Ingatan itu kembali lagi

Setelah sepanjang hari aku bekerja, aku langsung pulang kerumah.

Tidak sampai berapa jam aku sudah tiba di kos,

Aku masuk ke kos dengan badan yang sudah lengket, dan berniat untuk mandi kerna siap magrib akan kerumah ibu yang punya rumah yang ia tepati, untuk membayar sisa uang kontrakan kemarin.

Di Dalam kamar mandi ia bernyanyi sambil bersorak-sorai, kerna hari ini sangat bahagia, ia melepaskan semua pakaian nya serta ikatan rambut nya yang bergulung. Lalu mengusap-usap seluruh badan nya .

Tepat di mukanya... Aku berhenti dan meraba wajah nya yang terasa kasar seperti jalan aspal yang belum dirapikan, ada benjolan-benjolan kulit yang rasanya mau lepas seperti plastik yang dilelehkan seperti itu lah wajah nya akibat kebakaran itu.

Aku mengguyur kepala nya yang panas itu.

Untuk menangkan hati nya bergejolak  mengingat kejadian belasan tahun yang silam, peristiwa yang membuat ibu nya lumpuh dan wajahnya cacat, Waktu itu ia berumur 7 tahun.

Aku setiap hari ikut ibuku bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang milyarder nomor satu di Jakarta. Aku Masih ingat di rumah besar itu sangat sepi kerna majikan ibu nya sibuk masing-masing, sedangkan dirumah itu ada putra nya yang usia nya entah berapa tahun.

Saat ibuku membersihkan ruang tengah...tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat besar dari arah dapur, api yang sangat besar dan merambat membakar semua yang ada di dalam rumah itu, kebetulan anak majikan ibuku  sedang tidur dikamar.

Dengan panik ibu berlari arah kamar lalu membuka pintu dan melihat anak majikan nya yang sudah menangis ketakutan, lalu ibu mendorong jendela yang ada di kamar itu dengan Paksa untuk mengeluarkan anak majikan nya.

Sedang kan kami masih terjebak dikamar.

Ibu melihat ku ketakutan, lalu ibu memeluk ku dengan selimut yang sudah ibu basah kan untuk menutupi badan ku agar tidak terkena api, naas nya tubuh ibu terjatuh di bawah rak buku yang sudah mau hancur dilalap si jago merah, saat itu ibu mendorong ku agar tidak ikut tertimpa.

Sedangkan muka ku terkena api dan penglihatan yang sudah mulai gelap.

Saat terbangun dia berada di ruangan yang serba putih, Dimana lagi kalau bukan rumah sakit, tidak hanya  badan nya terasa remuk dan patah, ia  meraba wajah nya yang dibalut dengan perban.

Sedangkan ibuku mengalami luka bakar yang cukup serius, kaki nya mengalami lumpuh.

Meski sang majikan bertanggung jawab untuk membiayai semua biaya Rumah Sakit, bentuk  rasa terimakasih karena sudah menyelamatkan putranya.

Saat aku dan ibu nya keluar dari rumah sakit, ternyata keluarga majikan nya sudah pindah ke Jakarta, namun biaya hidup kami  selalu mereka kirim lewat rekening ibu.

Hari-hari yang kami lewati sangat lah buruk, ibu hanya berbaring diatas kasur, sedangkan aku selalu bermain sendirian karena nggak ada anak yang mau mendekati ku, mereka bilang aku hantu dan monster.

Aku menepis semua ingatan yang membuat dadanya sesak, ia buruh-buruh menyelesaikan mandinya, merasa sudah cukup lalu mengambil handuk dengan bergegas keluar dari kamar mandi untuk mengganti baju piyama dan bersiap-siap menuju rumah ibu yang punya kontrakan.

Dengan berjalan santai aku sudah sampai depan pintu rumah yang begitu besar dan mewah.

"Assalamualaikum."

“Wa'alaikumsalam”  terdengar jawaban dari dalam rumah, ternyata itu bi Ina ART dirumah itu.

“Selamat malam bi, ibu atau bapak ada karena mau bayar uang sisa kontrakan kemarin.”

"Silahkan duduk dulu mbak." nanti saya panggilkan.

"Nyonya!"  panggil bi ina.

"Ya Bi ada apa?” jawab Nyonya Elmira

“Ada mbak Yasmin, mau bertemu dengan Nyonya katanya dia mau bayar uang sewa kontrakan yang kemarin.”

“Oh Yasmin!" cicit Nyonya Elmira

Sedangkan Yasmin duduk dengan sopan, ia memperhatikan rumah yang begitu megah, dari jauh ia memandang photo keluarga besar Nyonya Elmira beserta suami dan anak-anaknya.

Wah, keluarga yang harmonis apa lagi anak nya yang begitu tampan.

tunggu dulu bukan kah itu pak bos dan disampingnya juga mirip dengan Dokter yang tampan dan baik hati itu, sambil iya tersenyum.

Atau jangan-jangan ini rumah orang tua nya, ujar Yasmin sambil tutup mulut

Dalam hati Yasmin ya ampun dunia ternyata dunia begitu sempit.

Terdengar suara sendal melangkah menghampiri Yasmin, ia itu adalah Nyonya Elmira.

"Yasmin!"

“Eh iya Bu, saya kesini mau mengantarkan uang sisa kemarin. Maaf ya Bu uang nya telat saya merasa kurang enak hati.”

“Tidak masalah.” ujar Nyonya Elmira sambil menatap dengan dingin

“Baiklah Bu saya kesini hanya mengantar kan uang ini, saya pamit keluar Bu.” dengan berdiri sopan lalu beranjak pergi.

Sesampai di dalam kontrakan ia langsung

menjatuhkan badan nya ke kasur, yang berukuran kecil itu dengan memejamkan mata nya.

***

Alarm berbunyi Di jam 06.00 pagi hari, aku mengucek mata dan bergegas bangun dari tempat tidur, tidak lupa membersihkan kos yang ukuran nya tidak terlalu besar, lalu ia mandi dengan cepat agar tidak terlambat datang ke kantor.

Diperjalanan aku melihat gedung-gedung pencakar langit, semua orang huru-hara melakukan kesibukan masing-masing.

Sesampainya nya dikantor tidak lupa aku menyapa pak Doi yang merupakan security di Perusahaan tempat ia bekerja.

"Selamat pagi pak Doi."

“Pagi juga mbak Yasmin." Jawab pak Doi

Seperti biasa yasmin mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan telaten.

Iya juga kadang disuruh karyawan lain nya untuk fotocopy berkas-berkas, kadang juga disuruh beli makanan dan minuman.

Tapi mereka tidak memperdulikan muka ku yang selalu memakai masker ini.

Aku sangat senang di tempat ku bekerja tidak ada orang yang mengejek, ya kerna mereka nggak tau wajah ku di balik masker ini.

Bu Yati aja selaku senior office girl ia nggak pernah keberatan melihat aku pakai masker terus.

Kring...kring...kring ....

Suara telpon pantry berbunyi.

"Halo pak!"

“Tolong antar kan kopi dan teh keatas sekarang.” terdengar suara dari dalam telepon itu

“baik pak.”

Aku segera membuatkan kopi dan teh yang dipesan tadi ia langsung diantar nya keruangan CEO .

Tok...tok...tok....

"Permisi pak" saya mau antar kopi dan teh nya .

Letakan di meja itu, ujar CEO tanpa melihat nya.

Sedangkan di sofa ada seorang wanita cantik yang sedang duduk sambil membaca majalah, mata nya melirik ke arah Yasmin.

Kenapa dengan wanita ini, seluruh karyawan nggak ada pakai masker tapi dia pakai masker, ada apa dibalik wajah nya? dengan wajah penasaran

Aku kerjain dia biar tau rasa. Amora tertawa dalam hati nya

"Hey kamu sini!”

“Bersihkan meja itu kotor sekali”!

Dengan cepat Yasmin mengambil lap yang selalu di pundak nya.

"Maaf Nyonya, permisi dengan ucapan yang sopan.

Tiba-tiba ditarik nya masker dari muka Yasmin dengan mata terbelalak dan terkejut.

Ahhhh hantu...

Kakak hantu! tolong kak.

Aku tersenyum getir dengan  mata yang sudah berembun atas perlakuan wanita yang didepan nya.

"Ada apa amora?” tanya Alvin

Alvin bingung melihat Amora yang sudah di pojok sofa itu.

"Siapa dia kak?” tunjuk ke arah Yasmin yang sedang berjalan mau melangkah ke keluar

“Karyawan Office Girl yang baru," ucap Alvin dengan wajah yang datar

“Gadis sejelek itu kenapa kakak terima dia bekerja disini.”

“Kamu tanya aja ke pak Hardi." ucap Alvin ketus

“Lagian kamu ngapain kesini?”

“Aku mau ketemu kakak, karena di telepon kakak tidak menjawab nya dengan wajah yang cemberut.”

“Kakak!” Amora berdiri dari sofa dan mendekati Alvin ke kursi kebesaran nya.

“Menjauh Amora!” sentak Alvin

“Kakak kok gitu sih cuekin aku padahal aku bela-belain kesini untuk ketemu kamu.” bibir amora merenggut

“Kak!”

“Kita keluar yuk.” ajak Amora

“Kemana?” tanya nya sambil menyeruput kopi tadi.

“Kita ke hotel abadi, temanku ada lagi merayakan  ulang tahun di hotel itu.” mata Amora menatap dengan marah kerna melihat Alvin minum kopi dengan sangat menikmati.

“Nggak bisa Amora Kakak lagi sibuk.”sahutnya

“Kapan sie kakak bisa pergi dengan ku, padahal aku sudah melakukan semuanya untuk kakak. Bahkan jika kakak mau nyawa ku akan ku serah kan dengan kakak,” Ohh aku tau pasti...apa kerna gadis yang bernama Meira itu, kamu pacaran dengan nya?  tanya Amora dengan ketus.

“Ngapain kamu tanya-tanya dan mau tau semua urusan ku, kita tidak punya hubungan apa-apa, jadi terserah aku dong mau pergi sama siapa!”

“Benar kakak menyukai nya?” tanya nya lagi

“Iya kenapa?” Alvin melihat ke arah Amora dengan menatap nya

“Aku menyukaimu kak dari dulu”

“Sayang nya aku tidak, karena kamu sudah aku anggap adik sendiri,” pulang lah Amora! sambil mendorong kursi nya dan bergegas mau keluar.

“Kamu mengusir ku kak?” Tanya Amora dengan mata yang berkaca-kaca.

Alvin tidak menjawab dan langsung melangkah keluar meninggalkan Amora yang masih terdiam disana.

Ya dia Amora merupakan adik sepupu jauh Alvin.

Tapi Amora sudah menyukai Alvin dari kecil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!