Bab 1 | Chapter 9 : Dungeon

Aku dan Mika kembali menjumpai Venz dan Jiin.

Mika sama sekali tidak membicarakan apapun mengenai kejadian tadi, seolah-olah tidak terjadi apapun diantara kami berdua.

Kepulangan kami disambut oleh Venz. "Kalian berdua dari mana saja?"

"Venz, ya? Maaf, Tadi kami membantu seseorang, orang tersebut diserang oleh petualang yang jahat."

Venz terkejut mendengar ini, sementara Jiin menutup mulutnya tidak percaya.

"Di Ingrasia ini memang sudah sering terjadi seperti itu, Reinhart. Mereka biasanya disebut sebagai Petualang Kejahatan atau disingkat PK."

Venz menjelaskan tugas PK biasanya mereka selalu memburu petualang yang selalu melakukan perburuan untuk mendapatkan hadiah.

PK tidak ingin melakukan leveling, melainkan mereka hanya ingin bagian nikmatnya saja.

Setelah petualang selesai mendapatkan hasil dari leveling mereka, maka PK akan mencuri dan membunuh petualang tersebut.

Jadi, 8 orang tadi merupakan PK yang sudah aku musnahkan dari dunia ini.

Lagi pula, sejak awal Magic Sense sudah merasakan kehadiran mereka.

「Magic Sense」 merespon bahwa delapan PK sangat berbahaya jika dibiarkan untuk hidup.

Lagi pula, yang lalu biarlah berlalu.

Aku juga sudah pernah membunuh manusia sebelum aku dipindahkan ke dunia ini, itu ingatan yang sangat lama.

Namun, aku sudah membuang jauh-jauh ingatan itu.

Sepertinya, Venz merasakan sesuatu mengenai Mika.

Tampak tidak biasanya Mika yang hanya diam saja dengan tatapan yang kosong memandang kebawah.

"Reinhart, Uhm, Mika kenapa?"

"Oh, kemungkinan dia sakit.. Biar aku yang membawa Mika ke kamarnya, kalian duluan saja aku akan menyusul nanti."

Mereka berdua menyetujui peryataan ku.

Venz dan Jiin masuk duluan ke kamar tidur, sementara, aku dan Mika masih di ruang tamu berduaan.

"Kenapa, kenapa kau tidak membicarakan sebenarnya kepada mereka berdua?" Nada bicara Mika sangat tidak seperti biasanya. Yang ceria namun kali ini seperti menggigil.

Aku membuka baju kemeja sekolahku, Tenang saja aku masih memakai baju dalam sekolah ku berwarna putih.

Aku memberikan kemeja sekolah kepada Mika, menutupinya supaya Mika mendapatkan kehangatannya.

Mika begitu terkejut dengan perhatian yang aku berikan kepadanya, membuat Mika menjadi tersipu malu.

"Maaf, Bukan aku tidak ingin menceritakan nya.

Namun, aku tidak ingin membuat makhluk di dunia kardinal terlibat dengan masalahku.

Kamu dan Aku kita hanyalah Otherworlder humans.

Jika aku berhasil mengalahkan Administrator dan Malaikat-malaikat, kita berdua akan kembali ke dunia kita.

Apa kamu tidak menginginkan nya?" Pernyataan dan pertanyaan ku membuat Mika menjadi yakin.

Aku mengira Mika akan menolaknya, langsung membantah semua pertanyaan dariku.

Namun, Aku tidak menyangka. Mika mendekatkan tubuhnya kepadaku, memeluk diriku dengan erat.

"Aku menginginkan kembali kedunia sebelumnya! Aku sangat menginginkan nya, Reinhart!" Dari nada suaranya gemetar.

Tubuhnya menggenggam dadaku dengan erat. Tidak mau melepaskan diriku darinya.

Aku memahami perasaan ini, perasaan akan rindu pada dunia lamanya. Aku langsung mengelus kepala Mika dengan pelan.

"Aku mengerti, Jangan khawatir. Aku pasti akan menepati janjiku."

Setelahnya, Aku mengantar Mika ke kamarnya membuatnya senyaman mungkin untuk tidur sendirian.

Awalnya dia menolak untuk tidur sendirian dan ingin aku menemaninya.

Namun, Aku tidak mau melakukan itu.

Lebih baik, aku membiarkan dirinya sendiri saja. Supaya, dia bisa beristirahat dengan tenang dengan semua yang Mika lalui.

Aku mengakuimu Mika, kamu kuat. Kamu telah kehilangan teman-teman kamu selama 100 Tahun dahulu.

Bahkan sampai sekarang kamu masih kuat untuk berdiri dan beraktivitas di dunia kardinal ini.

Tenang saja, Aku Reinhart Oshikawa. Akan menepati janjiku, aku akan segera membunuh Administrator dan malaikat secepat mungkin.

Dengan begitu. Aku, kamu dan teman-temanku. Kita semua akan kembali ke dunia asal kita. Aku pasti berjanji.

...----------------...

Hari sudah memunculkan pagi. Cahaya langit yang terang sudah mulai menyinari dunia kardinal secara total.

Aku mendapatkan kabar dari beberapa Petualang lainnya yang berada di penginapan ini.

Akan ada Portal Dungeon muncul di Kota Ingrasia, tepatnya di tengah-tengah kota Ingrasia.

Para petualang sangat terkejut tidak percaya akan ada Portal Dungeon.

Biasanya, Dungeon akan akan memperlihatkan Portalnya di sekitaran gunung ataupun pinggir Kota.

Para petinggi Guild juga tidak tahu akan hal ini, kenapa bisa Portal Dungeon akan terpanggil di Kota Ingrasia.

Kota Ingrasia tidak memiliki pemimpin maupun Raja.

Kota ini berdiri dengan sendirinya akibat dari Pahlawan yang dahulu sekali menghancurkan Portal-portal Dungeon di kota ini, saat itu Kota Ingrasia masihlah berdaerah kawasan pegunungan.

Portal Dungeon juga merupakan entitas yang masih belum diketahui oleh manusia.

Namun, aku menduga Portal Dungeon merupakan kiriman dari malaikat-malaikat di Dunia Ilahi ke dunia kardinal.

Buktinya aku pernah melihat ada salah satu bukti bahwa dalam Dungeon katanya bukan Monster yang berasal dari semesta ini.

Monster ini seperti dipanggil dari beberapa semesta-semesta lainnya. Kemungkinannya, Teori Multiverse itu nyata.

Untuk apa Malaikat-malaikat menurunkan Portal Dungeon ke dunia kardinal? Aku masih belum mengetahui itu.

Kami sudah bersiap-siap semuanya. Aku, Mika, Venz dan Jiin, kami berempat akan segera bersiap untuk memasuki Portal Dungeon ini diikuti dengan banyaknya petualang lainnya.

Karena ini merupakan hadiah yang besar, Siapa yang tidak akan tergiur dengan hadiah Seratus juta koin emas serta mendapatkan beberapa equipment rank S? Semuanya pasti akan tergiur atau tergairahkan dengan hadiah semacam itu.

...----------------...

Singkat cerita, Kami berempat dan para petualang lainnya sudah berkumpul di tengah-tengah Kota Ingrasia.

Dalam waktu 5 detik lagi, Portal Dungeon akan segera keluar.

Waktu terus berkurang. Sinar cahaya terang warna ungu dilapisi dengan petir hitam keluar, Secara bersamaan Portal Dungeon sudah keluar.

"Semuanya, Masuk!"

Beberapa petualang sudah berhasil memasuki portal Dungeon.

Namun, ada juga beberapa petualang lainnya yang tidak berani melakukan hal gila ini, mereka yang tidak mau ikut memilih hanya diam ditempat memantau jika petualang yang sudah masuk kalah, dan Monster Dungeon keluar.

Maka, Petualang yang berada luar portal Dungeon akan bersiap memerangi.

Tentu saja dengan Aku, Mika, Venz dan Jiin. Kami sudah memasuki portal Dungeon, Dipimpin oleh seseorang yang sangat tidak kukenali.

Namun, Mika mengenalinya menandakan Mika sudah pernah satu party dengan laki-laki itu.

Lagi pula, aku tidak terlalu memikirkan nya. Dia hanya Npc yang akan mati dalam pertarungan ini.

"Jangan ada yang berpencar! Kita harus tetap bersama!" Kata laki-laki itu penuh semangat.

Tempat didalam Dungeon ini sangat diluar ekspektasi diriku. Aku mengira tempat ini akan menjadi tempat rusak poranda atau perkotaan yang hancur.

Namun, ini hanya sebuah lorong labirin yang memberikan nuansa mengerikan dan ketakutan.

Aku melihat beberapa dari kami semua sudah merasakan ketakutan serta kengerian dari tempat ini.

Namun, Aku sama sekali tidak merasakannya sedikitpun. Aku juga tidak tahu, kenapa aku tidak merasakan ketakutan nya sama sekali.

Tiba-tiba, Laki-laki yang memimpin perjalanan kami memberhentikan langkah kakinya.

Salah satu orang dari kami bertanya, "Ada apa, Tuan Gira?"

Begitu ya, Nama nya Gira.

Nama yang bagus, aku masih ragu apakah Gira akan mati dalam pertempuran ini melawan monster Dungeon atau tidak.

"A-Aku merasakan hawa keberadaan yang mengerikan.."

Wajah gira memucat. Tubuhnya menjadi kaku sedingin es.

Pandangannya tidak teralihkan sama yang didepannya. Sepertinya ada sesuatu bahaya akan datang menyerang kami.

Memang benar Magic Sense merasakan hawa aliran Magicules yang sangat luar biasa berada di depan kami.

Aku juga tidak tahu pasti bentuk atau wujud monster yang akan kami lawan.

"Hati-hati, Akan ada bahaya didepan kita." Kataku memperingati.

Namun, masih menggunakan nada santai untuk berbicara.

Gira, Mika dan lainnya menatapku. Gira bertanya, "D-Dari mana kamu tahu?"

"Insting. Ya, hanya insting ku saja." Kataku.

Gira sedikit ragu dengan perkataan yang baru aku katakan kepadanya.

Kemudian Mika meyakinkan Gira bahwa percaya saja kepadaku, "Reinhart tidak mungkin berbohong" itulah yang dikatakan Mika kepada Gira.

Karena Gira dan Mika sudah lama berteman. Gira dengan senang hati mempercayai Mika.

"Apa yang harus kita lakukan? Bukankah, kamu bilang akan ada bahaya yang datang kepada kita?" Gira bertanya kepadaku.

"Itu tergantung keputusan kamu sebagai pemimpin."

Aku memberikan sepenuhnya keputusan kepada Gira. Kenapa? Karena Gira adalah orang yang memimpin perjalanan kami kedalam Dungeon ini.

Aku bukanlah pemimpin, Jadi, sebaiknya aku tidak banyak ikut campur mengenai ini.

Gira mengangguk, "Kamu benar."

"Jadi, apa yang akan kita lakukan Tuan Gira?"

"Kita lanjutkan perjalanan. Namun, jangan ada yang sampai terpisah, tetap berkumpul, Kalian mengerti?"

Semuanya mengerti. Gira memulai pergerakan nya kembali, Disusul dengan kami semua yang mengikuti nya.

Semakin dalam kami memasuki lorong labirin ini.

Semakin mencekam pula aura yang dikeluarkan oleh lorong labirin ini, beberapa mulai ketakutan tapi masih mengikuti perjalanan, beberapa nya lagi ikut saja tanpa memperdulikan rasa takut.

Karena adanya Magic Sense, aku semakin merasakan Aura Magicules yang mengerikan dari dalam lorong labirin.

Namun, aku tetap tida memberitahu kepada mereka semua.

Yang anehnya, apakah mereka semua ini tidak memiliki kemampuan merasakan aura Magicules, seperti Magic Sense? Aku tidak tahu.

...----------------...

Setelah beberapa menit kami berjalan melewati lorong labirin yang panjang.

Kami sampai pada akhirnya menemukan pintu yang sangat besar berdiri didepan kami semua.

Pintu dengan ukiran kuno serta memiliki ukuran yang besar, tidak terbuka sama sekali.

"Bagaimana cara kita membuka pintu ini?"

"Apakah jalan kita sudah buntu?"

Beberapa orang-orang bertanya mengenai keberadaan pintu besar ini.

(Bagaimana membuka pintu ini? Jalan kita buntu?

Tidak. pintu ini bisa terbuka. Ada sesuatu yang sedang menunggu kita di dalam.) Kataku sedikit khawatir dengan ini.

Gira mencari-cari ide bagaimana cara membuka pintu ini, Dibantu dengan Mika dan beberapa orang lainnya mereka semua mengamati bagaimana agar kami bisa membuka pintu yang berukuran besar ini.

Sampai akhirnya, Venz menemukan sesuatu sebagai petunjuk untuk membuka pintu ini.

"Ketua Gira, aku menemukan sesuatu!" Venz memanggil Gira, diikuti dengan yang lainnya ikut melihat.

"Ada satu cara membuka pintu ini.

Dengan menggunakan Magicules kalian sampai mencapai maksimal 1000 EEM." Itu merupakan syarat yang diperlukan untuk membuka pintu besar ini, ya?

"Apakah kita harus membuka nya, Ketua Gira?" Satu orang bertanya kepada Gira. Menunggu keputusan yang Gira berikan.

Gira mengangguk. Yang artinya kami semua harus menuruti apa yang dibuat oleh syarat tersebut.

Semuanya bersiap-siap untuk membuka pintu ini dengan Magicules mereka.

(Kalian yang benar saja? Apakah kalian mau membuang Magicules kalian untuk pintu bodoh ini?)

Sepertinya tidak ada pilihan lagi, aku juga harus membantu mereka menurutku.

Karena aku melihat Magicules yang mereka pancarkan hanya sedikit, bahkan menyentuh 500 EEM tidak sampai.

Namun, tidak untuk Mika yang sudah mencapai 600 EEM.

Ada yang menggunakan Fireball, ada yang menggunakan Ice spear, ada juga yang menggunakan wind Repulsion dan ada juga yang menggunakan wind Cutter untuk memberikan EEM kepada pintu besar ini.

Dengan memberikan serangan menggunakan Magicules, pintu ini menetralkan menjadi EEM untuknya agar dia bisa terbuka.

Namun, ini hanya sia-sia saja. Bahkan Gira yang merupakan ketua hanya memiliki 500 EEM, hampir sama seperti Mika.

(Sialan, Aku juga harus bertindak seperti nya, ya?)

Dengan diam-diam, aku menggunakan black flame. Menjentikkan nya membuat black flame berukuran kecil tidak terlihat bagi orang-orang ini.

Namun, 「Black Flame」 yang kubuat menyatu dengan sihir mereka yang membuat black flame akhirnya ikut memberikan Magicules kepada Pintu tersebut.

Seketika membuat pintu berukuran besar ini terbuka secara perlahan-lahan.

"Kita berhasil!"

Beberapa orang-orang sangat semangat akan keberhasilan mereka.

Namun, nyatanya jika bukan karena diriku, Pintu ini tidak akan bisa terbuka. Aku yang sudah memiliki 1500 EEM, bagiku membuka pintu ini bukanlah masalah yang besar.

Aku sudah menggunakan 1000 EEM ku untuk membuka pintu ini, Hanya tersisa 500 EEM lagi.

Aku harus segera memulihkan Magicules ku lagi agar bisa menggunakan nya.

Namun, siapa yang akan menyangka bahwa didalam ruangan dibalik pintu ini terdapat beberapa patung-patung besar yang tidak bergerak sama sekali.

Jumlah patung-patung besar ini berjumlah 7.

Enam patung besar berbentuk prajurit berzirah armor yang sangat kuat, Memegang pedang dengan kedua tangan mereka.

Membuat mereka seperti mengabdikan diri mereka berenam kepada sesuatu yang hebat.

Ya, mereka mengabdikan diri mereka kepada patung yang berukuran sangat besar dari keenam patung armor berzirah.

Patung berbentuk humanoid, berukuran besar sekali, bahkan wujud kami ini para manusia hanyalah lalat di hadapannya.

"I-Ini Monsternya?"

"K-Kenapa terlihat berbeda..."

"Aku rasa bukan ini Monster nya... Kita harus segera mencarinya."

(Tidak, kalian salah besar. Patung ini, adalah monster sesungguhnya.. Aku bisa melihat aura Magicules yang dia pancarkan sangat luar biasa, Rasanya sangat mengerikan.)

Aku tersenyum melihat kejadian ini, Baru pertama kali ini aku melihat Monster yang akan aku lawan berukuran besar begini.

"Ketua Gira... Lihat ini, ada patung lainnya yang memberikan informasi.

Patung ini seperti sedang memegang batu ukiran, ini.. Seperti perintah!"

Seketika membuat kami semua melihat kearah patung yang memberikan petunjuk berupa perintah.

"Apa yang tertulis di batu perintah itu, Mika?" Gira menunggu jawaban dari Mika.

Mika sedang menerjemahkan batu ukiran berisikan perintah. Setelah beberapa menit menerjemahkan, Mika mendapatkan hasilnya.

" “*Pertama-tama sembahlah Tuhan.

Kedua, pujilah Tuhan.

Ketiga buktikan iman Anda.

Mereka yang tidak mengikuti perintah-perintah ini tidak akan pernah kembali hidup*”

Ini, merupakan terjemahan dari ukiran batu berisikan perintah ini.." Kata Mika selesai menerjemahkan bahasa yang tertulis di batu ukiran tersebut.

"Apa, Apa maksudnya ini?"

"Tuhan apa yang dimaksud nya?"

Semuanya kebingungan, Bahkan Gira sendiri juga kebingungan mengenai pernyataan yang diberikan oleh Patung pemegang batu ukiran berisikan tulisan perintah ini.

Sementara yang lainnya masih sibuk mengurusi mengenai perintah atau apalah yang diciptakan oleh seseorang atau siapapun.

.

Sedangkan aku sibuk memandangi patung bentuk humanoid ini.

Patung yang memiliki setelan seperti pastor gereja pada umumnya.

Tatapan yang dikeluarkan nya, Tatapan kengerian yang kosong tidak memiliki arti sama sekali

Mataku masih saja menatap patung humanoid ini.

Yang aku bingung kan, kenapa aku melihat statistik milik patung humanoid ini tidak bisa, malahan error seperti Mika dan lainnya melihat statistik diriku.

(Siapa kau, sebenarnya? Apakah kau administrator yang menyamar? Atau...)

Secara mengejutkan bagiku. Patung humanoid ini melirik diriku, Mata kami saling menatap satu sama lain.

Aku masih belum bisa mencerna apa yang terjadi, Yang jelasnya Patung humanoid ini... hidup.

"Uhm, Reinhart, Ada apa?" Mika memanggil diriku yang sedang memandang patung humanoid.

Namun, aku tidak memberikan respon apapun kepada Mika, membuat Mika sedikit khawatir.

Mika memanggil diriku berulangkali, sampai-sampai membuat orang-orang lainnya juga khawatir karena aku mengacuhkan panggilan Mika.

Salah satu orang petualang memegang pundak diriku untuk menyadarkan ku. "Hei, kamu, ada apa?"

"Apa peraturannya?" Kataku pelan.

Namun, orang yang disebelahku tidak mendengar nya, dan kembali bertanya. "Apa, katamu?"

Aku sedikit meninggikan suaraku. "Apa peraturannya?!" Seketika membuat semuanya terdengar.

"Eh,

"Pertama-tama sembahlah Tuhan. 

Kedua, pujilah Tuhan. 

Ketiga buktikan iman Anda. 

Mereka yang tidak mengikuti perintah-perintah ini tidak akan pernah kembali hidup."

Itu adalah peraturannya Reinhart." Kata Gira kepadaku.

"Lakukan.." Kataku dengan nada sedikit gemetar. Aku melanjutkan pembicaraan ku, "Lakukan yang disuruh oleh Batu ukiran tersebut."

Gira mendekati diriku, "Apa maksudmu?"

Tanpa basa-basi aku langsung bilang "Patung-patung ini hidup." Kepada Gira.

Membuat Gira yang awalnya tidak percaya, mendongakkan kepalanya melihat secara langsung bahwa apa yang aku katakan memang benar.

Patung bentuk humanoid melihat kami semua, memandangi kami semua seperti makhluk tidak berdaya.

Akhirnya semuanya juga ikut merasakan apa yang aku rasakan, Rasa takut akan kematian.

Akhirnya kami semua mau tidak mau, melakukan apa yang disuruh oleh Batu perintah tersebut.

Ini sangat sialan bagiku, Kenapa aku ketakutan hanya dengan ini? Kenapa dengan Rezd aku tidak takut, namun, dengan makhluk ini.. Apakah dia administrator?!

Kami semua menyembah patung humanoid.

Patung humanoid yang melihat kami menyembahnya langsung menunjukkan senyuman mengerikan, senyuman psikopat yang dia keluarkan.

Patung humanoid bergerak mendekati kami.

Setiap jejak jalan yang dia berikan membuat ruangan kastil ini bergema sangat luar biasa, tanah bergetar hebat.

Disaat ini, Patung humanoid ada sangat dekat di depan kami sedang memandangi kami yang sedang menyembahnya.

Namun, ada salah satu petualang yang mendongak kepalanya untuk melihat apa.yang terjadi.

Setelahnya dia begitu terkejut melihat Patung humanoid menunjukkan senyuman mengerikannya, yang membuat orang itu teriak sangat ketakutan.

(Sialan..!) Kataku dalam hati. ini sudah gagal mengikuti perintahnya.

Patung humanoid seketika murka. Merubah ekspresi nya, Namun, masih memberikan senyuman psikopat nya.

Patung humanoid mengangkat kaki kanannya, akan segera melakukan serangan menginjak kami semua dibawah ini.

Dengan cepat, aku langsung menggunakan Multilayer Barrier.

Namun, kali ini aku tidak menggunakan untuk diriku sendiri, aku menggunakan nya untuk orang-orang bodoh ini.

Multilayer Barrier sudah memenuhi kami semua, melindungi kami semua.

Kaki patung humanoid yang sangat besar mulai menginjak kami semua.

Namun, semua itu tertahan akibat Multilayer Barrier yang begitu kuat dan kokoh.

Namun, efek yang diberikan oleh Patung humanoid sangat luar biasa.

Bahkan Multilayer Barrier mengembalikan serangan hentakan kakinya kepada Patung humanoid, yang menciptakan gelombang, goncangan dan suara yang sangat luar biasa. Suara seperti ledakan bom.

Seketika membuat petualang-petualang lainnya tersadarkan dengan apa yang mereka lakukan. Gira begitu terkejut melihat situasi ini.

"Penghalang berlapis-lapis?"

"Semuanya!" Aku mengeraskan suaraku memanggil semua petualang.

"Pergi dari sini dengan cepat! Pergi menuju pintu besar yang tadi!"

"K-Kau bagaimana?" Mika bertanya kepadaku dengan khawatir.

"Aku akan sedikit menahannya!" Tiba-tiba aku merasakan.

Sedikit demi sedikit penghalang berlapis-lapis ini mulai mengeluarkan retakan di setiap sudutnya.

(Gawat... Sepertinya Magicules ku akan habis, aku tidak punya banyak waktu!)

Patung humanoid menggunakan kekuatan nya untuk menambahkan hentakan kakinya untuk menghancurkan penghalang berlapis-lapis ini.

Penghalang berlapis-lapis yang aku ciptakan, hancur berpecah berkeping-keping.

Membuat kami semua yang berada di dalamnya terkena dampak.

Kami semua berpisah terpental jauh masing-masing tempat. Ada juga beberapa petualang yang mati akibat terinjak oleh Patung humanoid.

Aku dengan penuh kekhawatiran mendengar Mika memanggil nama Venz dan Jiin berulangkali.

"Venz! Jiin!"

"Mika?!"

Dibalik asap mengepul, Terlihat sosok bercahaya mulai bersinar terang.

Menampilkan bentuk mata dari patung humanoid, Patung humanoid akan mengeluarkan sesuatu dari kedua matanya.

Aku langsung berlari menuju Mika, mengikuti jejak suara yang dibuat oleh Mika.

Aku terus berlari tanpa memperdulikan asap mengepul yang menghalangi diriku.

Self Regeneration sangat berguna sekali.

Jika tanpa adanya kemampuan ini, kemungkinan terburuknya aku pasti sudah tidak bisa berlari cepat begini.

Menandakan Regenerasi yang diberikan kepadaku sangat luar biasa kecepatannya.

Sambil berlari, aku melihat patung humanoid akan mengeluarkan sesuatu dari kedua matanya.

Sesuatu yang sangat berbahaya dan mematikan.

"Semuanya menunduk!" Gira memberikan informasi kepada semua petualang.

Sesuatu itu keluar dari kedua matanya, Tembakan penglihatan panas ditembakkan oleh Patung humanoid.

Sinar laser merah panas yang sangat membakar berhasil diarahkan ke kami semua.

( Sialan, aku tidak akan sempat.. Tembakan sinar panas ini sangat cepat bahkan sebanding dengan kecepatan cahaya. Mika... Mika!! )

"Mika!!"

.

.

.

......

[ Name : Reinhart Oshikawa

Title : Calamity, The Jitters

Ability : 「M̶a̶g̶i̶c̶ E̶y̶e̶s̶ o̶f̶ F̶e̶a̶r̶」, 「Multilayer Barrier」, 「Black Flame」, 「Black Thunder」, 「Spatial Motion」, 「Shadow Clone」, 「Self Regeneration」, 「Magic Sense」, 「Wind Repulsion」, 「Fireball」, 「Ice Spear」, 「Devour」, 「Deadly Poison」, 「Magic Claw」, 「Magic Roar」, 「Poison Area」, 「Acceleration」, 「Wisdom」, 「Body Slime」, 「Wind Cutter」 「Tornado Blade」

Resistances : 「Pain Resistance」, 「Heat Resistance」,「Flame Attack Resistance」, 「Cold Resistance」

Magicules : 1.300 EEM/Existence Energy Magic.

Race : Unknown

Equipment : Dagger Knife C+ dan Magic Armor C+ ]

Terpopuler

Comments

Ya Fi

Ya Fi

solo leveling

2024-02-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!