Setelah selesai meeting bersama klien dari luar negeri, Crayston mengajak Crystal dan lainnya untuk makan di sebuah cafe yang tak jauh dari tempat mereka meeting.
“Aku nggak nyangka takdir mempertemukan kita untuk kedua kalinya,” ujar Crayston tersenyum.
“Sosok wanita yang dibicarakan oleh putraku ternyata sekretarisku sendiri … “
“Iya… “. Crystal menjawab pelan, saat ini ia sangatlah canggung. Bertemu kembali dengan kakak kelasnya semasa SMA.
Crayston memandang wajah cantik Crystal.
“Memiliki dua putri yang salah satunya seumuran dengan putraku, “.
“ Huft, saya juga pak. Nggak nyangka bila putriku berteman dengan putra anda “. balas Crystal dan disambut protes dari Cherry.
“Nda ya belteman, kita nih musuh belbuyutan ! “ sanggah Cherry kesal.
Crayston tersenyum mendengar sanggahan putri dari sekretarisnya, sedangkan Crystal merasa canggung dengan mulut pedas putrinya.
Kedua orang dewasa itu melanjutkan pembicaraan mereka sambil menunggu pelayan mengantarkan pesanan mereka.
“Dimana kalian tinggal sekarang ? “ tanya Crayston. “Hmm… ma—maksudku tinggal dimana, biar sekalian di antar pulang, “ ucap Crayston gugup.
Entah kemana pergi kewibawaannya tadi. Berhadapan langsung dengan wanita yang menjadi cinta pertamanya setelah beberapa tahun tidak bertemu.
Sedangkan ketiga bocah yang menatap mereka dengan tatapan heran, tiba-tiba saja Cleon mencondongkan tubuhnya dan berbisik ke telinga Cherry, “ Meleka kapan ketemunya, tiba-tiba aklab gitu. “
“Celly juga bingung. Penasalan, ketemunya dimana ? “ jawab Cherry.
“Tapi, selagamnya maminya Celly cama dengan selagamnya papinya Leon.. “ ujar Cleon.
Cherry memicingkan kedua matanya meneliti seragam yang digunakan oleh kedua orang dewasa tersebut. Tangan gempalnya mengusap dagu, memikirkan sesuatu. “Jangan-jangan catu kantol… “ gumam Cherry
Lalu menolehkan kepalanya menatap Cleon, begitu juga sebaliknya. “Janan-janan … “
“Pemikilan kita cama ! “ seru keduanya semangat.
“Pemikiran apa yang sama ? “ tanya Crystal kepada kedua bocah gembul, sembari mengusap noda coklat di bibir Leci.
Kedua bocah gembul itu tidak menyadari bila sedari tadi keduanya menjadi pusat perhatian Crayston dan Crystal, karena hanya Leci saja yang sedang diam menikmati es krim yang ada di depannya saat pelayan menghidangkan pesanan mereka.
“Nda ada, cuma main tebak-tebak pemikilan kita .. “
“Iyakan, Cinga..“ sikut Cherry meminta persetujuan sah dari Cleo. “Shhh ! Janan sikut-sikut napa cih, sakit tau ! “.
Cherry melototkan mata besarnya membuat Cleon segera menjawab. “ I–iya, kita cuma main tebak pemikilan saja maminya Celly ! “. jawab Cleon pasrah.
“Kok maminya Celly ? “ protes Cherry yang mana membuat Cleon memutar kedua bola matanya malas.
“Sudah-sudah, ayo makan. Nanti makanannya dingin. “ ujar Crystal menengahi keributan dua bocah.
*
*
*
*
Setelah mengantar Crsytal dan kedua putrinya, Crayston langsung menancap gas meninggalkan pekarangan rumah sekretarisnya. Kini kedua ayah dan anak itu telah tiba di mansion.
Keduanya sama-sama masuk ke dalam rumah. Karena langkah kakinya yang pendek membuat Cleon mendengus kesal.
“Ini kaki kenapa pendek kali, kesal kali loh caya. Panjang dikit napa cih, helan. Kaki papinya Leon panjang, kenapa kakinya Leon pendek kayak cingcong !! “ gerutunya sambil menatap kedua kaki pendeknya namun, terus berjalan tanpa disadari bahwa ia berjalan lurus sampai ke depan pembatas dapur dan ruang makan.
“Tuan muda, ke dapur mau cari apa ? Apa tuan muda lapar ? “ tanya kepala pelayan kepada anak majikannya yang masih setia berjalan sambil menunduk.
Hingga suara tabrakan tak terelakan lagi.
GEDEBUG !!!!
“Aaaaaaaaaaaa… .. sakittttttt!! hiks “ teriaknya terisak.
“Waduh tuan muda … . “ ucap kepala pelayan yang langsung membantu tuan mudanya.
“Tuan muda nggak apa-apa ? “ tanyanya khawatir. Cleon menatap kepala pelayan dengan air mata yang mengalir di kedua sudut matanya. “Hiks … cakit kok di tanya lagi. Memang nda ada otakna ! “ pekik Cleon.
Melihat jidat tuan mudanya memerah, membuat kepala pelayan memerintahkan salah satu maid yang kebetulan lewat untuk mengambilkan kotak p3k.
“Aduh, tuan muda. Sebentar ya, maid lagi ambilkan kotak p3k-nya. “
“ADA APA INI ?! “
Suara toa terdengar menggema membuat kedua laki-laki beda usia itu menoleh ke arah wanita muda yang masih mengenakan seragam almamater.
“Nona Clara… “
“Onty Celala … sudah pulang ? “ tanya Cleon berbinar. Ia melupakan rasa sakit di jidatnya. Lalu berlari menghampiri Clara.
“Pak Bora ini ada apa ? “ tanya Clara penasaran. Ia baru saja tiba dari acara KKN. Namun, ketika memasuki ruang tamu ia mendengar suara tangisan keponakannya.
“Oh ini non, tuan muda Leon jidatnya ke jedot dinding .. “
“Siapa yang ke jedot dinding ? “. Suara bariton terdengar jelas. Tak lama, seorang maid yang dimintai tolong oleh Pak Bora datang membawa kotak p3k.
“Permisi tuan, ini kotak p3k-nya… “ ucapnya seraya memberikan kotak tersebut kepada Crayston kemudian pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Crayston bingung melihat kotak p3k yang berada ditangannya. Atensinya pun beralih menatap sang putra yang kini tengah menunduk.
“Leon, apa ada yang lebih menarik di lantai sampai kamu tidak mau menatap papi ? “ tanya Crayston tegas.
Cleon yang ditanya sang papi, memilin ujung seragamnya. “Tatap wajah papi, Leon ! “ serunya lagi.
“Iyaaaa… ini sudah liat wajah jeleknya papi !! “ pekik Leon kesal.
Crayston melipatkan kedua tangannya di dada, ia meminta Pak Bora dan Clara untuk meninggalkan keduanya. Setelah kepergian Pak Bora dan Clara, Crayston menarik pelan putranya ke kamar.
“Makanya jadi anak jangan nakal, gimana enak cap ungunya ? “ ledeknya. Crayston mengoleskan gel heparin sodium di area jidat dan lutut putranya sehabis mandi.
Cleon menatap tajam sang papi. Inilah yang membuat dirinya emosi, Crayston selalu meledek dirinya. “Halga diliku di ledek, “ gumamnya kesal.
“Sudah, Ayo keluar. Oma dan lainnya sudah menunggu kita. “ ajak Crayston kepada putranya.
*
*
*
*
Di sebuah rumah minimalis, ketiga wanita beda usia kini tengah duduk menghadap layar persegi panjang yang menyiarkan siaran kartun kotak kuning. Crystal sedang menyuapi putri bungsunya sedangkan Cherry tatapannya fokus dengan siaran, namun pikirannya sedang memikirkan sesuatu.
Ia bahkan tidak sadar bila sang mami kini sudah tidak ada di sisi mereka. Sementara Crystal yang mendengar suara bell segera menuju ruang tamu meninggalkan anak-anaknya sebentar.
“Eh, Raya sudah pulang KKN ? “ tanya Crystal kepada adiknya.
“Sudah kak. Ponakanku udah tidur belum kak ? “ tanya Rayanna. Ia menyeretkan dua koper dan dibantu oleh Crystal.
“Tuh, liat ponakan kamu masih nonton padahal ini sudah jam 8 malam .. Mana makannya lama lagi, “ gerutu Crsytal setelah menutup dan mengunci pintu, ia menarik satu koper milik adik bungsunya.
Rayan tersenyum, ia segera menghampiri kedua keponakannya yang sedang menatap layar persegi panjang.
“HALLOOOO PONAKAN AUNTY YANG SANGAT CANTIK DAN GEMBROTTTTT !!! “
Teriakan cempreng berhasil membuat Leci menoleh, “ Onty jalan laya !! “.
Segeralah Leci berlari menghampiri aunty kesayangannya. HAPPP !!
“Dedek lindu. Onty kenapa lama sekali pelginya ? “ tanya Leci dengan pipi yang sudah mengembung.
“Baru 1 bulan udah rindu… “
“Lindulah… “ ucap Leci semangat. Rayanna yang tidak mendengar suara keponakan yang lain segera ia mengalihkan pandangannya.
Terlihat jelas keponakannya itu sedang mengoceh tanpa suara. Apakah keponakannya itu sedang mengomeli dirinya ?
“Leci turun, biarkan aunty mu mandi dan istirahat ! “ titah Crystal. Leci segera turun, begitu juga Rayanna segera masuk ke kamarnya sambil menyeret kembali koper miliknya.
Kemudian,Crystal mengajak kedua putrinya untuk menyikat gigi dan membersihkan kaki tangan sebelum tidur.
*
*
*
*
Sedangkan di sisi lain, seorang bocah gembul sedang tersenyum senang karena misinya telah berhasil didapatkan.
“Akhilna, belhasil … belhasil.. belhasil holeee.. beles ini cih. Katana mang cilok, ini cih kecil !!” serunya menjentikkan jari gemuknya sambil menggoyangkan pantat montoknya kekiri dan kekanan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
LISA
Menarik bgt nih ceritanya
2024-07-21
2
Suprasti Kristin
semangat Thor
2024-06-06
1