Tersummon Ke Dunia Lain.
Perkenalkan namaku Reinhart Oshikawa. Aku laki-laki berusia 17 tahun. Saya memiliki ciri-ciri rambut hitam yang tidak terlalu panjang, bisa kubilang hanya sebatas sampai leherku saja. Warna mataku yang berwarna merah membuat diriku semakin kelihatan tampan.
Saya tidak memiliki pacar, bahkan hanya memiliki 1 teman di kehidupan SMA ku ini. Namun tanpa saya sadari, kehidupan SMA saya berubah seketika.
Disaat ini kami sedang melakukan tamasya perjalanan sekolah, dengan menaiki Bis. Saya sebenarnya tidak begitu tertarik dengan jalan-jalan ini, menurut diriku ini hanya membuang waktu saja. Berpergian, mengeluarkan uang, pulang tamasya tubuh keadaan lelah.
"Huh..Membuang waktu saja." kataku dengan kesal.
"Eh? Apakah kamu menikmati jalan-jalan ini reinhart?"
Pria yang berbicara denganku merupakan temanku, beliaulah satu-satunya temanku yang ada di SMA ini, pria ini duduk di sebelah ku.
Dan nama pria ini ialah Sasagawa Cukimay, nama yang lucu bukan? Aku bahkan memanggil nama pria ini Cuki.
Cuki memiliki ciri-ciri memakai kacamata bulat, rambutnya hitam dan pendek, sepertinya tinggi badan kami sama.
"Cuki, kamu lihat wajah aku?"
Cuki melihat wajahku, dia mengamatinya, "Aku melihat nya...Memangnya kenapa?"
"Adakah wajahku ini terlihat gembira?" Lanjutku.
"Eh... sepertinya iya." Katanya dengan ragu-ragu.
"Huh...terserah kamu saja deh, aku tidak sedang bercanda, kamu tahu?" Kataku kesal dengan Cuki.
"Ha-ha-ha! Aku tahu kok Reinhart, kamu terlalu serius sekali.. Oleh Sebab itu aku sedikit membuat candaan." Cuki terus tertawa merasa puas sudah melakukan candaan denganku.
Namun aku sama sekali tidak tertarik dengan candaannya. (Author: Sok dingin lu.)
Ada apa author? Mengganggu saja, sudah sana lanjutkan buat novel ini.
Ehem... Lanjut ke novelnya. Perjalanan terus berlanjut, bahkan hari sudah mulai menunjukkan waktu malam.
Disini kejadiannya akan dimulai sebentar lagi, disaat itu aku tidak tahu bahaya yang akan datang menimpa kami semua di Bis ini.
(Kenapa denganku ini.. Tidak biasanya aku begini? Entah kenapa rasanya seperti gelisah dan takut akan sesuatu.)
Aku terus mengamati sekitaran luar jendela bis, namun semuanya kelihatan baik-baik saja, Pohon hijau dimana-mana hanya saja matahari mulai terbenam yang membuat pohon-pohon itu tidak terlihat lagi.
Semakin lama bis ini bergerak, semakin menjadi-jadi rasa gelisah dan takut di dalam diriku.. Tidak biasanya aku seperti ini, bahkan tanganku gemetaran, tubuhku kaku.. Ini seperti mengalami kematian? Bukan...ini bukan kematian...Ini! Ini!!
Cahaya yang sangat silau dan terang kami lewati dengan bis, seketika membuat bis mengalami guncangan yang hebat.
Semuanya panik, bahkan Cuki juga panik. semuanya ketakutan, menangis. Aku melihat ke luar jendela bis namun tidak menemukan apapun, hanya dunia dalam gelap saja.
"Tolong kami tuhan..."
"Apa yang terjadi?"
"Kenapa semuanya gelap? Kita dimana?"
Ketakutan menjadi-jadi, bahkan bis masih saja bergerak dengan guncangan yang hebat, semuanya bergetar hebat.
(Sialan! Apa yang terjadi?!)
Dengan begitu kami semua mengalami ketakutan akan kematian. Kami menduga diri kami semua sudah tiada di dunia kami, dan kami saat ini sedang melakukan perjalanan ke dunia yang sebenarnya, dunia sesudah kematian.
...----------------...
Kami semua pingsan, tidak ada yang tahu apa yang terjadi selama perjalanan kami tadi.
Disaat aku mulai sadar, bukan aku saja semua murid di bis. Kami sangat terkejut dengan apa yang kami lihat di luar jendela bis.
"Ini...Dimana?!"
"Ini bukan dunia kita!"
Semuanya berteriak ketakutan, panik mulai timbul dalam diri mereka masing-masing. Namun aku berusaha untuk tetap tenang di situasi ini, ada satu yang sangat menggangu ku dari tadi. Benar dimana Guru bimbingan kami serta Pak sopir?
"Kalian semua tenanglah! Mohon bertenang!" Satu pria berbicara di depan dengan keras dan tegas, seketika membuat seisi bis diam menatap ke pria tersebut.
Pria itu merupakan kelas ketua kelas kami, dia bernama Shinji Okazaki seorang pria yang sangat atletik bahkan banyak disukai dan digemari oleh kalangan gadis-gadis, itu membuatku iri sekali melihatnya.
Memiliki ciri-ciri rambut biru, serta tinggi badan sekitaran 179 sentimeter. Bahkan dia lebih tinggi dariku, sialan...
"Bagus, dengan begini aku mohon izin kepada kalian untuk bertenang dahulu." Katanya dengan santai.
"Bertenang kau bilang?!" Kata pria rambut gondrong, "Kita disaat ini sedang di situasi gawat! Dan kau bilang untuk tenang?!"
Yang menentang ketua kelas hanya ada satu orang di kelas ini, yaitu...
"Tenanglah Ziin."
Ya, dia bernama Ziin seorang pria yang bisa dikatakan berandalnya di antara murid-murid ini, memiliki dua bawahan bernama Hodera dan Galiard.
Ziin berdiri dari bangku duduknya, "Kau bilang tenang?!" Ziin berjalan dan menghadapi Shinji.
"Iya, bertenang. Kau tahu, yang diriku pelajari di situasi begini hanya satu, jangan panik. Jika panik, kita akan hancur.. Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kamu tahu?" Begitulah yang diharapkan dari ketua kelas, tidak takut dengan anggota nya.
"Oh? Sudah mulai berani kamu dengan ku?" Balas Ziin dengan mulai marah.
"Tentu saja aku harus berani bukan? Aku ketua kalian, benar kan?" Seketika membuat mentalnya Ziin dan kacungnya melemah.
Benar juga apa yang dikatakan oleh Shinji, selama dia masih memegang jabatan ketua nya. Dia akan terus menjadi pemimpin kami, tapi itu dahulu, sekarang sudah berbeda ceritanya kalian tahu kan?
"Hei, Shinji dimanakah guru dan pak sopir berada? Dari tadi aku tidak merasakan kehadiran mereka..."
Satu perempuan bertanya kepada Shinji, perempuan yang cantik bahkan disebut perempuan kharisma tinggi di kelas kami. perempuan itu bernama Adella Yanagaki.
Berambut coklat panjang sampai pinggang, membuat dirinya makin menambahkan aura kecantikan nya.
Setelah Adella menanyakan itu, membuat seisi bus mengalami kepanikan lagi.
"Tenang..mungkin saja, Bu guru dan Pak Sopir sedang mencari bantuan.. Mungkin saja sebentar lagi mereka akan datang kesini dengan membawa bantuan..."
Namun tanpa disangka-sangka, setelah Shinji mengatakan hal yang bisa membuat orang-orang kembali memunculkan harapan mereka.
Tiba-tiba dibelakangnya, muncul sesosok perempuan yang disinari aura bercahaya hebat, membuatnya seperti sesosok malaikat.
"Siapa itu?"
"Malaikat?"
Shinji mundur beberapa langkah melihat sosok tersebut.
Sosok tersebut menghilangkan aura cahaya nya, yang membuat kami bisa melihat lagi.
Cantik begitu cantik, wajahnya yang manis serta pakaiannya yang terlihat seperti orang suci, membuat dirinya semakin terlihat seperti malaikat.
"Kamu benar, anak muda. Bantuan sudah datang kepada kalian."
Seketika membuat kesadaran orang-orang kembali mendapatkan harapannya, namun ada yang aneh menurutku, jika bantuan sudah datang kenapa guru dan pak sopir itu tidak ada bersama nya?
"Baiklah, mari ikut denganku!" Ucap perempuan malaikat itu mengajak murid-murid untuk ikut bersamanya.
Tidak, ini bukan ajakan.. Ini seperti pengendalian pikiran! Apakah aku saja yang tidak dikendalikan? Aku melihat ke Cuki, dia terkendali. Namun Shinji, Ziin dan Adella mereka.. Seperti ragu untuk ikut, apakah mereka tidak dikendalikan?
Tidak! Mereka juga dikendalikan! pengendalian pikiran malaikat itu membuat murid-murid ini beranggapan bahwa dia adalah malaikat sungguhan..Aku harus menghentikan mereka ini, tidak.. Untuk apa aku menghentikan mereka?
Aku sebenarnya juga tidak terlalu peduli dengan mereka, bukan? Tidak, sebaiknya untuk saat ini aku harus mendapatkan relasi.
"Berhenti!" Kataku dengan lantang kepada perempuan malaikat.
Seketika pengendalian pikiran yang diciptakan nya menghilang, membuat murid-murid ini sadar. Bahkan Ziin, Shinji dan Adella juga terpengaruh? Cih, aku tidak percaya.
"Jika kau adalah sang penyelamat kami, dimana keberadaan Bu guru dan Pak sopir bersama kami? Kau kan malaikat, seharusnya kau tahu mengenai itu kan?" Lanjutku.
Dengan kata-kata ku barusan membuat murid-murid menjadi sadar kembali. Namun, tidak dengan malaikat perempuan ini, dia diam memandangi diriku dengan tatapan jijik.
Namun entah kenapa, aku bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.. Apakah mereka semua tidak merasakannya? Aura yang dipancarkan oleh Malaikat ini sangat mengerikan, bahkan tubuhku merasakan gemetaran.
Tapi, sejak kapan aku bisa melihat hal-hal ghaib ini? Aku tidak tahu kalau aku baru saja mendapatkan kekuatan hebat, apakah karena di dunia ini?
"Bagaimana?" Kata malaikat itu kepadaku.
"Eh?" Lanjutku.
"Bagaimana kau tidak terpengaruh oleh pengendalian pikiranku?" Jawab malaikat perempuan itu dengan kesal dan tatapan nya juga marah terhadapku.
Bingo, seperti yang sudah kukatakan sebelumnya. Malaikat ini memiliki kemampuan semacam sihir ya? Apakah itu nyata, heh. Sepertinya di dunia ini bisa terjadi.
"Eh pengendalian pikiran?"
"Tidak mungkin, malaikat ini mengendalikan pikiran kita tadi?"
"Tapi.. Bagaimana orang itu tahu dengan ini?"
Semua tatapan murid-murid kini tertuju kepadaku dan aku tidak terlalu memperdulikan dan memperhatikan itu, yang kufokuskan sekarang adalah dengan malaikat perempuan ini, apakah dia baik atau jahat? Namun dia seperti nya adalah perempuan malaikat yang jahat, untuk melakukan sesuatu terhadap kami.
Kini tatapan seperti menantang kepada malaikat perempuan itu, malaikat perempuan itu yang melihat tatapan ku langsung membuat dirinya menjadi aneh, dia gelisah dan seperti ketakutan.. Aku tidak tahu kenapa dia seperti itu, padahal aku hanya menatapnya.
"[status window]" Ucap Malaikat perempuan itu.
Status window, Apa itu..? Apakah itu mantra sihir yang dapat melihat sesuatu?
Namun sepertinya Malaikat perempuan itu sedang mengamati diriku, dia terus menatapku dari atas hingga bawah.
.
[ Name : Reinhart Oshikawa
Ability : Magic Eyes of Fear, Unknown..
Magicule : 1.000 EEM/Existence Energy Magic
Race : Unknown
Equipment : Unknown ]
.
"Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin!" Malaikat perempuan itu menjadi aneh dan semakin ketakutan.
"A-Apa yang terjadi dengan dia?"
"Dia kenapa?"
Murid-murid ketakutan melihat malaikat perempuan itu menunjukkan ekspresi ketakutan yang hebat. Aku juga kebingungan apa yang terjadi dengannya.
"Kau!" Malaikat itu menunjuk ku, "Bagaimana bisa kau memiliki Magic Eyes of Fear?! Dan juga kau hanya manusia biasa, kan? Kenapa kau langsung memiliki 1.000 Existence Energy Magic?! Siapa kau sebenarnya?!"
Semua pertanyaan nya dilontarkan kepada diriku sambil menunjuk diriku, hal itu tentu saja membuat murid-murid lain menatapku dengan kebingungan apa yang terjadi sebenarnya?
"A-Apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti Magic Eyes of Fear, Existence Energy Magic, apa itu semua?" Kataku dengan kebingungan.
"Jangan bercanda! Serahkan mata sihir ketakutan itu kepadaku!" Malaikat itu bertindak, dia mulai melakukan pergerakan dengan maju kearahku.
Mengulurkan tangan kanannya yang seketika membuat menjadi panjang sekali. Situasi ini membuat seisi bis keadaan panik dan ketakutan, murid-murid berteriak ketakutan namun, hanya beberapa saja yang masih belum paham situasi ini.
(Gawat... Tangannya meraih, dia akan segera menuju wajahku..)
Namun disaat aku menatap tangan nya yang menjadi panjang, membuat seluruh tangan kanannya hancur dalam sekelip mata atau bisa dibilang hancur tidak tersisa.
"Tangan kananku?! Kau!!"
Malaikat perempuan itu semakin marah, kali ini dia melompat ke arah ku dan sepertinya benar-benar ingin membunuhku.
(Sialan..Aku bahkan belum pernah mendapatkan pacar, aku bahkan belum pernah berciuman dengan lawan jenis, apakah ini akhir hayat ku? Mati ditangan malaikat mengerikan ini?)
Namun tiba-tiba muncul cahaya lagi yang membuat seisi bis lagi-lagi mengalami pencahayaan luar biasa.
"Apa lagi ini?!"
"Sialan!"
Murid-murid menutup mata mereka semua namun, tidak bagi diriku ini karena aku dapat melihat cahaya apa yang datang menghalangi jalan malaikat perempuan itu, Dia juga malaikat, namun berwujud laki-laki. Apakah dia salah satu teman dari malaikat perempuan itu?
Kemudian dia menghilangkan seluruh pencahayaan aura nya. Membuat murid-murid dapat melihat lagi.
"Sialan kau, Rezd! Kau menghalangiku, biarkan aku membunuh anak itu!"
Malaikat laki-laki bernama Rezd ini tertawa terbahak-bahak setelah mendengarkan kata-kata itu dari malaikat perempuan.
"Membunuh anak ini? Buka matamu Haniel, Jika saja bukan karena penghalangku kita berdua akan mati oleh mata anak ini, keberadaan kita akan hancur oleh anak ini."
Benar saja ada sebuah penghalang yang melindungi mereka berdua, lagian apakah karena mataku? Memang nya mataku kenapa?
"Apa lagi yang terjadi? Ada dua malaikat?"
"Apakah kita benar-benar mati?"
"Haniel, kau kembalilah." Kata Rezd kepada Haniel.
"Sedangkan kau?" Haniel kembali bertanya dengan kesal.
"Aku akan mengurus mereka semua." Ujar Rezd tersenyum jahat.
"Baiklah, kalau kau yang berkata begitu. Pasti akan mudah kau lakukan." Dengan begitu Haniel malaikat perempuan itu pergi begitu saja meninggalkan Malaikat laki-laki ini bernama Rezd.
Namun Rezd masih saja dilindungi oleh penghalang yang melindungi dirinya.
"Baiklah, dengan begini sudah tidak ada yang mengganggu kita. Namun sebelum itu, kau harus ku atasi terlebih dahulu." Rezd berbicara kepadaku.
Aku masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tiba-tiba aku bisa mendapatkan mata sihir ketakutan ini
Bahkan Haniel tadi bilang aku memiliki 1.000 Existence Energy Magic? Kenapa ini terjadi kepadaku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Ya Fi
kasih 1 vote biar tambah semangat upnya thor
2024-02-20
1
Ya Fi
awal² udah ada surprise g tu
2024-02-20
1