Selesai makan malam, Xue Qinghua melihat luka lebam di wajah Jing Yang. Kemudian dia menghela napas panjang.
“Nenek akan menegur anak-anak nakal yang memukulmu!” Xue Qinghua geram melihat Jing Yang terluka setiap pulang berlatih sendirian.
Namun Jing Yang mengepalkan tangannya dan berkata, “Nenek. Ini bukan apa-apa. Tadi sore aku terlalu keras berlatih bersama Yueyue.”
Langsung Xue Bingyue menatap Jing Yang yang tersenyum, ‘Kenapa kamu berbohong pada Nenek, Yangyang?’ Batin Xue Bingyue.
Kemudian Xue Qinghua menatap raut wajah Jing Yang dengan seksama, “Yueyue, kamu pergilah mandi, perempuan harus pandai menjaga kebersihan dan merawat tubuhnya, jangan menjadi anak yang malas,” tegur Xue Qinghua.
“Yang'er, sini Nenek basuh badanmu. Malam ini kita periksa lagi tubuhmu.” Xue Qinghua berdiri dan mengambil obat-obatan yang ada di lemari. Sedangkan Jing Yang mencuci piring makan sebelum kembali ke kamar.
Jing Yang pernah mandi bersama dengan Xue Bingyue saat mereka berumur enam tahun, namun setelah berkali-kali mereka berdua mandi bersama, Xue Qinghua menegur Jing Yang dan Xue Bingyue agar tidak terlalu dekat. Dalam artian Jing Yang dan Xue Bingyue harus tahu rasa malu dan tahu batasan.
Setelah ditegur Xue Qinghua, sekarang Jing Yang dan Xue Bingyue tidak pernah mandi bersama. Hanya mereka tidur di kamar yang sama. Sebuah kamar dengan dua ranjang yang berdampingan.
“Yang'er, apa Ayah dan Bundamu pernah bercerita tentang penyakitmu padamu?” Xue Qinghua bertanya sembari memijat punggung Jing Yang yang sedang tidur tengkurap itu.
“Ayah pernah memberitahuku, jika aku punya penyakit mudah lelah. Tetapi aku tidak tahu secara keseluruhan tentang penyakitku ini, karena Ayah dan Bunda terlihat tidak mau menceritakannya padaku,” jawab Jing Yang sembari membenamkan wajahnya ke bantal.
Xue Qinghua kembali memeriksa penyakit Jing Yang dengan tenaga dalamnya, “Aura ini sangat mirip dengan iblis!” Xue Qinghua membatin dan terlihat wajahnya pucat pasi.
Setelah itu Xue Qinghua menyuruh Jing Yang meminum air hangat dari rebusan Ginseng Salju.
“Minum air ini, Yang'er. Kamu jangan lupa mandi. Besok jangan pulang kemalaman dan kalian berdua harus mandi sore, jangan mandi malam seperti sekarang ini. Kamu dengar itu, Yueyue?” Xue Qinghua melirik Xue Bingyue yang sudah selesai mandi dan berpakaian rapi.
“Iya Nenek,” jawab Xue Bingyue sambil melompat ke atas ranjang.
“Terimakasih Nenek. Yang'er mandi dulu,” ujar Jing Yang sembari mengambil handuk berwarna putih dan berjalan menuju kamar mandi.
Xue Qinghua menatap Jing Yang yang mulai menjauh dari pandangan matanya, “Aku merasa Yang'er terkena Racun Iblis Neraka. Kemungkinan dia sudah terkena racun itu dari kecil,” batin Xue Qinghua.
“Yueyue, Nenek pergi dulu ya. Ada surat-surat yang harus diurus untuk keperluan sekte,” ujar Xue Qinghua sembari meninggalkan kamar yang ditempati Xue Bingyue dan Jing Yang.
“Iya Nek. Terimakasih sudah mengobati luka Yangyang,” jawab Xue Bingyue sambil tersenyum lembut pada Xue Qinghua.
Selang sepuluh menit kemudian, Jing Yang selesai mandi dan berpakaian di ruang ganti. Setelah itu dia membaringkan tubuhnya di ranjang miliknya yang berada di samping ranjang Xue Bingyue.
“Selamat malam Yueyue,” ucap Jing Yang sembari melirik Xue Bingyue.
“Selamat tidur, Yangyang,” balas Xue Bingyue sembari memejamkan matanya secara perlahan.
Jing Yang menikmati saat-saat ini. Saat-saat seperti sekarang ini, saat melihat wajah cantik Xue Bingyue yang tertidur lelap.
Setelah Xue Bingyue tertidur lelap. Jing Yang duduk bersila dan melatih pernapasan yang diajarkan oleh Xue Bingyue.
“Aku harus giat berlatih agar pantas berdiri di samping Yueyue,” batin Jing Yang penuh keyakinan.
Malam berlalu dengan tenang di Paviliun Bulan Salju, Jing Yang melatih pernapasan hampir sampai tengah malam. Ketika sudah merasa ada perbedaan di tubuhnya, barulah Jing Yang membaringkan tubuhnya dan tertidur.
Langit malam perlahan-lahan mulai memudar, secercah cahaya di atas awan mulai menyeruak menyinari dunia. Sinar matahari yang membawa kehangatan pagi perlahan membuat embun pagi yang mendekap dedaunan lenyap tak bersisa karena sinarnya.
Jing Yang terbangun dari tidurnya, dia mengubah posisinya menjadi duduk di atas ranjang, “Selamat pagi, Yueyue,” sapa Jing Yang kepada Xue Bingyue yang baru terbangun sama seperti dirinya.
“Pagi, Yangyang,” balas Xue Bingyue sembari mengusap matanya.
Seperti biasa, pagi hari yang indah di Pulau Salju Rembulan membuat Jing Yang semangat untuk berlatih. Sebelum melakukan pemanasan dan berlari pagi, Jing Yang membasuh wajah dan menyikat giginya.
Xue Bingyue juga mengikuti Jing Yang secara diam-diam karena gadis kecil itu selalu mengawasi Jing Yang dari kejauhan. Walau Jing Yang sudah berkali-kali menegur Xue Bingyue agar tidak mengikutinya, tetapi gadis kecil itu khawatir dengan Jing Yang yang akan di ganggu oleh Lin Feng dan teman-temannya.
Pagi hari di Pulau Salju Rembulan membuat penduduk di pulau itu terbangun dan memulai kegiatan mereka. Beberapa dari penduduk Pulau Salju Rembulan yang tidak menjadi seorang pendekar mulai berangkat berlayar karena pekerjaan mereka adalah seorang nelayan.
Beberapa dari mereka juga ada yang bekerja menjadi pemilik kapal di pelabuhan Pulau Salju Rembulan dan ada juga yang berkebun. Beberapa penduduk berkebun untuk menanam tanaman sumber daya yang menjadi penghasilan mereka.
Jing Yang seperti biasa menyapa Xue Qinghua sebelum lari pagi, “Nenek. Yang'er berangkat dulu!” Tangan Jing Yang melambai pada Xue Qinghua bsebelum berlari.
“Yang'er, hari ini ada jadwal latihan!” Xue Qinghua berteriak pada Jing Yang yang sudah berlari meninggalkan Paviliun Bulan Salju.
Suara Xue Qinghua terdengar oleh Jing Yang. Dia baru ingat jika pagi hari ini, Xue Qinghua tidak ada kesibukan sehingga dirinya bisa berlatih bersama Xue Qinghua.
“Iya Nek!” Jing Yang berteriak dan melambaikan tangannya kembali.
Tidak berapa lama terlihat Xue Bingyue mengejar Jing Yang dari belakang. Melihat cucu kesayangannya mengejar Jing Yang tentu Xue Qinghua hanya bisa menggelengkan kepalanya.
“Semoga mereka berdua selalu bersama sampai dewasa.” Xue Qinghua menggumam sembari menatap punggung Xue Bingyue yang kian menjauh dari pandangannya.
Di jalanan permukiman penduduk terlihat tatapan sinis pendekar laki-laki yang merupakan murid dari Lin Song.
Jing Yang berlari bersama Xue Bingyue yang sudah berada di samping dirinya.
“Yueyue, kamu pasti menggunakan ilmu meringankan tubuh,” ucap Jing Yang sambil terus berlari.
“Iya, Yangyang. Aku ingin mengejarmu,” jawab Xue Bingyue sambil tersenyum manis pada Jing Yang.
Saat Jing Yang dan Xue Bingyue terlihat akrab, pendekar yang merupakan murid maupun anggota dari Lin Song mulai membicarakan Jing Yang.
“Lihat itu, si cacat yang tidak berguna!”
“Anak dari luar sekte diperlakukan istimewa.”
“Aku seperti melihat Tuan Putri dan Si Buruk Rupa.”
Suara tawa terdengar, namun Jing Yang tidak menggubris perkataan pendekar laki-laki yang selalu menghinanya. Baginya, cacian dan hinaan mereka seperti angin lalu. Masuk telinga kiri, lalu keluar telinga kanan.
“Sudah cacat ilmu bela dirinya. Cacat juga matanya! Dasar sampah tidak berguna!”
“Apa yang diharapkan dari si cacat buta ini! Aku sama sekali tidak mengerti jalan pikiran Ketua Qinghua!”
Langkah kaki Xue Bingyue berhenti. Dia paling benci jika ada yang menghina fisik Jing Yang. Di tidak suka ada yang menghina mata kiri Jing Yang yang telah terluka.
“Yueyue!” Jing Yang menarik tangan Xue Bingyue karena gadis kecil itu terlihat begitu emosi.
“Jangan pedulikan omongan mereka. Aku sudah bilang padamu, asal mereka tidak menghinamu, maka bagiku hal seperti ini bukanlah apa-apa.”
Xue Bingyue menggigit bibir bawahnya, “Tetapi—”
“Yueyue, jangan dengarkan mereka!” Jing Yang memotong perkataan Xue Bingyue dengan cepat.
Melihat sikap Jing Yang membuat Xue Bingyue berlari meninggalkan Jing Yang sendirian, “Yangyang! Mereka itu menghinamu. Aku tidak terima jika ada orang yang menghinamu!" Batin Xue Bingyue berkecamuk.
“Kenapa kamu masih bisa memaafkan mereka? Kenapa kamu masih bisa tetap tersenyum?” Xue Bingyue membatin dan terus berlari menuju hutan tempat biasa dia berlatih.
Jing Yang tidak mengikuti Xue Bingyue, melainkan dia langsung kembali ke Paviliun Bulan Salju setelah lari pagi memutari permukiman penduduk yang ada di Pulau Salju Rembulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Alan
Semangat
2021-08-31
1
Alan
Lanjuttttttt
2021-08-31
0
bulu ijo
sabar...nanti kalau udah kuat batu bantai semuanya..yang mengganggu
2021-02-20
1