"Halo? Riko keruangan saya sekarang!” pinta nya sekarang
“Baik pak.” jawab Riko
“Oh iya Riko mana laporan yang saya minta?” tanya Alvin menatap ke arah Riko.
“Ini pak... hampir saya lupa.” ujar nya sambil melangkah mendekati alvin lalu menyodorkan beberapa map dari semua divisi di kantor."
Alvin membuka beberapa laporan di meja,dia sangat terkejut dengan laporan dari divisi keuangan.
“Ini divisi mu kan?" Tanya nya dengan muka dingin
“Betul pak." jawab nya
“Jelaskan kenapa akhir-akhir ini begitu banyak pengeluaran dari divisi keuangan.” nunjuknya ke laporan keuangan
Riko mengambil map diatas meja Alvin langsung menjelaskan secara detail.
“Begini pak di akhir-akhir ini ada pengambilan dari Pak Mahendra.” ujarnya sambil menunduk
“Untuk apa?” tanya Alvin dengan Dingin
“Saya tidak tahu pak, selagi saya jadi Bawahan tidak mungkin menolak. Apa lagi Pak Mahendra selaku Presdir di perusahaan kita.”
Alvin terdiam ... “lain kali saya tidak mau hal ini terulang kembali, dengan siapa pun itu. Di perusahaan ini ada aturan nya jangan sesuka hati pakai uang perusahaan kalau begini bisa-bisa bangkrut.” sentak nya dengan tegas
“Ba-baik pak.”
Astaga saya hampir pingsan di dalam sini pak Alvin dingin sekali, untung masalah uang yang diambil Pak Mahendra tidak panjang. "ujar Riko dalam hati nya.
"Riko!"
“Kita keluar...saya mau lihat pabrik konveksi kita apakah berjalan dengan baik dan saya mau melihat bagaimana mana pemasaran di bulan ini ada peningkatan atau tidak.” ujar Alvin sambil berdiri
“Baik pak.”
Kedua nya segera keluar dari ruangan, mata Alvin menyapu semua karyawan yang sedang sibuk bekerja.
Kemana wanita itu? tidak terlihat batang hidung nyaa...kenapa aku mencari dia sie. Dalam hati Alvin
Sedangkan Yasmin masih sibuk didalam beres-beres kerna iya hari ini masuk shift sore.
“Yasmin kamu baru datang.” ujar Bu Yati
“Beberapa menit yang lalu Bu,” dengan wajah nya yang tersenyum
Sedangkan Alvin dan Riko sudah selesai meninjau pabrik konveksi nya, dilihat nya semua baik-baik saja, begitu juga dengan pemasaran yang stabil.
Semoga kedepan nya naik pesat.
Drttttt drttttt drrtttt
Suara handphone Alvin dari kantong celana nya, dilihat dari layar benda pipih itu. "Amora" gumam nya.
“Ada apa Amora?” dengan nada yang malas.
“Aku hanya ingin mengucapkan selamat atas naik jabatan nya menjadi seorang CEO sekaligus presdir.” terdengar nada bahagia diujung sana
Alvin menghembuskan nafas nya dengan pelan.
“Kamu tau dari mana?” tanya Alvin dengan heran.
“Kamu nggak tau di grup anak-anak kantor sudah pada heboh, apalagi aku tau nya dari Tante Dewi yang bekerja di Perusahaan kamu.”
“Tante Dewi siapa?” tanya nya dengan penasaran.
“Tante Dewi yang di Divisi pemasaran.”
“Oh dia rupanya.” gumam Adam dalam hal apa pun yg Alvin mengingat nama yang Amora sebut tadi."
“Hmmm nggak ada traktiran gitu, atau dirayakan karena kamu kan sudah jadi seorang Presdir. Mau dong cicip uang Presdir." ujar Amora dengan gembira
“Aku lelah." lirih Alvin
“Ayolah kak sekali ini saja." dengan suara manja nya
Alvin membuang nafas dengan kasar dia tahu kelemahan nya tidak bisa menolak ajakan dari Amora.
“Baiklah, dimana.” Tanya Alvin."
“Di Casablanca pub, nanti sekitar jam 8 malam.”
“Kita ke cafe dan resto tempat biasa aja Ra! ngapain kesana coba?” tanyanya dengan nada tidak suka.
“Sekali ini aja kak aku mohon dengan sangat mohon, aku janji deh ini yang terakhir kali nya ngajak kakak ke tempat yang beginian, lagian teman-teman ku lebih milih tempat itu.” ujarnya dengan nada memohon
“Oke... ujar Alvin dengan pasrah.
Sudah dulu ya, aku tutup teleponnya karena masih ada urusan yang belum kakak selesai kan.” langsung memutuskan teleponnya
“Riko...apa masih ada berkas-berkas yang belum dilihat karena saya nanti malam ada urusan, palingan keluar nya cuma sebentar,dan kamu tetap di kantor.”
Waktu menunjukkan sudah sore hari begitu juga dengan Yasmin dia belum bisa pulang karena ada lembur malam ini.
Takut nya pak bos dan asisten nya perlu sesuatu jadi hari ini iya pulang malam.
***
Sedangkan ditempat lain Amora sudah menyusun rencana jahat dengan teman-teman nya.
aku harus berhasil malam ini nggak boleh gagal. Ujar nya dalam hati
Amora menunggu Alvin dengan gelisah, kemana sie jam Sekarang dia belum datang
atau kak Alvin nggak jadi datang.
“Ayo Amora kita minum dulu.” Ajak salah satu teman lelaki nya
“Aku tunggu kak Alvin Dani.” sentak nya dengan kesal
“Oh iya bagaimana dengan rencana kamu?” Tanya dani
“Oke lah” dengan mengedipkan satu mata nya sambil tersenyum menyeringai.
“Amora itu Alvin sudah datang.” tunjuk Dani ke arah pintu masuk.
“Oh iya kamu sudah siap kan.”
“Kak Alvin sini.” teriak nya sambil melambaikan tangan ke udara
Alvin bergegas mendekati Amora, sambil melewati pasangan muda-mudi yang sedang berjoget dengan minuman alkohol di tangannya,
bau alkohol begitu menyeruak di hidung Alvin.
“Hay Alvin selamat ya bro atas kenaikan jabatan mu.“ ucap Dani
“Terimakasih Dani, yang lain nya mana?” Tanya Alvin mencari-cari sosok yang iya kenal.
Tuh...tunjuk Dani kearah pasangan muda-mudi yang saling merangkul di meja.
Alvin langsung menoleh tanpa iya sadari Amora sudah memasukkan sesuatu kedalam minuman Alvin sambil tersenyum menyeringai.
malam ini kamu harus jadi milikku Alvin, aku sudah lelah dengan cara baik-baik, jadi jangan salah kan aku mendapatkan kamu dengan cara seperti ini. Ujar nya dalam hati
“Malam ini aku terakhir kalian semua nya.” Alvin sambil angkat gelas yang ada di tangannya dan langsung meminum nya."
Amora tersenyum bahagia melihat Alvin meminum minuman itu dengan habis tak tersisa.
Sedangkan Alvin sudah merasakan sesuatu yang nggak beres, lalu iya merogoh ponsel nya di dalam kantong dan kemudian berdiri menjauh.
“Kak Alvin mau kemana?” Tanya nya dengan gusar takut rencana nya berantakan
“Sebentar aku mau menelpon teman.” jawab nya
Amora mengangguk, memindai setiap gerak gerik Alvin yang sedang berbicara lewat telepon.
“Sudah?” tanya Amora saat melihat Alvin sudah melangkah ke arahnya.
Sedangkan Alvin merasakan kepanasan, kok panas begini ya sambil iya mengipas tangan ke muka nya.
Dani dan Amora saling pandang dan tersenyum melihat obat yang dimasukan tadi bereaksi.
“kalian tidak panas?” tanya nya kepada Amora Dan dani bergantian. Dia sangat kegerahan ditambah lagi dalam ruangan yang sesak dan bau alkohol.
“Kakak...kamu tidak apa?” tanya Amora dengan muka pura-pura panik.
“Nggak tau Ra! aku merasakan kepanasan.” sambil membuka kancing baju nya yang bagian atas.
Amora mendekati Alvin dan mengelus lengan nya dengan manja, sedangkan Alvin menatap lain ke arah amora.
“Kamu mau istirahat dulu kak?” tanya Amora
“Aku pulang saja.” sambil Nafas nya yang sudah mulai serak
Wajah nya mulai memerah bahkan terlihat sangat gelisah, mata nya melihat ke arah paha Amora yang begitu mulus hampir melihat belahan itu. Ada perasaan aneh dalam diri nya membuat diri nya bergejolak seolah-olah ada sesuatu yang membuat ia menatap Amora dengan nafsu yang tinggi, apa lagi Melihat bagian dada Amora yang sudah menyembul.
“Amora ah,” panas bisik nya ketelinga Amora dengan tatapan yang lapar melihat tubuh Amora.
“Kakak ada apa denganmu? kamu sakit?” Dani tolong bantu kak Alvin ke belakang untuk istirahat, kalau sudah baikan baru kita antar pulang. "ujar Amora sambil mengelus wajah Alvin dengan gelisah, bahkan tangan Amora sudah berani meremas -remas benda yang masih terbungkus di dalam celana Alvin.
“Ayo Vin...aku bantu kamu berdiri.” ajak Dani sambil senyum menyeringai ke arah Amora. "Selamat bersenang-senang ya."
Vin bisik Dhani dengan suara desahan di telinga Alvin.
Dani membantu Alvin berdiri, memapahnya dan hendak membawa nya ke kamar yang sudah disiapkan oleh mereka, sedangkan Amora sudah tersenyum bahagia, sebentar lagi Alvin akan menjadi milik nya.
“Mau dibawah kemana pak Alvin?”
Suara tegas dan tangan nya mencekal ke lengan Dani membuat Dani dan Amora terkejut.
“Apa yang kalian lakukan terhadap pak Alvin?”
tanya nya lagi kepada Amora Dan dani dengan tatapan tajam.
“Apa urusannya kamu? saya ini teman nya Alvin dan dia tunjuk nya ke Amora dia kekasih nya alvin.”
“Semua urusan pak Alvin menjadi urusan saya jadi jangan coba-coba kalian membawanya.” sarkas nya dengan nada marah
“Riko apa itu kamu?” terdengar suara serak dan mata nya menatap liar pada Riko.
“Iya pak...kita pulang sekarang.”
Riko hendak mengambil alih Alvin dari dani.
“Siapa kamu sebenarnya nya? berani -berani nya kamu menyentuh kekasihku.” ucap Amora dengan gusar
“Saya asisten nya? dan saya tidak tahu menahu anda teman nya dan kau nyonya kekasih atau bukan itu bukan urusan saya, yang pastinya saya kan membawa pak Alvin pulang bersama saya sekarang.” ujar Riko dengan tegas
Amora dan Dhani saling berpandangan, Amora mengeram dengan kesal padahal sedikit lagi iya mendapatkan Alvin, entah dari mana lelaki arogan itu datang mengakui sebagai asisten nya.
“Mari pak.” Riko meraih lengan Alvin semakin gelisah bahkan rambut dan baju sudah acak-acakan."
“Hentikan!” sentak Amora tidak terima dan ditarik nya lengan Alvin
“Maaf nyonya jangan sampai saya berbuat kasar pada anda.” ujar Riko dengan tatapan tajam dan sini.
Saya tahu kalian berdua merencanakan sesuatu kepada bos saya. sengit nya! jadi jangan macam-macam, atau saya akan urus kan masalah ini ke jalur hukum. Ancam Riko
Dani dan Amora saling berpandangan dan mundur kebelakang dengan memberi akses untuk mereka pergi.
"Ayo pak, bapak bisa berdiri dan berjalan kan.” walaupun dilihat nya Alvin sudah tidak sanggup lagi melangkah.
dengan susah payah Riko membawa Alvin masuk kedalam mobil akhirannya sampai ke mobil dengan meninggalkan Amora yang sedang gusar dengan tangan mengepal."
Sialan gagal lagi. Ujar nya gusar
“Lupakan Alvin Amora... mari kita bersenang-senang.” tatapan Dhani ke Amora dengan menggoda.
“Cih... mau dikemanakan tunangan kamu?" ujar nya mencebik.
“Dia kan nggak disini Mor, jadi nggak akan tahu.”
Dani menggendong Amora dengan agresif.
Kedua nya melangkah ke depan bartender untuk melanjutkan minum-minum
sedangkan Amora nggak henti-henti nya dia menggerutu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments