"Terimakasih, Pak atas kerjasamanya. Semoga hotel Bapak tambah banyak tamu dan bagus pelayanannya." Ichank menyalami pemilik hotel yang sudah bersedia mengijinkan dirinya untuk melakukan aksi pada kamar nomer 89.
Pemilik hotel merasa tenang setelah pihak Ichank memenuhi janjinya, dan ternyata aksi Ichank dan pengawal-pengawalnya tidak sampai menimbulkan kericuhan sama sekali. Aksinya rapi dan tersembunyi.
"Kami pamit, dan meeting room nya dengan segala fasilitas yang ada, membuat kami merasa nyaman dan puas," ucap Ichank berpamitan. Sebelum cek out dia menjemput dulu Syafa yang berada di kamar hotel yang tadi dia tinggalkan.
Sementara itu, Syafa yang menunggu Ichank meeting, tersentak saat ada seseorang yang membuka pintunya. Ichank masuk dan menyambut Syafa.
"Sayang, ayo bersiap-siaplah. Kita harus segera pergi. Ganti bajunya dengan pakaian ini, untuk mengelabui orang-orang Junend," ujar Ichank seraya memberikan goodie bag pada Syafa.
"Cepatlah, abang takut kita ketahuan, orang-orang Juned sedang menyisir setiap kamar untuk memeriksa tamu yang datang," tukas Ichank tergesa.
Syafa segera membuka goodie bag, yang isinya baju pelayan Hotel Brilian ini. Lengkap dengan topi dan masker. Tidak menunda lama. Syafa segera memakai baju pelayan sebagai penyamarannya.
"Biarkan abang yang keluar duluan," ucap Ichank seraya keluar dari pintu hotel seraya melihat sekeliling. Merasa aman, Ichank segera mendongak ke dalam pintu kamar seraya memberi instruksi pada Syafa.
"Ayo keluarlah, Adek jalan duluan. Abang dan pengawal abang akan mengawasi Adek. Adek terus berjalan dan jangan menoleh kanan kiri, lalu turun lewat tangga dan segera hampiri mobil bernomer polisi IC 4 NK," titah Ichank seraya membiarkan Syafa jalan duluan.
Syafa paham, dia segera menjalankan perintah Ichank, meskipun merasa takut dan was-was jika nanti harus papasan dengan orang-orang Juned.
"Sialan, ke mana perginya pelayan itu?" Dumel Juned tepat di depan lorong yang akan dilewati Syafa dan Ichank serta orang-orangnya.
Syafa tidak menoleh kiri dan kanan seperti arahan Ichank. Sementara kini di depannya ada seseorang yang Syafa kenal, hati Syafa dag dig dug. Dia takut kalau Juned mengenalinya. Namun dengan hati yang kuat, Syafa terus melangkah sembari berdoa semoga Juned tidak melihat ke arahnya.
"Cari perempuan itu sampai dapat, habisi sekalian kalau ketemu," titahnya pada seseorang di telpon. Jantung Syafa seakan mau copot, saat mendengar perkataan kasar Juned di telpon barusan.
"Mbak, Mbak." Yang lebih terkejut dan membuat jantung Syafa benar-benar berhenti, tiba-tiba saja Juned memanggil Syafa. Syafa berhenti dan menoleh perlahan. Bersamaan dengan itu, Ichank dan dua orang pengawalnya berjalan dengan tergesa sebelum Syafa menyahut Juned.
Dengan laga seperti tamu hotel, Ichank dan dua pengawalnya berbincang-bincang sembari memberi kode supaya Syafa melanjutkan perjalanannya.
Juned yang memanggil Syafa akhirnya terhalang oleh Ichank, Rafi dan Jamal, sehingga syafa terselamatkan dari pertanyaan Juned.
"Ke mana perginya pelayan tadi, padahal aku mau bertanya tentang pelayan yang datang tadi malam," gerutunya sembari menatap Hpnya kembali dan menghubungi seseorang.
"Pantau terus," ujarnya.
Sementara Syafa yang kini sudah keluar dari lobi hotel, segera menuju mobil yang disebutkan Ichank tadi. Pintu mobil itu terbuka otomatis membuat Syafa melongo tidak percaya, rasa penasarannya semakin menjadi. Dari mana Ichank mendapatkan semua ini?
Tidak berapa lama, Ichank tiba bersama pengawalnya. Ichank masuk ke mobilnya.
"Dek, masuklah," titahnya. Syafa segera masuk dengan hati yang masih was-was.
Mobil Ichank segera meluncur meninggalkan parkiran hotel Brilian, diikuti mobil para pengawal Ichank. Hati Syafa sedikit lega setelah mobil yang dikemudikan Ichank keluar dari hotel Brilian.
"Kenapa?" tegur Ichank melihat Syafa yang masih melihat ke arah belakang, takutnya Juned menyusulnya.
"Tenang saja, jika orang-orang Juned mengejar pun, di belakang kita ada para pengawal yang sudah pasti akan menangani mereka," ujar Ichank menenangkan kegundahan hati Syafa.
"Iya, Bang. Syafa masih merasa takut," jawab Syafa seraya menatap Ichank terharu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments