Bab 8 Suha Kecelakaan Lagi

  Suara hantaman sesuatu yang terdengar di luar membuat semua orang yang berada di dalam berhamburan keluar. Ichank berjalan keluar sambil meringis memegangi sudut bibirnya yang kena bogem tadi siang oleh Warid, tergopoh bersama Syafa keluar rumah. Rasa heran menyelimuti hati mereka. Dugaan-dugaan buruk kini menyergap dada.

  "Suhaaa, Suhaaa ...." teriakan Bu Diah mengejutkan semua. Pak Kayan yang sudah berada di luar rumah segera menghampiri tubuh sang anak yang terjungkal dengan posisi kepala di bawah kaki di atas persis orang lagi standing.

  "Suhaaaa," jeritnya menghampiri. Orang-orang dan tetangga sebelah rumah Bu Diah segera menghampiri Suha yang terjungkal.

  "Suhaaaa, apa yang terjadi?" Bu Diah terisak seraya meraba kepala Suha yang mulutnya engap-engapan.

  "Ayo angkat tubuhnya, kita baringkan di bangku depan," ujar Pak RT memberi arahan supaya mengangkat tubuh Suha. Pak RT, Pak Kayan dan beberapa pria paruh baya lainnya ikut mengangkat tubuh Suha lalu dibaringkan di bangku teras depan rumah Pak Kayan.

  "Aduhhhh, sakit, Mak. Punggung Suha sakit, kaki Suha lecet, Suha kagak bisa jalan," keluh Suha meraung.

  "Ha, Suha! Ya ampun motor," seru Ichank spontan, dengan wajah yang terkejut. Syafa sama terkejut, selain melihat Suha yang kini terluka, yang lebih mengagetkan motor milik suami satu-satunya untuk usaha, terlihat pecah bagian depannya.

  "Ya ampun, sudah dibilangin kaki masih sakit tapi ngeyel minjem motor. Kalau sudah begini, bagaimana Bang Ichank pergi kerja?" Syafa mendumel pelan seraya matanya bergantian melihat Suha kemudian motor milik Ichank yang terlihat pecah bagian depan.

  "Mak, sakit, Mak," raung Suha lagi sedih menatap Bu Diah.

  "Elu itu Suha, kan sudah gue ingetin supaya hati-hati, tapi elu main kebut saja. Ini juga gara-gara motor butut si Ichank, bikin celaka anak gue." Bu Diah balik mendumel dan menyalahkan gara-gara motor Ichank yang butut.

  "Bukan salah motornya dong, Mak. Bang Ichank tadi sudah mengingatkan supaya Suha hati-hati. Emak juga malah mendukung Suha untuk minjam motor Bang Ichank, padahal Emak tahu sendiri kaki Suha belum sembuh benar." Syafa memberikan pembelaan untuk motor dan juga suaminya yang tidak sepenuhnya salah.

  "Elehhh, suami hidupnya cuma numpang saja elu belain. Jelas-jelas gara-gara laki elu yang kagak berguna ini, si Suha jadi kecelakaan," srongot Bu Diah mencak-mencak tidak tahu malu sama tetangga, menghina Ichank yang kini menahan malu.

  "Sudah Bu Diah, jangan emosi dulu. Sebaiknya kita urus anak kalian dulu. Suha memerlukan pertolongan bukan perdebatan. Sekarang kita bawa ke dalam rumah, baringkan Suha di karpet. Saya akan panggil Ki Samad untuk memeriksa tulang si Suha. Moga-moga saja tidak terjadi tulang patah," seloroh Pak RT menengahi.

  Bu Diah bersungut-sungut kesal, bibirnya komat-kamit mengata-ngatai Ichank.

  Suha dibawa ke dalam rumah dan digeletak di tengah rumah yang dilapisi karpet palembangan. Suha tidak henti meraung-raung. Pak Kayan sebagai ayah hanya bisa menyesali dengan kejadian yang menimpa anak lelakinya. Pak Kayan sigap ke dapur mengambil air hangat untuk kompres.

  "Bapak juga sebagai bapak, sama tidak bergunanya kayak si Ichank. Coba kalau Bapak bisa memanjakan si Suha, maka kagak bakalan begini kejadiannya." Bu Diah terus saja ngedumel tidak ada bosannya, membuat semua orang di dalam rumah itu kegerahan, belum lagi kipas angin yang cuma satu di ruang tengah yang tidak cukup menyapu orang-orang yang berada di dalam rumah ukuran 36 itu, semakin membuat mereka kegerahan.

  Dumelan Bu Diah baru berhenti ketika Pak Samad datang. "Assalamualaikum," salamnya yang langsung mendapat sambutan, sebab mereka begitu berharap banyak Pak Samad bisa menyembuhkan rasa sakit yang diderita Suha. Karena Pak Samad merupakan tukang pijat yang kebetulan paham dengan pertulangan.

  Banyak pasien patah tulang atau yang kecelakaan lainnya datang berobat pada Pak Samad. Dan Alhamdulillah banyak yang kembali sehat. Pak Samad memang ahli patah tulang tetapi bukan dukun seperti sangkaan beberapa orang di kampungnya, karena ilmu yang dimiliki Pak Samad dibarengi ilmu spiritual.

  Saat Suha disusuri saraf atau tulangnya oleh Pak Samad, tidak henti Suha meraung-raung.

  "Deuk, reketek."

  Bunyi-bunyi tulang yang entah dibagaimanakan terdengar berbunyi diiringi jeritan Suha menahan sakit. Bu Diah dan Pak Kayan tidak tega melihat anaknya berteriak kesakitan. Saat Bu Diah ingin mendekat, Pak Samad melambaikan tangannya supaya konsentrasinya tidak terbelah.

  Raungan Suha lamat-lamat semakin berkurang. Sepertinya Pak Samad mampu mengembalikan letak tulang Suha pada posisi semula.

  "Untung saja tulang Suha tidak patah, sehingga tidak harus dioperasi. Tadi keluhannya hanya salah letak dan luka lebam di beberapa bagian tubuh. Sejauh ini posisi tulang sudah kembali. Saya harap Suha setelah ini jangan dulu naik motor selama kakinya masih pincang. Sebab kalau memaksakan engselnya bisa lepas karena urat bisefnya tidak kuat menahan tarikan," peringat Pak Samad mewanti-wanti.

  "Dan ingat seminggu sekali Suha harus terapi ke RS supaya bisa lekas pulih persendiannya," peringat Pak Samad lagi.

  "Baik Pak Samad. Kami sangat berterimakasih dengan bantuan Pak Samad," ucap Pak Kayan sembari berdiri karena Pak Samad langsung pamit.

  Pak Kayan mengantar kepergian Pak Samad sembari memberikan beberapa Rupiah uang sebagai rasa terimakasih. Pak Samad sempat menolaknya, karena ia merasa ikhlas membantu tetangganya.

**

  Sejak Suha kecelakaan lagi. Di rumah semakin ricuh dengan ucapan Bu Diah yang saban hari ngoceh dan ngomel. Menghina suami dan mantu seperti makanan sehari-hari. Ichank sudah tidak tahan sebenarnya tinggal di rumah mertuanya yang semakin bawel dan menuntut, terlebih sekarang hampir tiap hari Bu Diah meminta uang buat pengobatan Suha, sayangnya Ichank tidak bisa memberi sebab dia sudah tidak pegang uang sama sekali.

  "Laki kagak ada guna, pergi sana jauh dari rumah gue. Kalau kagak bisa kasih duit lagi untuk anak gue, lebih baik elu minggat. Gue mau kenalin si Syafa sama Bos perabotan. Huhhhh," hinanya tidak henti-henti. Tidak sadar semua kata-kata Bu Diah membuat Ichank sangat sakit hati.

  "Sudah, Bu. Jangan lagi hina menantu kita, dia juga bukan tidak pengen memberikan duit. Kerjaan dia belum stabil. Jadi harap maklum," bela Pak Kayan merasa tidak enak dengan istrinya yang tidak henti menghina Ichank.

  Bu Diah mendengus mendengar pembelaan suaminya, dia sama sekali tidak menggubris.

  Besoknya Ichank seperti biasa pergi bekerja ke pasar sekalian menemui Handi yang berjanji akan ke pasar. Untung saja motor Ichank hanya pecah bodi depannya sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang parah, dan motornya masih bisa digunakan jika dibawa jalan ke pasar Tambun. Di pasar, Ichank dan Handi bertemu di pos Satpam. Mereka terlibat obrolan. Sebagai teman, Handi sangat peka dengan kondisi yang diperlihatkan Ichank.

Karya ini merupakan karya jalur kreatif.

Terpopuler

Comments

Abdul Rouf

Abdul Rouf

kok gue jadi tensen, laki2 apan

2024-09-10

1

Hary

Hary

banyak lah model ibu mertua di kehidupan nyata...!!!
punya mertua macam itu, jelas jelas gw gampar mulutnya...!!!

2024-05-07

3

Novie Achadini

Novie Achadini

ada ya org sesabar ichang

2024-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Di PHK
2 Bab 2 Hari yang Tidak Beruntung
3 Bab 3 Mencari Pekerjaan Lagi
4 Bab 4 Uang Syafa Hilang
5 Bab 5 Ternyata Pencurinya ....
6 Bab 6 Hampir Berantem
7 Bab 7 Hinaan Bu Diah Yang Bertubi-tubi
8 Bab 8 Suha Kecelakaan Lagi
9 Bab 9 Sedikit Balasan Buat Bu Diah
10 Bab 10 Rencana Ichank Yang Diketahui Bu Diah
11 Bab 11 Tekad Ichank di Balik Siasat Bu Diah
12 Bab 12 Emak Yang Diktator
13 Bab 13 Bangkitnya Ichank
14 Bab 14 Seperti Emas
15 Bab 15 Emas Harta Karun
16 Bab 16 Pertemuan Tidak Sengaja
17 Bab 17 Secarik Surat Untuk Ichank
18 Bab 18 Keinginan Juned yang Gagal
19 Bab 19 Pertemuan Yang Mengharukan
20 Bab 20 Lolos Dari Kejaran Juned
21 Bab 21 Pertemuan Syafa dan Orang Tua Ichnak
22 Bab 22 Bersatu Kembali
23 Bab 23 Bertemunya Dua Sahabat
24 Bab 24 Bertemu Juned
25 Bab 25 Melihat Ayah Mertua
26 Bab 26 Kesedihan Syafa dan Maaf Ichank
27 Bab 27 Pertemuan Syafa dan Ayahnya.
28 Bab 28 Kerinduan Syafa
29 Bab 29 Rujak di Pasar Tambun
30 Bab 30 Demi Sebuah Rujak
31 Bab 31 Mimpi Syafa
32 Bab 32 Bulan Madu Lokal
33 Bab 33 Dua Berita Baik
34 Bab 34 Kehamilan Syafa
35 Bab 35 Nasib Buruk Bu Diah
36 Bab 36 Bu Diah dan Suha Bak Gelandangan
37 Bab 37 Ancaman Buat Juned
38 Bab 38 Bu Diah Menemukan Pak Kayan
39 Bab 39 Kedatang Ichank dan Syafa ke Rumah Pak Kayan
40 Bab 40 Oleh-oleh dari Ichank
41 Bab 41 Sesal Bu Diah
42 Bab 42 Dosa di Masa Lalu
43 Bb 43 Saling Memaafkan
44 Bab 44 Syafa Melahirkan
45 Bab 45 Syair Putra Pertama (End)
46 Karya Baru Guys
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1 Di PHK
2
Bab 2 Hari yang Tidak Beruntung
3
Bab 3 Mencari Pekerjaan Lagi
4
Bab 4 Uang Syafa Hilang
5
Bab 5 Ternyata Pencurinya ....
6
Bab 6 Hampir Berantem
7
Bab 7 Hinaan Bu Diah Yang Bertubi-tubi
8
Bab 8 Suha Kecelakaan Lagi
9
Bab 9 Sedikit Balasan Buat Bu Diah
10
Bab 10 Rencana Ichank Yang Diketahui Bu Diah
11
Bab 11 Tekad Ichank di Balik Siasat Bu Diah
12
Bab 12 Emak Yang Diktator
13
Bab 13 Bangkitnya Ichank
14
Bab 14 Seperti Emas
15
Bab 15 Emas Harta Karun
16
Bab 16 Pertemuan Tidak Sengaja
17
Bab 17 Secarik Surat Untuk Ichank
18
Bab 18 Keinginan Juned yang Gagal
19
Bab 19 Pertemuan Yang Mengharukan
20
Bab 20 Lolos Dari Kejaran Juned
21
Bab 21 Pertemuan Syafa dan Orang Tua Ichnak
22
Bab 22 Bersatu Kembali
23
Bab 23 Bertemunya Dua Sahabat
24
Bab 24 Bertemu Juned
25
Bab 25 Melihat Ayah Mertua
26
Bab 26 Kesedihan Syafa dan Maaf Ichank
27
Bab 27 Pertemuan Syafa dan Ayahnya.
28
Bab 28 Kerinduan Syafa
29
Bab 29 Rujak di Pasar Tambun
30
Bab 30 Demi Sebuah Rujak
31
Bab 31 Mimpi Syafa
32
Bab 32 Bulan Madu Lokal
33
Bab 33 Dua Berita Baik
34
Bab 34 Kehamilan Syafa
35
Bab 35 Nasib Buruk Bu Diah
36
Bab 36 Bu Diah dan Suha Bak Gelandangan
37
Bab 37 Ancaman Buat Juned
38
Bab 38 Bu Diah Menemukan Pak Kayan
39
Bab 39 Kedatang Ichank dan Syafa ke Rumah Pak Kayan
40
Bab 40 Oleh-oleh dari Ichank
41
Bab 41 Sesal Bu Diah
42
Bab 42 Dosa di Masa Lalu
43
Bb 43 Saling Memaafkan
44
Bab 44 Syafa Melahirkan
45
Bab 45 Syair Putra Pertama (End)
46
Karya Baru Guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!