Give Sincere Love To Them ︎
Hujan mengguyur deras di ibukota J, membuat suasana malam begitu dingin. Seorang wanita seksi baru saja tiba di pekarangan rumah sederhananya. Baru saja dirinya mematikan mesin motornya, tiba-tiba suara cempreng menyapa gendang telinganya.
“Woi, janda ! Malam amat pulangnya ? Noh, dua putri lu sampai tidur di teras rumah ! “. Setelah mengatakan hal itu, wanita bersuara cempreng tersebut langsung masuk ke dalam rumahnya.
Sedangkan, wanita yang disapa janda bergegas menstandarkan motornya,kemudian menoleh dimana kedua putrinya berada. “Ya Allah, nak ! “ serunya kaget.
Ia bergegas menghampiri kedua putrinya dengan tangan yang sibuk melepaskan kancing jas hujan.
Setelah selesai melepaskan jas hujannya, wanita itu tanpa babibu langsung menggendong putri bungsunya dan membangunkan putri sulungnya.
“Cherry, sayang. Bangun yuk, “.
“ngghhh… “
“Sayang, bangun yuk. Lanjut bobo dikamar. Disini dingin sayang, “ ucapnya lembut.
Tak lama kedua kelopak mata sang putri terbuka pelan, dengan wajah masih mengantuk ia mendudukkan dirinya bersandar di dinding rumah.
“Mami… Celly macih ngantuk ! “ serunya pelan dan menguap beberapa kali.
“Ayo kedalam, Cherry sama dedek Leci bobo di kamar ya !“ ajak Crystal tak tega melihat kedua putrinya tidur di teras rumah.
Crystal Ice seorang janda seksi beranak dua berusia 28 tahun. Wajahnya yang cantik serta bodynya yang aduhai membuat dirinya dijuluki JANSEK - Janda Seksi. Walaupun memakai pakaian tertutup tetap saja lekuk tubuhnya membuat para tetangga menjulukinya janda seksi. Crystal, sebelumnya menikah dengan seorang pria dimana tempatnya dulu bekerja. Namun berakhir cerai, setelah mantan suaminya itu kedapatan berselingkuh saat dirinya sudah naik jabatan. Hal itu yang membuat Crystal sangat terluka, apalagi selingkuhan mantan suaminya adalah sahabatnya sendiri dan dengan tega meninggalkan ia yang tengah mengandung Leci serta Cherry.
Cherry Ice puteri sulung Crystal, bocah gembul berusia 4 tahun. Kerap kali menanyakan keberadaan papinya yang sudah lama tidak terlihat. Crystal dengan lembut memberikan pengertian kepada putrinya agar tidak menanyakan kembali keberadaan mantan suaminya.
Leci Ice putri kedua Crystal, bocah yang dulunya masih di dalam kandungannya kini berubah menjadi sosok bayi cantik berusia 3 tahun. Crystal sangat menyayangi kedua putrinya, bertekad untuk membesarkan kedua buah hatinya dan menyewa babysitter untuk membantunya menjaga anak-anak di rumah.
“Cherry sama Leci sudah makan malam belum ? “ tanya Crystal sembari membenarkan selimut Leci.
“Belum .. “. Jawaban Cherry membuat Crystal kaget. Bagaimana bisa, ini sudah pukul 21.45. Bagaimana bisa kedua putrinya belum makan padahal keduanya dijaga oleh babysitter yang ia sewa.
“ Loh, mbak Nana nggak ajak kalian makan ? “ tanya Crystal penasaran. Cherry menggeleng.
kriukkkk… mendengar bunyi perut Cherry sudah menjawab kebenaran ucapan putrinya sulungnya. Crystal langsung beranjak keluar dari kamarnya menuju dapur. Ia akan memasak untuk kedua putrinya, setelah memasak ia akan membangunkan Leci untuk makan malam yang terlewati.
“Kemana mbak Nana ? “ gumamnya. Seperti biasa, ketika Crystal pulang pasti kedua putrinya sudah tidur dan makan. Tapi, malam ini ia melihat bagaimana kedua putrinya bisa terlelap di teras rumah serta makan malam yang terlewati.
Suara dentingan wajan dan spatula yang saling beradu bunyi membuat seseorang yang baru membuka pintu kamar terhenti. “Siapa yang masak jam segini, apa mungkin Cherry ? Tapi nggak mungkin, Cherry mana bisa dia masak. Meja kompor tinggi” gumamnya.
“Aaaa… jangan-jangan Cherry pakai kursi !!! “ pekiknya takut dan bergegas ke dapur meninggalkan tas belanjaan yang tergeletak cantik di lantai.
“CHERRRY APA YANG KAU LAKUKAN DI DAPUR !!! “ teriaknya tanpa melihat siapa yang tengah memasak di dapur.
Crystal yang tengah tenang memasak, tersentak kaget. “CHERRRRYYY !!!… APA … “
Wanita itu kaget luar biasa, ternyata yang tengah memasak adalah majikannya. Crystal mematikan kompor dan membalikkan tubuhnya menghadap gadis yang mematung di ujung meja makan. Gadis itu menelan kasar, keringat dingin bercucuran, seketika badannya meremang.
“I–ibu bos… . “ ucapnya lirih. Crystal menatap gadis itu dengan tajam, dadanya bergemuruh. “Kamu kemana saja ? “
“Sa—saya di—di kamar bu bos, “ jawabnya gugup.
“Di kamar ? Lalu, kenapa kedua putri saya berada di teras rumah dengan posisi terlelap ?! “ tuding Crystal.
“Aduh, bagaimana ini… kenapa dua bocah nakal itu ada di luar. Ah, !! Sial !! “ umpatnya dalam hati.
“Kenapa diam ?! “ sentak Crystal. “ Saya bayar kamu disini ! Bukan berarti kamu bisa leha-leha meninggalkan kedua putri saya ! “.
“Kamu tau sekarang jam berapa, Nana ?! “
“Ta–tau bu bos, “
“Terus ?! “
“Ma—maaf, bu bos “ ucapnya yang masih stay menunduk. Tanpa berlama-lama lagi, Crystal segera menyiapkan makanan untuk dirinya dan kedua putrinya. Berlalu meninggalkan Nana yang masih menunduk.
Namun, saat akan melewati kamar Nana. Crystal terkejut melihat tumpukan tas belanja yang berserakan di depan kamar Nana. “Astaga, apalagi ini… . NANA !!! “ teriaknya menggelegar.
Nana yang terkejut lantas bergegas menuju sumber suara. “Astaga, kena lagi .. “ ringisnya dalam hati.
“Hari ini kamu sudah buat saya marah ya, besok kemasi barang-barangmu, saya akan antar kamu ke pusat ! “ ucapnya tegas lalu pergi meninggalkan Nana yang bengong.
“Baru juga shopping, happy-happy, malah dipecat ! Bu Bos nggak peka jadi bos ! “ gerutunya kesal, seraya mengumpulkan tas belanja yang berserakan kemudian masuk ke kamarnya.
*
*
*
*
*
Pagi hari, burung-burung berkicauan membuat sang empu menggeliat manja. Tubuhnya yang masih bergelut dibalik bedcover empuk, membuatnya enggan untuk membuka kelopak matanya.
“Oma, Apa papi belum bangun tidul ? “ tanya anak laki-laki yang tengah memperhatikan sang Oma yang mengaitkan kancing seragam TKnya.
“Oma nggak tahu sayang, nanti setelah ini Leon pergilah ke kamar papi. Lihat, apakah papi sudah bangun atau masih tidur. “ ucapnya menepuk pelan seragam yang sudah melekat di tubuh cucunya.
“Oma akan membangunkan opa-mu yang molor itu, “ ucap sang oma tercinta. Leon mengangguk dan bergegas ke kamar papinya dengan tas yang sudah ia kenakan.
Melihat kepergian sang cucu kesayangannya, Bunda Cahya menggeleng pelan. “Anak itu, selalu saja berlari ke kamar Crays”.
“ Sudahlah, bangunin suami molor itu dulu, “ ucapnya terkekeh.
*
*
*
“Papi, wake up !!! “
DOR !!! DOR !!! DOR !!!
Leon menggedor kamar papinya dengan sekuat tenaga. “PAPI BANGUN !! KATA MAMINYA CELLY KALO NDA BANGUN LEJEKI NOMPLOK PINDAH JADI LEJEKI SELET !!! “
DOR !!! DOR !!! DOR !!!
“Papi !!! bangun !! janan kalah cama ayam kokok !! Malunya sampe ubun-ubun nya leon !! “
Maid yang tengah membersihkan guci kesayangan majikannya hampir menyemburkan tawanya mendengar teriakan anak majikannya, namun mereka berusaha untuk menahannya agar tuan muda mereka tidak marah dan berakhir menangis.
Sedangkan, pria yang masih bergelut di dalam bedcover. Berdecak kesal mendengar teriakan putranya. “Ck ! Mami Cherry siapa lagi sih ! “
Crayston Raymond, pria tampan berusia 29 tahun. Menjadi single parent untuk putra semata wayangnya. Setelah bercerai dengan istrinya yang seorang model. Meninggalkan buah hati mereka yang baru saja dilahirkan demi karir dan terparahnya lagi berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Crays yang tak terima pun dengan berat hati menceraikan istrinya dan mengambil hak asuh putranya.
Suara lengkingan putranya masih terdengar, membuat Crayston beranjak dari tempat tidurnya dan segera membukakan pintu.
“Pa—-”
CEKLEK !
“Loh, Leon kemana ? “ tanyanya bingung. Namun, ia juga merasa berat di pegangan pintu hingga akhirnya ia melihat sosok yang ia cari sedang bergelayut di pegangan pintu dengan wajah nyengir membuat kesan lucu.
“Hei, bocah gembul ngapain bergelantungan macam monyet ! “ ejek Crayston kepada putranya.
Tak terima sang papi mengatai dirinya monyet, Leon segera melepaskan diri dari pegangan pintu. Mata besarnya melotot ke arah Crayston. Bukannya marah, Crayston terkekeh gemas. “Jangan melotot, matamu sebesar biji nangka di kebun Nenek Sari “ ejeknya lagi.
Setelah mengejek putranya, Crayston segera masuk ke kamar sedangkan Leon kini tengah menatap papinya tak percaya.
“Kalo mata leon sebesal bijina nangka, lalu mata papi sebesal biji salak ! Kan sama-sama besal kalo lagi malah cama leon … “ ucapnya lirih, namun masih di dengar oleh maid yang sedari tadi masih membersihkan guci yang tak jauh dari kamar tuannya.
Maid itu sudah tertawa terpingkal-pingkal dibalik guci, begitu juga rekannya yang sudah tidak bisa menahan tawanya. Leon yang merasa ditertawakan langsung masuk ke kamar papinya.
“Maid nda ada akhlaknya, tawain leon hiks … “ ucapnya sambil mengusap air matanya.
*
*
*
Notes :
Cleon dan Cherry umurnya 4 tahun anak TK.
Leci umurnya 3 tahun.
Jadi pembicaraan mereka banyakan cadelnya..
Jangan lupa follow akun ig storieslaa_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Lilik Lailiyah
mampir Thor suka yg cadel2
2024-11-19
0
LISA
Aq mampir Kak
2024-07-21
0
Siti Masitah
iya suka ama ank yg cadel omongnya
2024-07-14
1