dunia atas.” Roh Sang Hitam menatap tajam Jing Yang yang berdiri tegak di depannya.
“Baik, Guru.” Jing Yang menjawab perkataan Roh Sang Hitam dengan tegas.
Sebelum mengajari Jing Yang bermeditasi, Roh Sang Hitam melatih dasar-dasar gerakan bela diri seperti pukulan, tendangan, sikutan, kuncian dan bantingan. Masih banyak lagi gerakan, namun Roh Sang Hitam mengajari Jing Yang untuk menguasai gerakan dasar terlebih dahulu sebelum memulai ke tahap selanjutnya.
Roh Sang Hitam menempa fisik dan mental terlebih dahulu, hari demi hari terus Jing Yang lalui dengan latihan keras yang dia jalani.
Roh Sang Hitam sesekali membawa Jing Yang menuju tempat Binatang Iblis dan meninggalkan pemuda tersebut sendirian disana. Hutan yang ketika malam dipenuhi kabut itu membuat insting Jing Yang meningkat pesat.
Indera penciuman Jing Yang meningkat tajam setelah Roh Sang Hitam melakukan hal tersebut berkali-kali. Hingga akhirnya genap setahun Jing Yang berada di Tebing Dimensi Hitam.
Perlahan otot-otot perut Jing Yang terbentuk. Pemuda itu terus ditempa fisiknya oleh Roh Sang Hitam. Alasan kenapa perempuan berparas cantik yang tak lain adalah Dewi Naga itu terus-menerus menempa fisik Jing Yang karena Jing Yang sendiri telah memiliki fisik yang lemah sedari kecil.
Untuk mengembangkan potensi Jing Yang dengan baik, Roh Sang Hitam akan melatih dari dasarnya. Setelah berlatih, seperti biasa Roh Sang Hitam akan beperan menjadi seorang Guru sekaligus Ibu bagi Jing Yang.
Pelajaran tentang segala hal yang berkaitan dengan kebaikan dia ajarkan kepada Jing Yang agar tidak terlalu angkuh setelah menjadi orang yang lebih kuat atau menjadi seorang pendekar.
Jing Yang sendiri sama sekali tidak menyesal terjatuh dari Tebing Kesepian yang ternyata adalah Tebing Dimensi Hitam. Pertemuan dengan Roh Sang Hitam membuatnya menemukan arti hidup yang lebih berharga.
Sekarang umur Jing Yang telah menginjak delapan tahun. Saat malam hari, Roh Sang Hitam membawakan buah-buahan beserta daging dari Ayam Kristal. Perempuan berparas cantik itu membuat api unggun dan membakar Ayam Kristal setelah dia bersihkan untuk dimakan Jing Yang.
Tentu Jing Yang sangat bahagia, karena dia menganggap Roh Sang Hitam sedang merayakan dirinya yang bertambah umur. Khasiat dari Ayam Kristal sangat membantu proses pembentukan tulang Jing Yang.
Namun satu hal yang membuat Jing Yang penasaran, karena dalam kurun waktu setahun dia bersama Roh Sang Hitam di Tebing Dimensi Hitam, sosok perempuan berparas cantik itu tidak pernah makan ataupun minum.
Pernah Jing Yang bertanya pada Roh Sang Hitam tentang hal tersebut, namun perempuan berparas cantik itu tidak mau menjawabnya.
Keesokan harinya, Roh Sang Hitam ingin melihat perkembangan Jing Yang selama setahun. Cara tercepat untuk membuat Jing Yang tumbuh adalah merasakan pengalaman bertarung secara langsung.
Pagi hari yang sejuk itu akan menjadi pembuktian Jing Yang telah berubah setelah berlatih selama setahun penuh. Dengan langkah kaki yang tenang namun cepat itu, Jing Yang mengikuti Roh Sang Hitam menuju tempat dimana Binatang Iblis berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Shaiya_Eet
tumbuh dewasa dikit itu dah mulai tumbuh....
2024-09-13
0
Erland Geovanni
Mantap..lanjuut thor
2021-07-03
0
Erna Sukma
Ujian naik tingkat
2021-06-09
0