Maaf aku bohong sama kamu Yasmin, aku janji akan pulang bersama Adrian, sambil iya menatap photo mereka bertiga di wallpaper handphone.
Adrian yang hilang adalah tanggung jawab nya, Reva nggak mau membuat Yasmin semakin khawatir.
Anak ganteng kamu dimana nak? Jangan bikin Tante dan bunda mu khawatir.
Apa yang Tante bilang sama bunda mu, kalau Tante pulang tanpa kamu. gumam Reva dengan frustasi
Hari sudah mulai gelap, Reva masih mencari Adrian, tetapi hasilnya masih sama.
Anak kecil itu masih belum terlihat batang hidungnya membuat Reva semakin gusar, harus bagaimana mana lagi menemukan anak itu.
Mana Yasmin sudah minta agar segera pulang, bagaimana aku bisa pulang tanpa adrian? yang ada yasmin langsung pingsan.
Reva mengacak-acak rambut nya karena ingin melaporkan ke polisi belum sampai 24 jam
Adrian kamu dimana nak?
Reva kembali ketempat motor nya, tadi setelah berapa jam mencari-cari Adrian tapi tidak ditemukan juga.
Adrian kamu dimana sie? dengan kedua tangan menangkup ke wajah nya kerna air mata sudah gak bisa di kontrol lagi, sambil menangis Reva berjongkok diatas motor itu sudah pasrah entah mau dicari kemana lagi.
“Tante Reva!” Reva mendongak mendengar suara anak kecil memanggil nya.
Reva menoleh ke arah suara itu, iya melihat anak kecil itu berdiri dengan senyum mengembang.
“Adrian? aku nggak salah lihat kan, apa aku hanya berhalusinasi karena terlalu stres mencari nya anak itu kemana -kemana.
“Tante Reva!” panggil anak kecil itu lagi untuk menyadarkan lamunan Reva.
“Adrian! kamu dari mana saja? Tante sudah mencarimu kemana-mana!
Tante sangat takut kehilanganmu.” Reva memeluk anak itu dengan mencium pipi kanan dan kiri nya.
“Tante kenapa menangis?” bukan nya malah menjawab pertanyaan dari anak itu malah Reva balik bertanya.
“Coba tebak kenapa Tante menangis?” Reva melihat ke arah muka anak itu denah seulas senyuman, padahal dalam hatinya ingin mengetuk anak itu dan memarahi nya tanpa ampun Karena pergi dari motor.
Belum sempat ia menjawab, mata Reva tertuju dengan laki-laki yang dibelakang Adrian.
Reva memindai orang itu dari atas hingga bawah membuat Reva tercengang ketika melihat wajah nya.
“Kamu siapa?” tanya Reva.
Flashback.
Mobil yang dikendarai Adam rusak, ia sedang menelpon orang bengkel untuk menjemput mobil nya kesini, sementara itu dia berjalan ke seberang untuk masuk ke restoran.
Sedangkan Adrian memainkan mobil-mobilan nya.
Mobil itu sedikit jauh dari nya baru iya mau mengambil mobil itu, tiba-tiba mobil-mobilan nya ditendang ke arah jalanan.
Sementara itu Adrian pemilik mobil-mobilan itu melongo, Adrian terlalu kaget, baru saja dia mengambil mobil itu malah melihat mobil nya ditendang orang.
Mobil Adrian...
Adam menoleh kearah anak kecil itu, mobil-mobilan nya punya kamu? maaf om tidak sengaja menendang nya.
Adrian tidak menghiraukan omongan Adam iya langsung berlari untuk mengambil mobil-mobilan nya.
awas... tangan Adam langsung menarik tangan anak itu langsung memeluk kedalam gendongan nya.
Adrian hanya diam beberapa detik dalam gendongan Adam.
Ada sesuatu yang Adam rasakan saat begitu dekat dengan anak itu, iya merasakan pernah melihat wajah anak itu tapi entah dimana.
Mobil Adrian... anak itu sambil menangis membuat Adam tersadar dari lamunannya.
Mobil Adrian... ia menatap sendu ke arah mobil-mobilan impian nya, Adrian belum puas bermain sama mobil baru nya malah sudah hancur saja.
Adam kemudian berjongkok mensejajarkan dengan diri Adrian yang juga berjongkok sambil memegang mobil-mobilan nya. “maaf om tidak sengaja menendang mobil nya.” Ujar nya dengan sesal
Adrian hanya melirik laki-laki yang dihadapan nya tanpa berkata apa pun, kemudian beralih pada mobil yang di tangannya.
“Sebagai permintaan dari om, om akan mengganti nya, di dekat sini ada toko mainan.”
“Bagaimana kalau kita membeli nya lagi?” Adam tidak tega melihat muka anak itu sedih, yang diyakini sudah menyimpan air mata di bola mata nya hendak keluar.
Adrian kembali mendongak ke arah Adam. “Beneran om mau ganti? “ tanya nya kemudian.
“Tentu laki-laki itu yang dipegang omongan, oke! om orangnya nggak pandai bersilat lidah, kita beli sekarang.” sambil menggenggam tangan Adrian.
Seakan terhipnotis oleh Adam, Adrian pun mengangguk dan mengambil tangan Adam iya bergandengan tangan melangkah kedalam toko mainan.
Mereka berdua melangkah bersama, banyak orang yang melihat keakraban mereka, padahal mereka baru berjumpa tapi seperti orang yang sudah kenal lama.
“Ada mobil mainan seperti ini?” unjuk Adam ke mobil yang sudah hancur kepada pelayan.
“Seperti nya masih ada tunggu sebentar ya mas... kami akan mencari nya.” ucap karyawan toko dengan sopan.
Adrian melihat mainan yang banyak tersusun dengan rapi dari yang kecil sampai yang besar, mata nya melihat dengan kagum.
“Adrian mau mainan yang lain?” tanya Adam
Adrian mengangguk kepala namun berapa saat iya ngomong tidak.
“kalau Adrian mau mainan boleh ambil sesuka hati Adrian.”
“Tapi Adrian nggak punya uang om." Jawab anak kecil itu.
“Kan sudah om bilang! om akan bayar semua nya jadi Adrian boleh ambil sesuka hati.”
“Tidak om kata bunda Adrian nggak boleh beli mainan banyak, cukup satu aja!
mending uang nya bisa untuk makan atau tabung untuk Adrian sekolah nanti.” Jawab anak itu dengan wajah sedih
Sebenarnya dia mau ambil mainan banyak namun takut dengan bunda ( gini lah kalau pawang galak ) hahahaha.
Senyuman Adam seketika hilang mendengar kan omongan Adrian, mungkin anak ini berada di keluarga yang sederhana, terlihat dari cara nya sangat menghargai nama nya uang.
Nggak seperti aku dan kak Alvin apa yang kamu mau selalu dituruti mama dan papa ,bahkan mainan waktu kecil kamar hampir penuh.“
“Adrian… kalau kamu mau mainan yang lain boleh diambil nanti om yang bayar ya.” Ucap Adam sekali lagi
“Tapi nanti bunda marah sama Adrian om.”
“Tenang aja bunda nggak marah, kan beli nya pake uang om bukan uang bunda.”
Mendengar itu Adrian kembali bersemangat, iya mengambil mainan yang belum pernah dimiliki nya, seketika iya lupa dengan nasehat dari bunda nya.
Adam tersenyum melihat wajah anak itu kembali ceria lagi, setelah mereka memilih beberapa mainan, lalu membayarnya ke kasir.
Adam pun keluar dengan menenteng kantong isi mainan, sedangkan Adrian ditangan kanan nya menenteng mobil mainan, dimana kiri nya robot yang bisa berubah jadi mobil.
“flashback off”
“Maaf membuat anda khawatir saya hanya mengajak nya ke toko mainan untuk mengganti mobil mainan yang ke tergilas akibat saya tendang.” ujar Adam menjelaskan kepada Reva kenapa iya bersama dengan Adrian.
“Tante tidak marah kan sama Adrian?" sambil ia genggam tangan Reva.
“Ah iya sayang, Tante nggak marah kok.”
“Sekali lagi Adrian minta maaf karena pergi tanpa izin dari Tante.”
“Tante tau nggak begitu shock nya Tante lihat kamu sudah nggak ada di motor, Tante sudah putus asa cari kamu kemana -mana.”
“Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Adrian? apa yang harus Tante jawab dengan bunda Adrian nanti.” ujar Reva dengan berjongkok sejajar dengan anak itu
“Dan untuk anda! tunjuk Reva ke arah Adam, anda sudah membuat jantung saya copot hari ini,kalau gua pulang tanpa ini anak bisa habis gua digorok oleh emak nya tau.” teriak Reva ke Adam dengan wajah kesal"
Adam pun hanya meminta maaf, dia sadar kesalahan nya, karena mengajak anak orang tanpa izin.
Dalam pikiran nya tadi sebisa mungkin menenangkan anak kecil itu serta menebus kesalahannya karena sudah buat mainan nya rusak.
“Bunda sudah nanyain Adrian! jadi sekarang kita pulang ya.”
Dengan menurut Adrian mengikuti Reva lalu iya duduk diatas motor.
“Tunggu ini mainan nya Adrian ketinggalan.” ucap Adam
Ha- Reva melotot melihat kantong kresek yang isi nya mainan semua.
“Ini mainan semua." Tanya Reva
“Iya aku belikan untuk nya kerna menebus kesalahan saya yang membuat mainan nya rusak.” ucap Adam
Setelah Adrian dan Reva pergi Adam masih berdiri mematung melihat mereka sudah semakin menjauh.
Kenapa anak itu tidak asing bagi ku, dimana aku melihat nya. Gumam nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments