Hari-hari yang dilewati oleh Alvin sangat menyedihkan, apa yang ia makan dan minum semua nya keluar.
Ada apa dengan ku? kenapa akhir-akhir ini aku ingin memakan makanan yang tidak pernah aku makan, apa sebaiknya aku periksa ke dokter. Keluh nya
Hoeekk… hoeekk…
Ia bergegas kekamar mandi untuk memuntahkan isi perut yang baru diisi tadi pagi.
perasaan nya yang tidak nyaman, kepala nya pusing, pandangan nya mulai berkunang -kunang dan seketika badan nya ambruk ke lantai .
sedangkan air di wastafel dalam keadaan hidup.
Riko yang masuk kedalam ruangan sang. ia dia melihat kesana kemari, kemana pak bos kenapa dia tidak ada di ruangan? atau jangan -jangan dia sedang keluar.
Pas dia mau keluar dari ruangan, iaa mendengar percikan air dari kamar mandi, oh mungkin pak Alvin didalam kamar mandi.
Aku tunggu aja dia disini, berapa menit berlalu namun sosok Alvin tidak muncul juga. Dengan khawatir Riko melangkah ke depan kamar mandi lalu, ia mengendorkan pintu kamar mandi namun tidak ada jawaban sama sekali.
Astaga! jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi pada pak Alvin.
Riko semakin panik, ia mencoba mendobrak pintu namun tidak berhasil, ia berlari keluar untuk mendapatkan bantuan dari karyawan yang lain. Tak lama kemudian datang dua orang laki-laki yang membawa alat-alat untuk membuka pintu kamar mandi.
Riko mondar-mandir didepan pintu, kedua lelaki itu bekerja dengan cepat meng-utak-atik kunci kamar mandi, sesaat kemudian pintu berhasil mereka buka.
Dan mereka berlari kedalam kamar mandi
“pak Alvin!” teriak mereka serempak
Tampak Alvin tergeletak dilantai dengan pakaian yang basah, wajah nya pucat Pasih.
“Cepat angkat pak!. teriak Riko kepada kedua laki -laki itu, kita Bawa segera pak Alvin kerumah sakit sekarang juga."
Kedua laki-laki itu membopong tubuh Alvin melewati para karyawan lain nya, mereka berbisik apa yang terjadi dengan sang Presdir.
Sedangkan pak Hardi melihat orang ramai-ramai, ada apa ini? itu pak Hardi pak bos pingsan.
“Riko apa yang terjadi dengan pak Alvin?. Tanya pak Hardi
“Pak Alvin pingsan pak didalam kamar mandi saya mau kerumah sakit membawa beliau tolong titip kantor ya pak.” ujar Riko
Dibalas dengan anggukan oleh pak Hardi.
Riko melajukan mobilnya ke arah rumah sakit yang terdekat dari kantor, terlihat dua petugas sudah standby di depan dengan brankar. Sebelum berangkat Riko sudah menelpon pihak rumah sakit menceritakan apa yang terjadi dengan sang bos nya.
“Ayo kita pindahkan ke brankar." Ujar kedua petugas itu itu."
Kedua petugas itu memindah dan merebahkan badan Alvin di atas brankar lalu iya dorong menuju ke ruang UGD. Seorang Dokter yang sudah siap menangani Alvin ia memasukan jarum infus walau sedikit kesusahan karena keadaan pasien sangat lemah.
“Alhamdulillah jarum nya sudah bisa terpasang.” ujar sang Dokter
“Dokter bagaimana keadaan bos saya?” tanya Riko
Kondisinya sangat lemah, dan dia dehidrasi kenapa baru sekarang dibawa kerumah sakit untung tidak terjadi hal yang fatal.” ucap Dokter itu dengan khawatir
“Saya sudah berulang kali mengajak nya ke rumah sakit ini Dok, untuk diperiksa karena akhir -akhir ini dia suka pusing dan muntah-muntah. Tapi tau sendiri kan pak Alvin sangat keras kepala.” ujar nya
Riko memandang wajah bos nya yang tertidur dengan wajah yang masih pucat.
Apa aku hubungi ibu Elmira ya, kondisi pak Alvin kan sedang tidak baik-baik bagaimanapun keluarga nya harus tau, aku tidak mau di salah seandainya terjadi sesuatu.
Ia mengambil ponsel dalam kantong lalu menelpon nomor Nyonya Elmira
“Halo dengan siapa ini?” sahut diujung telepon dengan lembut.
“Ini Riko Bu, Asisten nya pak Alvin.”
“Oh ada apa?” tanya Bu Elmira.
“Pak Alvin dirawat di RUMAH SAKIT Siloam Hospital Group bu.” sahut Riko dengan sopan
“Apa yang terjadi sama Alvin Riko?” tanya Bu Elmira dengan nada cemas
“Akhir-akhir ini pak Alvin sering pusing dan muntah-muntah Bu, berapa kali iya sering pingsan di kantor! namun yang sekarang ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Karena ditemukan pingsan dalam kamar mandi.” ujar Riko dengan nada yang khawatir
“Apakah ibu bisa kesini?”
“Baik ibu kesana sekarang! oh iya Rik coba kamu cari adik nya Alvin dia bekerja di rumah sakit itu juga. Takut nya terjadi apa-apa dengan Alvin saya belum ada disana.”
“Baik Bu.” Saya tutup dulu.
Beberapa saat terdengar suara erangan dari mulut alvin, mata mengerjap pelan -pelan iya melihat di sekelilingnya dan mata nya berhenti ditangan yang sudah terpasang infus.
“Pak anda sudah sadar?" tanya Riko sambil mendekat
“Apa yang terjadi pada saya Rik? kenapa saya bisa ada disini?” tanya nya heran
“Anda pingsan di toilet pak, saya panik dan khawatir melihat keadaan bapak jadi terpaksa saya membawa bapak ke rumah sakit. Maafkan saya pak dengan wajah yang menunduk.
“Tidak apa -apa, malah saya yang harus meminta maaf karena sudah merepotkan kamu.” Sahut alvin
“Saya sudah menghubungi Bu Elmira beliau sedang siap-siap mau kesini pak.”
“Sekali lagi terima kasih Riko." ujar nya dengan lemah
Disambut oleh angguk kan dari Riko. “Sama-sama pak.”
Krieet.
Riko melihat ke arah pintu yang sudah terbuka nampak seorang laki-laki yang masih muda, berwajah tampan dengan balutan jas putih seperti pakaian Dokter.
“Kak Alvin kamu kenapa?” tanya nya sambil mendekat
“Aku tidak apa-apa, mungkin aku kelelahan karena terlalu fokus ke perusahaan sehingga kesehatan tidak aku pedulikan.” jawab nya dengan dingin
Riko menatap kedua laki-laki yang sedang berbincang-bincang itu, mereka mempunyai wajah yang mirip Riko langsung menebak kalau mereka bersaudara. Dan mungkin laki-laki ini yang dimaksud Bu Elmira adik nya pak Alvin.
“Kamu siapa?” Ia menoleh ke arah Riko.
“Saya asisten nya pak Alvin dok, nama saya Riko.” Dengan nada yang sopan.
“Ada apa dengan bos mu?” tanya Adam ke Riko karena tidak puas dengan jawaban kk nya.
Riko menatap sang bos sekilas, iya meminta izin untuk bicara, dari raut wajah Alvin mengizinkan.
“Begini Dok ... akhir-akhir ini pak Alvin sering pusing dan muntah-muntah, bahkan sudah berapa kali iya pingsan di kantor. Saya sudah menyarankan beliau ke dokter tapi beliau belum ada waktu.
Adam mengangguk kemudian beralih menatap ke sang kakak.
“Baiklah saya akan menemui dokter yang memeriksa kak Alvin tadi.”
"Saya titip Kakak saya". ujar Adam dengan langkah nya yang keluar ruangan itu
“Baik Dok.”
Adam melangkah keluar untuk menuju ruangan Dokter Nasir yang biasa menangani pasien seperti Alvin.
“Permisi Dokter maaf saya mengganggu waktu Dokter saya kesini mau menanyakan penyakit apa yang kakak saya alami?” sambil iya menatap wajah sang Dokter yang sudah paruh baya di depannya.
"Oh jadi pasien itu kakak nya Dokter Adam? tanya dokter Nasir, pantas saja wajah kalian mirip sambil terkekeh.”
“Saya belum memastikan penyakit apa yang kakak anda alami, karena dari pemeriksaan semuanya terlihat baik-baik saja.” ujar dokter Nasir
“Jadi bagaimana Dokter?” Dokter Adam terlihat bingung
“Saya sudah meresepkan vitamin dan suplemen untuk mengembalikan Kondisi tubuh nya, dia harus beristirahat yang lebih." ujar dokter Nasir
“Baiklah Dok.
Saya permisi! ngomong-ngomong kapan dia bisa pulang?” tanya Dokter adam.
“Kondisi tubuh nya cukup lemah, saya rasa dengan waktu 3 hari sudah cukup untuk mengembalikan kondisi nya, sahut dokter nasir.
Oh iya Dok apakah kakak anda sudah berkeluarga?” tanya Dokter Nasir dengan lembut
“Belum Dok, memang nya kenapa?” tanya Dokter Adam dengan penasaran
Dokter Nasir terdiam dan iya kembali tersenyum kearah Dokter muda yang dihadapan nya.
“Gejala adik anda ini seperti orang ngidam, ini biasa nya hal yang terjadi di saat istri nya lagi hamil. Tapi mungkin ini kebetulan saja pasien kan belum menikah.”
“Maksud Dokter kehamilan simpatik?” tanya Dokter Adam
“Ya begitulah...tapi nggak usah dipikirkan mungkin kebetulan saja sama, semoga kakak anda cepat sembuh.”
“Terimakasih kalau begitu saya keluar dulu Dok.” pamit dokter Adam
Sedangkan Adam masih terpikir apa yang dikatakan oleh Dokter Nasir dengan kehamilan simpatik.
Apa jangan-jangan kakak menghamili seorang wanita, jadi ia yang mengalami ngidam! bisa jadi kan kerna kak Alvin banyak fans nya.
Dokter Adam masuk kedalam ruangan sang kakak nya, terlihat sang kakak sudah duduk di tepian ranjang.
“Tiga hari lagi kakak boleh pulang." Ujar nya
“Apa kata dokter? aku tidak sakit kan!
jadi untuk apa berlama-lama di rumah sakit ini. Sedangkan pekerjaan di kantor menumpuk.
"Terserah kakak lah," kerna Adam sudah tau sifat keras kepala sang kakak.
“Oh iya mas Riko tolong jaga pola makan kakak saya ,jangan lupa kasih iya obat in. Ini adalah vitamin dan suplemen untuk memulihkan kondisi tubuh nya.
“Saya tidak suka dengan obat-obatan tubuh saya akan pulih dengan sendiri nya.” sentak nya dengan kasar
“Bagaimana kabar nya Yasmin?” ujar dokter Adam mengalihkan pembicaraan, ia menatap ke wajah sang kakak dengan raut cemas.
“Apa dia sehat-sehat aja? dan masih bekerja ditempat kakak?”tanya nya lagi.
“Dia sudah tidak bekerja lagi, dia pulang kampung.
Alvin merebahkan badan nya entah mengapa mendengar nama Yasmin ada sesuatu yang menggelegar dalam diri nya. Ia mengingat malam panas itu dimana tangisan dan teriakan seorang wanita dan darah yang ada di sprei itu. Iya masih ingat manis bibirnya Yasmin.
“Kak apakah kakak punya pacar?”
“Tidak kenapa? apa urusan mu tidak ada lagi, sehingga urusan pacar juga kamu urusi juga.” dengan nada dingin
“Maksud saya apakah kakak pernah berhubungan intim dengan wanita?” tanyanya dengan nada rendah.
Alvin berbalik wajah nya yang sudah berubah, untung dia bisa menguasai keadaan.
“Dokter Nasir bilang kalau yang kamu alami Sekarang ini sama dengan para suami yang ketika istri nya sedang hamil. Mereka mengalami hamil simpatik ikut merasakan kehamilan sang istri.” ujar Dokter Adam
Hati Alvin tercekat, yang dipikir nya hanya Yasmin, kerna seumur hidup dia cuma dengan Yasmin berhubungan intim, itu pun kerna tidak sadar.
jangan-jangan Yasmin hamil, atau jangan-jangan dia hamil, tapi nggak mungkin dengan hanya semalam bersama.
“Mungkin itu hanya kebetulan lagian aku tidak perna melakukan hubungan itu." ujar Alvin
“Baiklah kalau gitu aku keluar dulu kak.” Adam melangkah keluar
“Riko sebaiknya kamu pulang istirahat, nanti sore kembali lagi kesini jemput aku.”
“Baik pak, saya akan ke kantor dulu ada yang mau saya ambil.
Apa anda butuh sesuatu? nanti saya bawakan kesini.”
“Bawakan mangga muda.”
“Tapi pak Dokter tidak akan mengizinkan bapak makan mangga muda." ujar Riko
“Kalau begitu nggak jadi.” Jawab nya dengan kesal
“Kalau begitu saya permisi pak” sahut Riko
Sedangkan Alvin gusar dengan perkataan sang adik bahwa iya sekarang ngidam.
Aku tidak percaya dengan omongan Dokter itu, tidak mungkin Yasmin hamil. Gumamnya dalam hati
Kemana aku harus mencari wanita itu, kata orang suruhan dia sudah tidak ada di kampung nya lagi.
Aku hanya ingin memastikan apa dia benar hamil atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments