Bab 1 | Chapter 15 : Masa lalu (Reinhart vs Shinji)

...*Sebelum pertandingan dimulai, Author ingin sedikit menceritakan masa lalu dari Shinji dan Reinhart.*...

...****************...

Bel sekolah berbunyi. Menandakan jam istirahat pertama akan dilaksanakan.

Beberapa siswa-siswi satu persatu dari mereka mulai keluar dari kelas menuju ke kantin sekolah.

Ada juga beberapa yang masih menetap dikelas, menyantap makan siang didalam kelas bersama dengan teman.

Sementara, ada satu anak laki-laki, berada di kelas 3 SMP. Menetap didalam kelas, ingin menyantap makan siangnya.

Anak laki-laki ini bernama Reinhart yang masih berusia 16 tahun, tidak memiliki teman dan juga tidak memiliki pacar. Hidup sendirian, dengan kekosongan di hatinya.

Beberapa anak kelompok ada didalam kelas, menatap ke arah Reindhart yang duduk sendirian di sudut kelas.

"Hei, kalian lihat anak itu." Satu anak perempuan berambut pirang berkata kepada teman-temannya.

"Hahahaha biarkan saja, anak itu memang dari kelas 1 SMP memang seperti itu, Tidak memiliki teman.. Bahkan lebih buruknya kalian tau apa?" Tanya anak perempuan berambut hijau kepada teman-teman nya.

Mereka ada enam orang semua menjawab "tidak tahu." bersamaan. Kemudian dilanjutkan dengan anak perempuan berambut hijau ini berbicara, "Dia juga tidak memiliki pacar." Mereka bertujuh tertawa bersamaan bersama dengan anak perempuan berambut hijau ini. Kecuali satu orang anak laki-laki yang masuk kelompoknya, anak ini berambut biru serta memiliki nama yang bernama, Shinji.

Shinji tidak tertawa, ataupun menunjukkan kegiatan pembulian yang dia lakukan kepada Reinhart. Dikarenakan, Reinhart adalah teman yang sudah lama dikenal oleh Shinji.

Secara mengejutkan ada satu anak laki-laki berambut coklat memberikan aksi yang tidak pantas dicontoh kepada teman-teman nya. "Hei, hei. Lihat ini."

Anak berambut coklat ini beranjak dari bangku duduknya, mulai berjalan mendekati Reinhart yang sedang duduk makan.

"Gawat," Terkekeh, "Seperti dia sudah muncul gilanya, itu.." Semua teman-teman nya tertawa kecuali Shinji.

Anak berambut coklat ini berdiri tepat didepannya Reinhart. Reinhart yang merasa mulai terganggu oleh pemandangan anak berambut cokelat ini mulai membuka suara, berbicara kepadanya.

"Hei, kau menghalangi ku—" Kata Reinhart pelan.

Namun, sebelum Reinhart menyelesaikan kata-katanya. Anak berambut cokelat itu menyentuh kepala Reinhart, kemudian menjatuhkan kepalanya ke dalam kotak bekal nasi makan siangnya Reinhart. Kini seluruh kepala Reinhart dilumuri oleh bumbu-bumbu dari lauk makan siangnya.

Awalnya keenam teman-temannya terkejut melihat apa yang dilakukan si rambut cokelat, namun, tidak lama kemudian mereka tertawa bersama-sama, menertawakan Reinhart yang terkena Bulian.

Shinji hanya diam memandangi Reinhart yang terkena buli, tidak bergerak menolong Reinhart sedikitpun.

Reinhart hanya diam tidak berdaya sedikitpun, Dia mulai beranjak dari kursinya dan mulai bergerak ingin keluar kelas. Namun, tiba-tiba anak berambut coklat menahan pundaknya.

"Tunggu dulu, permainan akan dimulai sekarang." anak laki-laki berjumlah 2 orang yang berasal dari kelompok nya Shinji, mulai maju mendekati Reinhart.

Mereka bertiga mulai mengeroyok Reinhart seorang diri. Dua diantaranya memegangi masing-masing lengannya Reinhart, sementara satu anak berambut cokelat mulai memukuli perutnya Reinhart, memukuli wajahnya Reinhart.

Ini terus dilakukan Anak laki-laki berambut cokelat dengan kejinya, teman-teman nya yang lainnya 4 perempuan, dan 2 laki-laki tertawa bersama-sama menyaksikan yang pembulian yang dilakukan oleh anak berambut cokelat.

Sementara Shinji hanya diam, melihat Reinhart yang tersiksa dan terbuli oleh teman-temannya Shinji.

Reinhart tidak mengeluarkan suara apapun, dia hanya pasrah dipukuli habis-habisan oleh teman-temannya Shinji. Disaat pandangan matanya menatap Shinji, seolah meminta pertolongan. Shinji langsung mengabaikan dengan membuang wajahnya ke sisi lain, menikmati makan siangnya.

Reinhart, adalah anak yang malang. Tidak memiliki siapapun yang peduli terhadap dirinya, bahkan orang tuanya juga sudah meninggalkan dirinya, mereka bercerai dan membiarkan Reinhart dirawat oleh neneknya seorang diri.

Bahkan saat disekolah juga tidak ada yang peduli terhadap dirinya sendiri, bahkan dengan teman yang dia kenal juga tidak peduli dengannya. Shinji mengabaikan Reinhart begitu saja, seolah-olah tidak terjadi apapun diantara mereka berdua.

...****************...

Bel sekolah berbunyi kembali. Menandakan jam pelajaran sekolah sudah selesai.

Para siswa-siswi mulai berpulangan menuju rumah mereka masing-masing. Sekolah sudah sepi, tidak ada siapapun disekolah.

Reinhart pulang dengan jalan kaki, sendirian tidak memiliki seorang teman untuk pulang bersamanya.

Namun, Shinji ternyata mengikuti Reinhart dari belakang nya. Merasa berjalannya Reinhart semakin cepat, Shinji mulai berlari dan menghentikan perjalanan Reinhart.

"Berhenti, Reinhart." Kata Shinji menghentikan langkahnya Reinhart.

"Ada apa? Apa kau menghinaku, atau membuli diriku seperti yang dilakukan oleh teman-teman mu?" Kata Reinhart dengan nada pelan.

"K-Kenapa kau tidak melawannya!" Kata Shinji dengan mengeluarkan amarah di nadanya. Reinhart mendongak mendengar Shinji memarahinya.

"Huh?" Reinhart menunjukkan ekspresi kebingungan di wajahnya.

"Kau, kuat! Kenapa kau tidak melawan mereka, Reinhart?!" Shinji berbicara dengan nada tinggi lagi.

"Aku tidaklah kuat.." Belum selesai Reinhart menyelesaikan kata-katanya. Reinhart mulai mendapatkan pukulan yang hampir mendarat di wajahnya.

Pukulan ini bergerak dengan kecepatan peluru, yang jika dilihat oleh mata tidak akan bisa terlihat begitu saja. Namun, bagi Reinhart ini hanyalah pergerakan yang biasa saja, yang bisa dilihat olehnya.

Shinji memulai penyerangan terhadap Reinhart dengan memulai ingin mendaratkan pukulan di wajahnya. Tetapi, Reinhart menghindari pergerakan pukulan yang diarahkan kepadanya.

Reinhart sangat terkejut, dikarenakan Shinji yang tiba-tiba menyerang dirinya. Reinhart berbicara dengan nada meninggi, "Apa yang kau lakukan, Shinji? Apa kau ingin membunuhku dengan pukulan mematikan mu?!"

Shinji tidak mendengarkan perkataan Reinhart, dia melepaskan tas ransel nya, menjatuhkan tas ransel nya di sebelah kanan nya.

Shinji melakukan pose ingin bertarung, kedua tangannya di angkat di depan dadanya. Kedua tangannya mengepal dengan keras, bahkan pose kedua kakinya bersiap seperti ingin bertarung.

"K-Kau ingin serius melawanku?" Kata Reinhart. Reinhart sangat ragu-ragu ingin bertanding dengan temannya ini. Karena Reinhart sudah lama mengenal Shinji, Reinhart sudah menganggap Shinji seperti saudaranya sendiri.

Namun, Shinji sama sekali tidak mendengarkan perkataan Reinhart. Shinji kembali memulai perkelahian, mengarahkan tinju kanannya yang sangat kuat kepada Reinhart.

Tinju yang dilayangkan oleh Shinji bergerak dengan kecepatan yang sebanding dengan kecepatan peluru yang ditembakkan. Namun, Reinhart dengan mudahnya berhasil menghindari tinju nya Shinji.

Lagi dan lagi Shinji terus mengerahkan pukulan dengan kecepatan sebanding peluru. Namun, dengan mudahnya Reinhart terus menghindar dari kanan dan kekiri, menghindari pukulan Shinji.

Bukan hanya pukulan yang dikerahkan oleh Shinji, Kedua kakinya juga ikut melakukan serangan kepada Reinhart.

Gerakan yang diberikan oleh Shinji kepada kedua kakinya seperti gerakan seni bela diri, Muay Thai. Gerakan kedua kakinya sangat lentur dan objektif.

Reinhart sedikit kesulitan untuk menghindari dua serangan sekaligus, serangan Tinju dan Muay Thai. Sesekali Reinhart terkena oleh Muay Thai nya Shinji, tepat di perut nya Reinhart. Sesekali juga Reinhart terkena tinju nya Shinji, tepat di wajahnya Reinhart.

Reinhart yang sekarang ini hanyalah manusia biasa tanpa adanya Magicules didalam tubuhnya. Dia merasakan sakit yang sangat luar biasa akibat serangan Tinju dan Muay Thai yang diberikan oleh Shinji.

Reinhart berbicara dalam hati nya, (Tidak, Shinji, kenapa kau melakukan ini kepadaku? Padahal, aku sudah menganggap dirimu sebagai saudara ku.. Kalau kau memang bersikeras ingin melawanku, akan aku terima tantanganmu!)

Keadaan berbalik, Reinhart gantian membalasnya. Mengarahkan tinju kanannya ke wajah Shinji, membuat Shinji terpukul mundur beberapa langkah dari Reinhart berpijak. Shinji terkejut melihat Reinhart berhasil memberikan rasa sakit pada dirinya.

Shinji yang saat itu masih melakukan serangan Tinju dan Muay Thai, dengan kecepatan yang sebanding dengan kecepatan Tembakan peluru. Seharusnya manusia biasa tidak bisa menghindari itu, namun, Reinhart berbeda. Fisik nya sudah seperti manusia super, bahkan saat Shinji masih melakukan kecepatan sebanding dengan peluru. Reinhart bisa memukul wajah Shinji tanpa adanya kesusahan sedikitpun.

Kecepatan reaksi Reinhart, sebanding dengan kecepatan Shinji, kecepatan yang mereka berdua miliki saat ini sebanding dengan kecepatan peluru.

Shinji menyentuh wajahnya yang terkena tinjunya Reinhart, dia merasakan rasa sakit saat menyentuhnya.

"Hahahaha," Shinji tertawa, setelah dirinya melihat ada bekas darah di tangannya yang menyentuh wajahnya tadi.

Shinji menarik nafas dalam-dalam, melanjutkan pembicaraan nya. "Akhirnya! Kau menunjukkan wujud dirimu yang sesungguhnya, Reinhart!" Shinji mengatakan dengan nada tinggi, bahkan nafasnya menggebu-gebu.

Reinhart terkekeh. Kemudian menatap Shinji dengan tatapan sinis, "Ini karena kau yang memulainya, Shinji. Jika saja kau tidak memulainya, aku mungkin tidak akan bertarung denganmu."

Reinhart menghela nafasnya, melanjutkan pembicaraan nya. "Andai saja, kau menolong diriku saat aku terbuli oleh temanmu. Kemungkinan besar, kita tidak akan mulai bertarung disini, Shinji."

Shinji terkekeh mendengar perkataan dari Reinhart. Shinji melakukan kuda-kuda, melakukan pose petarung Muay Thai profesional. Shinji bisa melakukan Muay Thai, karena dia pernah berguru kepada guru Muay Thai, Itu sebabnya Shinji bisa mempelajari seni bela diri ini.

Sementara seni bela diri tinju, Shinji pelajari karena dia dulunya sering menonton film petinju-petinju, Itu sebabnya Shinji mulai perlahan-lahan mempelajari gerakan yang dilihatnya di televisi, gerakan tinju.

Tangan kanannya dimajukan, mengajak Reinhart seperti menantang untuk maju kepadanya. Reinhart yang melihat ini tentu saja merasakan hal yang belum pernah dia rasakan.

Akhirnya, setelah sekian lama, dia bisa menunjukkan seni bela diri yang telah ia pelajari sebelumnya. Seni beladiri petarung jalanan. Seni beladiri yang tidak perlu mengeluarkan banyaknya teknik-teknik tertentu, hanya bertarung asal-asalan saja sudah dipastikan bisa bertarung, namun, ini hanya bisa dipergunakan bagi yang memiliki fisik yang kuat seperti, Reinhart.

Shinji dan Reinhart mulai bergerak, masing-masing dari mereka memiliki kecepatan yang sebanding dengan kecepatan peluru yang ditembakkan.

Seni beladiri Tinju dan Muay Thai melawan seni beladiri petarung jalanan. Shinji dan Reinhart, teman yang sudah lama saling mengenal, akhirnya bertarung untuk pertama kalinya di jalanan ini.

Pertarungan yang begitu sengit dan luar biasa, setiap hentakan pukulan menghasilkan gelombang suara yang begitu keras, bahkan gelombang suara ini bisa membuat gendang telinga hancur jika berada di dekat mereka. Untung saja, tidak ada satupun manusia yang menyaksikan ini.

Bahkan tulang mereka berdua seperti saling bertemu satu sama lain, Namun, mereka berdua tidak merasakan kesakitan seperti tulang mereka yang hancur dan patah.

Ini bukanlah pertarungan yang dilalui oleh antar anak sekolahan. Melainkan, ini adalah pertarungan yang dilalui oleh antar anak manusia super.

Sampai pada akhirnya, mereka berdua tumbang dan jatuh bersama-sama. Dikarenakan sudah kehabisan tenaga yang begitu banyak.

Luka-luka terlihat di wajah, tangan mereka. Pakaian sekolah SMP mereka berdua compang-camping, bahkan menjadi kotor akibat terkena nya cipratan darah.

Reinhart dan Shinji terbaring di tanah tidak sadarkan diri, tidak ada yang menang diantara mereka berdua. Pertandingan antar manusia super ini, sebanding. Tidak ada yang menang, serta tidak ada yang kalah juga.

...****************...

Keesokan nya, di sekolah SMP. semuanya seperti terlihat normal saja, siswa-siswi berdatangan kesekolah untuk meraih ilmu mereka.

Namun, ada satu hal yang berbeda diantara dua orang manusia super ini. Reinhart dan Shinji, mereka berdua sudah berubah sejak pertarungan pertama mereka yang begitu hebat.

Disekolah, Jika Reinhart melihat Shinji, mereka berdua akan tatapan sebentar, kemudian pergi menjauh seolah-olah kedua sahabat ini sudah bukan menganggap diri mereka masing-masing adalah sahabat.

Musuh, rival atau pengkhianat? Tidak ada yang tahu diantara Reinhart dan Shinji. Yang pastinya, semenjak pertarungan pertama mereka berdua, Reinhart dan Shinji sudah tidak pernah melakukan interaksi seperti berbicara ataupun berdekatan.

Bahkan, sampai mereka berdua duduk dibangku SMA. Reinhart dan Shinji yang masuk sekelas bersama, tidak pernah melakukan interaksi, mereka berdua bukanlah teman lagi untuk sekarang ini.

Shinji yang semakin terkenal di kalangan para gadis SMA, sementara, Reinhart, semakin tidak terkenal dan hanya memiliki satu teman yaitu Cuki.

Namun, setelah seluruh isi kelas dari Reinhart dan Shinji berpindah dunia, ke dunia kardinal. Reinhart dan Shinji tidak pernah berinteraksi, namun, malahan konflik kedua akan terjadi kepada mereka.

Pertarungan manusia super di pertandingan pertama mereka sudah sangat hebat. Bagaimana jika mereka berdua bertarung lagi, dengan memiliki Magicules di tubuh mereka? Apakah pastinya dunia ini bergetar atau gunung-gunung akan hancur akibat pertarungan mereka?

Pertandingan antara sahabat, bukan, antara rival akan berlangsung. Pertandingan kedua untuk kedua manusia super ini, akan berlangsung di dunia lain, dunia kardinal.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!