Bab 1 | Chapter 7 : Menuju Kota Ingrasia

Pagi, merupakan kondisi yang sangat amat penting bagi para manusia.

Dengan adanya pagi, manusia bisa melakukan aktivitas yang sangat membuat tubuh menjadi sehat.

Namun, tidak dengan diriku.

Aku merasakan hari sudah pagi namun, aku masih melakukan tidur nyenyak ku yang sangat nikmat sekali.

Tidur dengan diiringi dengkuran, semakin menambah kenikmatan dalam tidur ku ini.

"Dia belum bangun juga?" Mika kembali dari mandi paginya.

"Belum." Salah satu temannya berkata menggelengkan kepalanya.

Mika menghela nafasnya, dia sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan mengibaskan rambutnya.

Mika mendekati diriku, "Hei, Hei bangunlah.." Mika mengguncangkan tubuhku berharap aku bangun dari tidur ini, namun nyatanya itu sia-sia.

"Lima menit saja ibu, aku masih mengantuk ini..." Aku mengigau kemudian melanjutkan tidurku.

Tentu saja ini membuat Mika naik pitam.

Mika mendapatkan idenya, dia terkekeh. "Tidak mau bangun, ya? Baiklah, baiklah."

Mika menggunakan Magicules nya untuk menggunakan sihir dari elemen Es, "「Shock Ice」" Dengan begitu membuat diriku terbangun.

Aku gemetaran, tubuhku menjadi kaku yang diberikan oleh Mika.

Karena Mika sudah melihat aku membuka mata, dia menghentikan nya.

"Kenapa kamu ini?" Kataku kebingungan.

Dibalas dengan Mika kesal, "Kenapa kamu bilang?! Ini sudah pagi. Kita harus melakukan perjalanan, kan?!"

"Uhm, perjalanan?" Aku masih bingung dengan perkataan yang dilontarkannya.

Mika lanjut menjelaskan, "Huh.. Kamu sebelum tidur ada bilang, kan? Untuk sementara kamu akan ikut dengan kami."

Aku berusaha mengingat yang dikatakan oleh Mika.

Memang benar, aku ada mengatakannya sesaat kami berdua sebelum tidur.

Sepertinya, aku harus memang ikut dengan mereka.

Aku tidak mau tinggal di Hutan ini seorang diri. "Baiklah," Ucapku setuju.

Aku meregangkan seluruh tubuh dan otot-otot ku.

Setelahnya lanjut berbicara dengan Mika, "Kamu sudah mandi, kan?"

Mika mengangguk.

"Kalau begitu, dimana tempat mandi nya?"

Mika memutar matanya, "Mandi saja di kolam dekat sana itu.

Teman-teman ku juga sudah pergi kesana kalau kau mau mandi sebaiknya kejar mereka.

Nanti kau ketinggalan tidak tahu dimana lokasinya."

Aku menghela nafasku, "Baiklah, Baiklah, kau sudah seperti ibu ku saja."

Aku bergerak meninggalkan Mika sendirian disana.

Ada satu hal yang membuat Mika kebingungan mengenai diriku.

.

(Mengapa dia tidak kesakitan disaat aku melakukan [Shock Ice] kepadanya?

Apakah dia memiliki Resist terhadap Cold?

Begitu banyak pertanyaan dipikiran ku, siapa kau sebenarnya Reinhart?)

...----------------...

Setelahnya kami kembali melanjutkan perjalanan kami menuju kota yang akan kami tuju.

Kota ini bernama Ingrasia, aku tahu dari Mika yang memberitahukan kepadaku.

Lokasi Kota Ingrasia terletak di tengah-tengah.

Diantara Kota Bermuda terletak di barat dan kota Northern terletak berada di Timur.

Sebentar lagi dalam beberapa langkah saja.

Kami semua akan keluar dari Hutan keramat ini yang terletak di lokasi Utara.

Untuk menuju kota Ingrasia kami hanya harus berjalan lurus kedepan.

Jarak yang dibutuhkan sekitar 3 Kilometer, Benar, 3 kilometer.

"Huh.." Aku menghela nafas.

"Kalian gila?!"

Mika dan kedua temannya melirikku.

"3 kilometer bukan jarak yang dekat, kalian tahu kan?"

Ketiganya saling pandang melontarkan tatapan satu sama lain, kebingungan terjadi diantara mereka berempat.

"Jadi?" Mika bertanya kepadaku.

"Jadi, Kau bilang?!

Kita berjalan kaki dari Hutan keramat ini. Menuju Kota Ingrasia yang jaraknya sekitaran 3 kilometer?!" aku berteriak kesal memberikan pertanyaan ku kepada Mika.

Mika terkekeh. Dia memutar matanya kemudian menjawab pertanyaan ku.

Mika memberikan Pernyataan nya, "Siapa yang bilang kita hanya berjalan saja?"

Tentu saja ini membuatku sangat kebingungan.

Apa yang dimaksud oleh Mika ini. Ini memberikan diriku pertanyaan, "Maksudnya?"

Mika berjalan mendekati diriku, menyentuh pundak ku dan memutar tubuhku kedepan.

Mika menunjuk sesuatu dengan jari telunjuk.

Menunjuk ada artefak mengeluarkan cahaya lingkaran portal yang menyala terang.

Namun, aku masih belum mengerti apa maksudnya itu, aku kembali bertanya. "Apa itu?"

Mika menghela nafasnya, kemudian berbisik mendekat bibirnya ke telingaku.

"Kau ini, Seharusnya belajar dahulu mengenai peralatan di dunia ini."

Dia kemudian menjauhkan wajahnya yang didekatku, Aku masih belum mengerti apa yang dia maksudkan.

(Belajar? Tentu saja aku sudah belajar terlebih dahulu, kan?)

Kemudian Mika dan teman-teman nya meninggalkan diriku sendirian yang masih terdiam penasaran mengenai pernyataan dari Mika.

Mika yang masih memiliki hati nuraninya berbalik badan memanggil diriku.

Aku terpengaruh panggilannya, berjalan mengikuti mereka sampai ke artefak ini.

Mika dan ketiga temannya berdiri di atas artefak bersinar mengeluarkan cahaya yang cantik.

Aku yang penasaran juga ikut naik keatas artefak.

Ini sungguh muat, artefak ini dapat menampung orang paling sedikit 2 dan paling banyak 6 menurutku.

Mika kemudian membuka pembicaraan, "Spatial Motion."

(Eh, Spatial Motion? Itukan—)

Belum sempat aku menjernihkan pikiranku mengenai kata-kata yang dikeluarkan oleh Mika.

Tubuhku tiba-tiba mengalami tarikan yang sangat luar biasa, ini menarik seperti magnet yang sangat kuat.

Aku tidak bisa menahan ini, aku akhirnya ikut terhisap terbawa arus yang dibawa oleh Artefak ini.

Bahkan Mika dan ketiga temannya juga ikut Namun, mereka sangat mengeluarkan mimik wajah yang biasa saja.

Seperti, mereka sudah sering melakukan perjalanan seperti ini.

...----------------...

Aku kembali membuka kedua mataku dengan perlahan-lahan, memastikan bahwa aku masih menjadi diriku sendiri.

Sepenuhnya kedua mataku terbuka, betapa terkejutnya aku melihat pemandangan ini.

"Wow..!"

Aku terkagum melihat pemandangan yang kulihat sekarang ini.

Kemudian ada seseorang yang menepuk pelan bahu ku.

Orang itu Mika dia tersenyum kecil melihat ku Mika berbicara.

"Selamat datang di Kota Ingrasia, Reinhart."

Kota ini sangat indah bagiku, memenuhi ekspektasi diriku.

Struktur bangunan yang seperti zaman-zaman dahulu, kalau di dunia lamaku.

Pemandangan yang sangat pas bagi kaum penikmat pemandangan, namun bukan seperti diriku.

Ya, walaupun aku bilang ini kota ini indah.

Namun, tetap saja bagiku ini terlihat biasa saja, lagi pula aku juga tidak tahu apa tujuanku ke Kota ini, aku hanya mengikuti Mika dan kedua temannya.

"Jadi, kita mau pergi kemana ini?" Aku bertanya kepada Mika.

Mika dengan nada yang tenang menjawab, "Kita akan pergi melapor ke Guild. Berada di posisi tengah-tengah Kota Ingrasia."

"Eh, melaporkan ke Guild tapi, Untuk apa?" Aku bertanya lagi.

Mika menjawab. "Pada saat itu, kami datang ke Kantor Guild untuk mengambil misi karena berhasil membunuh Hell Golem, peringkat A+."

"Jadi?"

Mika menjawab dengan tenang. "Karena kamu sudah mengalahkan Hell Golem, Kami akan melaporkan ini dan kamu akan diberikan hadiah."

"Kenapa aku?" Aku bertanya lagi.

Kali ini terlihat Mika sedikit kesal. Dia pun menjawab, "Itu karena kau yang mengalahkan Hell Golem!

Tidak usah banyak tanya, kita akan menerima hadiahnya!"

Aku pun mengikuti apa yang Mika katakan.

Kami pergi ke kantor Guild, Mika melaporkan hasilnya dengan membawa barang bukti bahwa kami telah berhasil mengalahkan Hell Golem, peringkat A+.

Bukti yang dibawa Mika seperti sedikit dari Armor Hell Golem, Ini sangat cukup untuk membuktikan bahwa kami.

Aku telah berhasil membunuh Hell Golem.

Ini membuat kakak resepsionis menjadi terkejut tidak percaya.

"B-Bagaimana bisa, kalian mengalahkan Hell Golem?!" Kakak resepsionis mengatakan dengan nada blak-blakan.

"Uhm, Sebenarnya, bukan kami bertiga yang mengalahkannya, melainkan teman kami ini." Mika menunjuk ku.

Kakak resepsionis langsung memandangi diriku, matanya bergerak untuk melihat diriku.

Namun, sepertinya dia sedang menggunakan metode [Status Window] kepadaku, untuk melihat statistik diriku.

Secara signifikan, dia terkejut tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya.

"K-Kamu, siapa?! Kenapa aku melihat statistik milik kamu error?"

(Error, berarti bukan aku saja yang mengalaminya...) Mika berkata dalam hati mengenai diriku.

"Aku, hanya seorang petualang biasa yang numpang lewat ke dunia ini." Kataku sedikit bercanda.

"Sebentar, kalian akan mendapatkan hadiah kalian..."

Kakak resepsionis menyiapkan hadiah yang akan diberikan kepada kami.

Akibat sudah berhasil mengalahkan Hell Golem serta tidak lupa kami membawa buktinya untuk dijadikan patokan bahwa kami telah berhasil mengalahkannya.

Sebenarnya, yang mengalahkan Hell Golem adalah aku sendirian, Mika hanya membantu setengah nya memberitahu titik kelemahannya Hell Golem.

Setelahnya, kami mendapatkan satu kantung besar koin emas.

Satu kantung yang berukuran beras isi 10 Kg, kami mendapatkan emas yang sangat banyak.

1 koin keping emas, kalau di bandingkan dengan dunia ku sangatlah jauh.

1 koin keping emas setara dengan 50 ribu kalau di dunia ku dahulu, ini perbedaan yang sangat jauh...

Dengan begini masalah keuangan tidak perlu dipikirkan, cukup menghemat saja sudah pasti akan cukup beberapa bulan kedepan.

Kami duduk di bar yang terbilang lokasi seperti di anime-anime Isekai lainnya.

Aku dan Mika duduk bersama, sedang dua temannya Mika duduk bersama di depan kami.

Aku membuka pembicaraan ini.

"Baiklah, karena aku yang sudah mengalahkan Hell Golem, berarti aku mendapatkan 90% hadiah yang aku terima." Aku berkata dengan pelan dan santai.

Mika membalas perkataan diriku, "Terus, Kami sisanya?"

Aku mengangguk pelan menanggapi pertanyaan Mika.

Mika menunjukkan wajah kesalnya kepadaku.

Dia juga menghela nafasnya menandakan dia muak dengan perilaku diriku.

Tapi, aku tidak peduli dengan semua itu, yang penting uang sudah terkumpul.

"Uhm, Reinhart.. Kamu pasti belum tahu nama kami berdua, kan?" Salah satu temannya Mika bertanya kepadaku. Berambut hitam serta memiliki wajah yang seperti Asia.

Aku mengangguk pelan.

Namun, aku juga tidak peduli mau aku mengenal mereka berdua atau tidak, itu tidak penting sama sekali.

"Nama ku Venz, Nama laki-laki ini Jiin. Jiin ini sedikit pemalu, Namun dia sangat menyenangkan kok diajak bicara." Perkataan Venz diakhiri dengan dirinya tersenyum kepadaku.

Apa-apaan senyumannya itu, geli tahu.

Namun, Ada yang membuatku teringat akan sesuatu. Jiin, nama anak itu sangat mirip dengan nama Ziin.

Yang membuat perbedaannya, Ziin sifatnya sangat blak-blakan, pemarah dan tidak sabaran.

Jiin, sifatnya pemalu, bahkan sangat sulit untuk diajak bicara dari Venz aku mendengar nya.

Aku juga tidak terlalu peduli dengan mereka berdua, yang terpenting aku harus cepat menjadi kuat dan mengalahkan malaikat-malaikat sialan itu.

.

.

.

......

[ Name : Reinhart Oshikawa

Ability : 「M̶a̶g̶i̶c̶ E̶y̶e̶s̶ o̶f̶ F̶e̶a̶r̶」, 「Multilayer Barrier」, 「Black Flame」, 「Black Thunder」, 「Spatial Motion」, 「Shadow Clone」, 「Self Regeneration」, 「Magic Sense」, 「Wind Repulsion」, 「Fireball」, 「Ice Spear」, 「Devour」, 「Deadly Poison」, 「Magic Claw」, 「Magic Roar」, 「Poison Area」, 「Acceleration」, 「Wisdom」, 「Body Slime」, 「Wind Cutter」 「Tornado Blade」

Resistances : 「Pain Resistance」, 「Heat Resistance」,「Flame Attack Resistance」, 「Cold Resistance」

Magicules : 1.300 EEM/Existence Energy Magic.

Race : Unknown

Equipment : Dagger Knife C+ dan Magic Armor C+ ]

.

.

.

......

[ Name : Mika

Ability : 「Shock Ice」

Resistances : Unknown

Magicules : Unknown

Race : Human

Equipment : Unknown ]

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!