NovelToon NovelToon

Give Sincere Love To Them ︎

Bab 1 - Maid Endak Ada Akhlakna !!

Hujan mengguyur deras di ibukota J, membuat suasana malam begitu dingin. Seorang wanita seksi baru saja tiba di pekarangan rumah sederhananya. Baru saja dirinya mematikan mesin motornya, tiba-tiba suara cempreng menyapa gendang telinganya. 

“Woi, janda ! Malam amat pulangnya ? Noh, dua putri lu sampai tidur di teras rumah ! “. Setelah mengatakan hal itu, wanita bersuara cempreng tersebut langsung masuk ke dalam rumahnya. 

Sedangkan, wanita yang disapa janda bergegas menstandarkan motornya,kemudian menoleh dimana kedua putrinya berada. “Ya Allah, nak ! “ serunya kaget. 

Ia bergegas menghampiri kedua putrinya dengan tangan yang sibuk melepaskan kancing jas hujan.

Setelah selesai melepaskan jas hujannya, wanita itu tanpa babibu langsung menggendong putri bungsunya dan membangunkan putri sulungnya. 

“Cherry, sayang. Bangun yuk, “.

“ngghhh… “

“Sayang, bangun yuk. Lanjut bobo dikamar. Disini dingin sayang, “ ucapnya lembut. 

Tak lama kedua kelopak mata sang putri terbuka pelan, dengan wajah masih mengantuk ia mendudukkan dirinya bersandar di dinding rumah. 

“Mami…  Celly macih ngantuk ! “ serunya pelan dan menguap beberapa kali. 

“Ayo kedalam, Cherry sama dedek Leci bobo di kamar ya !“ ajak Crystal tak tega melihat kedua putrinya tidur di teras rumah. 

Crystal Ice seorang janda seksi beranak dua berusia 28 tahun. Wajahnya yang cantik serta bodynya yang aduhai membuat dirinya dijuluki JANSEK - Janda Seksi. Walaupun memakai pakaian tertutup tetap saja lekuk tubuhnya membuat para tetangga menjulukinya janda seksi. Crystal, sebelumnya menikah dengan seorang pria dimana tempatnya dulu bekerja. Namun berakhir cerai, setelah mantan suaminya itu kedapatan berselingkuh saat dirinya sudah naik jabatan. Hal itu yang membuat Crystal sangat terluka, apalagi selingkuhan mantan suaminya adalah sahabatnya sendiri dan dengan tega meninggalkan ia yang tengah mengandung Leci serta Cherry. 

Cherry Ice puteri sulung Crystal,  bocah gembul berusia 4 tahun. Kerap kali menanyakan keberadaan papinya yang sudah lama tidak terlihat. Crystal dengan lembut memberikan pengertian kepada putrinya agar tidak menanyakan kembali keberadaan mantan suaminya. 

Leci Ice putri kedua Crystal, bocah yang dulunya masih di dalam kandungannya kini berubah menjadi sosok bayi cantik berusia 3 tahun. Crystal sangat menyayangi kedua putrinya, bertekad untuk membesarkan kedua buah hatinya dan menyewa babysitter untuk membantunya menjaga anak-anak di rumah. 

“Cherry sama Leci sudah makan malam belum ? “ tanya Crystal sembari membenarkan selimut Leci. 

“Belum .. “. Jawaban Cherry membuat Crystal kaget. Bagaimana bisa, ini sudah pukul 21.45. Bagaimana bisa kedua putrinya belum makan padahal keduanya dijaga oleh babysitter yang ia sewa. 

“ Loh, mbak Nana nggak ajak kalian makan ? “ tanya Crystal penasaran. Cherry menggeleng. 

kriukkkk…  mendengar bunyi perut Cherry sudah menjawab kebenaran ucapan putrinya sulungnya. Crystal langsung beranjak keluar dari kamarnya menuju dapur. Ia akan memasak untuk kedua putrinya, setelah memasak ia akan membangunkan Leci untuk makan malam yang terlewati. 

“Kemana mbak Nana ? “ gumamnya. Seperti biasa, ketika Crystal pulang pasti kedua putrinya sudah tidur dan makan. Tapi, malam ini ia melihat bagaimana kedua putrinya bisa terlelap di teras rumah serta makan malam yang terlewati. 

Suara dentingan wajan dan spatula yang saling beradu bunyi membuat seseorang yang baru membuka pintu kamar terhenti. “Siapa yang masak jam segini, apa mungkin Cherry ? Tapi nggak mungkin, Cherry mana bisa dia masak. Meja kompor tinggi” gumamnya. 

“Aaaa…  jangan-jangan Cherry pakai kursi !!! “ pekiknya takut dan bergegas ke dapur meninggalkan tas belanjaan yang tergeletak cantik di lantai. 

“CHERRRY APA YANG KAU LAKUKAN DI DAPUR !!! “ teriaknya tanpa melihat siapa yang tengah memasak di dapur. 

Crystal yang tengah tenang memasak, tersentak kaget. “CHERRRRYYY !!!…  APA … “

Wanita itu kaget luar biasa, ternyata yang tengah memasak adalah majikannya. Crystal mematikan kompor dan membalikkan tubuhnya menghadap gadis yang mematung di ujung meja makan. Gadis itu menelan kasar, keringat dingin bercucuran, seketika badannya meremang. 

“I–ibu bos… . “ ucapnya lirih. Crystal menatap gadis itu dengan tajam, dadanya bergemuruh. “Kamu kemana saja ? “

“Sa—saya di—di kamar bu bos, “ jawabnya gugup. 

“Di kamar ? Lalu, kenapa kedua putri saya berada di teras rumah dengan posisi terlelap ?! “ tuding Crystal. 

“Aduh, bagaimana ini…  kenapa dua bocah nakal itu ada di luar. Ah, !! Sial !! “ umpatnya dalam hati. 

“Kenapa diam ?! “ sentak Crystal. “ Saya bayar kamu disini ! Bukan berarti kamu bisa leha-leha meninggalkan kedua putri saya ! “.

“Kamu tau sekarang jam berapa, Nana ?! “ 

“Ta–tau bu bos, “

“Terus ?! “

“Ma—maaf, bu bos “ ucapnya yang masih stay menunduk. Tanpa berlama-lama lagi, Crystal segera menyiapkan makanan untuk dirinya dan kedua putrinya. Berlalu meninggalkan Nana yang masih menunduk. 

Namun, saat akan melewati kamar Nana. Crystal terkejut melihat tumpukan tas belanja yang berserakan di depan kamar Nana. “Astaga, apalagi ini… . NANA !!! “ teriaknya menggelegar. 

Nana yang terkejut lantas bergegas menuju sumber suara. “Astaga, kena lagi .. “ ringisnya dalam hati. 

“Hari ini kamu sudah buat saya marah ya, besok kemasi barang-barangmu, saya akan antar kamu ke pusat ! “ ucapnya tegas lalu pergi meninggalkan Nana yang bengong. 

“Baru juga shopping, happy-happy, malah dipecat ! Bu Bos nggak peka jadi bos ! “ gerutunya kesal, seraya mengumpulkan tas belanja yang berserakan kemudian masuk ke kamarnya. 

*

*

*

*

*

Pagi hari, burung-burung berkicauan membuat sang empu menggeliat manja. Tubuhnya yang masih bergelut dibalik bedcover empuk, membuatnya enggan untuk membuka kelopak matanya. 

“Oma,  Apa papi belum bangun tidul ? “ tanya anak laki-laki yang tengah memperhatikan sang Oma yang mengaitkan kancing seragam TKnya. 

“Oma nggak tahu sayang, nanti setelah ini Leon pergilah ke kamar papi. Lihat, apakah papi sudah bangun atau masih tidur. “ ucapnya menepuk pelan seragam yang sudah melekat di tubuh cucunya. 

“Oma akan membangunkan opa-mu yang molor itu, “ ucap sang oma tercinta. Leon mengangguk dan bergegas ke kamar papinya dengan tas yang sudah ia kenakan. 

Melihat kepergian sang cucu kesayangannya, Bunda Cahya menggeleng pelan. “Anak itu, selalu saja berlari ke kamar Crays”.

“ Sudahlah, bangunin suami molor itu dulu, “ ucapnya terkekeh. 

*

*

*

“Papi, wake up !!! “

DOR !!! DOR !!! DOR !!! 

Leon menggedor kamar papinya dengan sekuat tenaga. “PAPI BANGUN !! KATA MAMINYA CELLY KALO NDA BANGUN LEJEKI NOMPLOK PINDAH JADI LEJEKI SELET !!! “

DOR !!! DOR !!! DOR !!! 

“Papi !!! bangun !! janan kalah cama ayam kokok !! Malunya sampe ubun-ubun nya leon !! “

Maid yang tengah membersihkan guci kesayangan majikannya hampir menyemburkan tawanya mendengar teriakan anak majikannya, namun mereka berusaha untuk menahannya agar tuan muda mereka tidak marah dan berakhir menangis. 

Sedangkan, pria yang masih bergelut di dalam bedcover. Berdecak kesal mendengar teriakan putranya. “Ck ! Mami Cherry siapa lagi sih ! “

Crayston Raymond, pria tampan berusia 29 tahun. Menjadi single parent untuk putra semata wayangnya. Setelah bercerai dengan istrinya yang seorang model. Meninggalkan buah hati mereka yang baru saja dilahirkan demi karir dan terparahnya lagi berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Crays yang tak terima pun dengan berat hati menceraikan istrinya dan mengambil hak asuh putranya. 

Suara lengkingan putranya masih terdengar, membuat Crayston beranjak dari tempat tidurnya dan segera membukakan pintu. 

“Pa—-”

CEKLEK ! 

“Loh, Leon kemana ? “ tanyanya bingung. Namun, ia juga merasa berat di pegangan pintu hingga akhirnya ia melihat sosok yang ia cari sedang bergelayut di pegangan pintu dengan wajah nyengir membuat kesan lucu. 

“Hei, bocah gembul ngapain bergelantungan macam monyet ! “ ejek Crayston kepada putranya. 

Tak terima sang papi mengatai dirinya monyet, Leon segera melepaskan diri dari pegangan pintu. Mata besarnya melotot ke arah Crayston. Bukannya marah, Crayston terkekeh gemas. “Jangan melotot, matamu sebesar biji nangka di kebun Nenek Sari “ ejeknya lagi. 

Setelah mengejek putranya, Crayston segera masuk ke kamar sedangkan Leon kini tengah menatap papinya tak percaya. 

“Kalo mata leon sebesal bijina nangka, lalu mata papi sebesal biji salak ! Kan sama-sama besal kalo lagi malah cama leon … “ ucapnya lirih, namun masih di dengar oleh maid yang sedari tadi masih membersihkan guci yang tak jauh dari kamar tuannya. 

Maid itu sudah tertawa terpingkal-pingkal dibalik guci, begitu juga rekannya yang sudah tidak bisa menahan tawanya. Leon yang merasa ditertawakan langsung  masuk ke kamar papinya. 

“Maid nda ada akhlaknya, tawain leon hiks … “ ucapnya sambil mengusap air matanya. 

*

*

*

Notes :

Cleon dan Cherry umurnya 4 tahun anak TK.

Leci umurnya 3 tahun.

Jadi pembicaraan mereka banyakan cadelnya..

Jangan lupa follow akun ig storieslaa_

Bab 2 - Ternyata----

“Papi, cepatlah ! Leon bisa telambat nanti ! “ ujarnya tak sabaran. 

“Sabar, Leon ! Ini papi udah cepet bawanya ! “ seru Crays kesal dengan putranya. 

Tak tahukah Leon, bila di depan sana sedang ada razia ? Huft,. 

“Pelasaan jalannya kayak ciput lomba, “ gumamnya. 

*

*

*

*

*

“Nah, kita sudah sampai ! “ ucapnya kepada sang putra. 

Leon melengos kesal, ia merasa dirinya sudah terlambat. Dengan wajah cemberut, Leon menadahkan tangan kanannya ke depan wajah Crays. 

Crayston mengira putranya akan menyalaminya, lalu menatap putranya dengan wajah bengong. 

“Leon mintanya jajan bukan salim cama papi ! “ jawabnya ketus. 

“Cepatlah papi, Leon sudah telambat ! “ pekiknya kesal ketika melihat wajah cengo Crayston. 

Dengan wajah yang masih cengo, Crayston mengeluarkan dompetnya dan meraih selembar uang orange. 

“Nih … “

Leon melotot kan kedua matanya menatap uang tersebut dengan sinis. “ Pelit kali loh, maca cuma di kasinya goceng ! Nda selu kali loh papi nih ! “

Crayston turut melihat uang 5000 di tangannya. “ Anak TK 5000 ini sudah lebih dari cukup. Emang kamu mau jajan apa, Leon ? “

“Cinlok ! “ jawabnya ketus. 

*

*

*

*

*

Tampak dua bocah gembul berlari dari sisi berlawan untuk memasuki gerbang sekolah, sedangkan salah satu dari bocah gembul tersebut terlihat juga sosok bocah paling gembul memeluk botol susu menyusul di belakangnya. 

Karena tergesa-gesa kedua bocah gembul itu saling bertabrakan dan membuat keduanya terjatuh. 

“Hikssss !!! Awas !!! “ teriak bocah lelaki itu. 

“Hei, pantatnya sakit ini. Mana bisa awas-awas ! Makanya kalo lali, mata di pake ! Nda ada otaknya ! “ sungut bocah perempuan itu. 

Sedangkan bocah yang berlari mengikuti kakak perempuannya berhenti, berjalan mendekati keduanya dan berjongkok dengan kepala miring menghadap Cherry. 

“Kakak Cel, jatuh ? “ tanya bocah gembul itu. 

Cherry memandang wajah adiknya dengan kesal. “ udah tau nanya. Sebel kali loh ! “

Cherry kembali menatap bocah laki-laki di hadapannya. “Tanggung jawab ! Pantatnya Celly yang montok ini telsakiti oleh mu ! “

“Bukan salahnya, Leon ! “ ujarnya tak terima. 

Keduanya kembali cekcok mengenai pantat yang sama-sama tercium porselen. Tanpa menyadari seorang wanita datang dengan raut wajah yang khawatir, dengan sigap ia membantu putrinya untuk bangun, lalu mengecek keadaan sang putri. 

“Cherry, mami sudah bilang jangan lari-lari ! “ tegurnya. “Adek juga jangan ikut kakaknya lari-lari, nanti jatuh. Nangis ! “ tegur Crystal kepada kedua anaknya. 

“Solly mami, “ jawab keduanya menyesal. 

Cleon berusaha bangun, karena posisinya yang miring membuat seragam putih hijaunya kotor. Cleon segera menepuk debu yang menempel di seragamnya itu. 

“Lagian juga bukan salahnya Celly, “

“lalu yg bersalah siapa ? “ tanya Crystal sembari menggendong putri bungsunya. 

“Itu, Cinga ! “ tunjuknya. Crystal menoleh, ia melihat seorang bocah laki-laki tengah membersihkan seragamnya. Namun, ketika Crystal menatap sebuah luka lebam di lutut anak tersebut, Crystal menurunkan Leci. 

“Lututmu lebam, “ ucapnya seraya menarik pelan tangan Cleon. 

“Eh, iya lebam mami… “ sahut Cherry. 

Mendengar suara lembut menyapu telinganya, Leon menaikan wajahnya. “Cantik, “ gumamnya. 

“Ini lebam. Pasti jatuhnya parah banget ! “ ucap Crsytal. Lalu menatap putrinya. “ Cherry, mami sudah bilang jangan lari. Sekarang lihat temanmu terluka. Sekarang cepat minta maaf, “ ujar Crsytal. 

“Celly nda salah mami. Dia juga salah, kenapa lali-lali juga “

“capel kali cama mami Celly, “ gumam Cherry yang tak suka ketika ia tak sengaja melihat Cleon yang menatap Crystal. 

“Cherry … . “

“Iya, iya Celly minta maaf. Sudah kasih cap ungu di lutut Cinga ! “ ucapnya ketus. 

“Hei, minta maaf yang bener ! “ tegur Crystal. 

“Maaf Cinga, “ ucapnya pelan. 

“Cinga ? Namaku Leon lah bukan Cinga ! “ protes Cleon. 

“Iya Leon. Leon bahasa indonesianya apa ? “ tanya Cherry pelan. 

“Cinga ! “ bukan Cleon yang jawab melainkan Leci adik Cherry. Hal itu membuat Cleon terdiam sedangkan Leci menatap mereka dengan tatapan polos. 

“Huft, sudahlah. Mami sama Leci mau kerja dulu. Cherry sama Leon jangan adu mulut. “

“Oh ya Leon, maaf onty buru-buru. Jadi nanti pulang sekolah lebamnya minta tolong mami-nya Leon buat kompres ya, soalnya onty harus kerja juga, “ lanjutnya. 

Cleon diam menunduk menatap kedua sepatunya dengan pandangan sendu. “Leon nda punya mami. Leon cuma punyanya Papi yang sibuk di kantol. Tapi, nanti Leon minta tolong nenek Cali ngomplesnya, “ jawab Leon tersenyum. 

“Eh … . “

“Maaf onty nggak tau sayang, “ ucap Crystal menyesal. 

“nda papa onty cantik, “

“Ya sudah, kalau begitu kalian masuklah. Cherry papah Leon masuk ke dalam kelas , “ titah Crystal pada putrinya. 

“Siap, mami “

Cherry segera menarik tangan Leon dan membawanya ke kelas. Selangkah dua langkah, langkah keempat Cherry membawa Leon berlari menuju gerbang yang hendak di tutup satpam. 

“CHERRY JANGAN DIAJAK LARI, PATAH KAKI ANAK ORANG HEI !!! “ teriak Crystal. 

“Mami tayak talsan, sakit telinganya Eci dengel suara cempleng mami, “ protes Leci. Setelah itu ia melanjutkan sedotannya. 

*

*

*

*

*

*

Panasnya terik matahari di siang hari membuat kedua bocah yang sedang menunggu jemputan menggerutu kesal. 

“Maminya Celly belum muncul-muncul ya, “ ujar Cleon yang sudah tidak sabar bertemu kembali dengan Crystal. 

Cherry menoleh ke arah Cleon, keningnya mengerut tanda ia sedang memikirkan sesuatu. “Cinga, kenapa tanyain maminya Celly mulu ? “ tanyanya penasaran. 

“Emang salahnya dimana ? “

Cherry mengeleng, “ bukan salahnya dimana. Tapi anehnya dimana ? “

“Anehnya dali ma—

“ Leon ayo kita pulang ! “ seru pria yang baru saja turun dari mobil. Ia membawakan sebuah payung kecil untuk melindunginya dari pancaran panas sinar matahari. 

“Papinya Leon…  udah jemput hiks “

“Huwawwww, gantengnya! “ gumam Cherry dengan mulut yang terbuka lebar. 

Cleon menoleh sebal, “ matana cama mulutnya tolong di kondisikan, “.

Crayston segera menghampiri putranya. “ Ayo, pulang ! Papi sebentar lagi ada meeting dengan klien “.

“ Ntal dulu, Leon masih tunggu maminya Celly ! “

“Maminya Celly ? “ tanya Crayston. “Iya, tunggu dulu lah papi. jangan bulu-bulu, napa cih ! Helan, duit lancal mulu tapi ngasih jajan Leo goceng. Lima lebu …  Lima lebu” ejek Cleon kesal. 

Cherry sampai tercengang mendengar ejekan Cleon kepada pria di hadapan mereka. “Tapi kita harus segera—-”

“CHERRY !!! “

“MAMI !!! “ teriak Cherry, membuat senyum Cleon bersinar. 

“Aduh, panas begini kenapa nunggu di depan gerbang sih, “ tegur Crystal. 

Crystal belum menyadari ada seorang pria di hadapannya, karena pria itu sibuk membujuk bocah di samping putrinya. Leci, meminta turun dari gendongan Crystal. Setelah turun, Leci berjalan ke arah Cleon dan Cherry. 

Mata bulat Leci, memindai sosok pria berpakaian jas seperti maminya. Kepalanya ia miringkan untuk melihat sosok pria tersebut. 

“Om-omnya ganteng juga … “

Alhasil, perkataan Leci membuat semua yang ada disana menoleh menatap Leci. “Anak ini … .. “ gumam Crayston. 

“Leci … “. Sontak, Crayston menoleh ke sumber suara. 

“ Crystal … . “

“Pak Cray… ?!“ Crystal terkejut dengan mata yang membulat sempurna. 

*

*

*

Happy Reading, 

Don’t forget to like , comment and subscribe. 

Thank u☕︎

Ig : dlbtstae_

Bab 3 - Misi 1

Setelah selesai meeting bersama klien dari luar negeri, Crayston mengajak Crystal dan lainnya untuk makan di sebuah cafe yang tak jauh dari tempat mereka meeting. 

“Aku nggak nyangka takdir mempertemukan kita untuk kedua kalinya,” ujar Crayston tersenyum. 

“Sosok wanita yang dibicarakan oleh putraku ternyata sekretarisku sendiri … “

“Iya… “. Crystal menjawab pelan, saat ini ia sangatlah canggung. Bertemu kembali dengan kakak kelasnya semasa SMA. 

Crayston memandang wajah cantik Crystal.

“Memiliki dua putri yang salah satunya seumuran dengan putraku, “.

“ Huft, saya juga pak. Nggak nyangka bila putriku berteman dengan putra anda “. balas Crystal dan disambut protes dari Cherry. 

“Nda ya belteman, kita nih musuh belbuyutan ! “ sanggah Cherry kesal. 

Crayston tersenyum mendengar sanggahan putri dari sekretarisnya, sedangkan Crystal merasa canggung dengan mulut pedas putrinya. 

Kedua orang dewasa itu melanjutkan pembicaraan mereka sambil menunggu pelayan mengantarkan pesanan mereka. 

“Dimana kalian tinggal sekarang ? “ tanya Crayston. “Hmm…  ma—maksudku tinggal dimana, biar sekalian di antar pulang, “ ucap Crayston gugup. 

Entah kemana pergi kewibawaannya tadi. Berhadapan langsung dengan wanita yang menjadi cinta pertamanya setelah beberapa tahun tidak bertemu. 

Sedangkan ketiga bocah yang menatap mereka dengan tatapan heran, tiba-tiba saja Cleon mencondongkan tubuhnya dan berbisik ke telinga Cherry, “ Meleka kapan ketemunya, tiba-tiba aklab gitu. “

“Celly juga bingung. Penasalan, ketemunya dimana ? “ jawab Cherry. 

“Tapi, selagamnya maminya Celly cama dengan selagamnya papinya Leon.. “ ujar Cleon. 

Cherry memicingkan kedua matanya meneliti seragam yang digunakan oleh kedua orang dewasa tersebut. Tangan gempalnya mengusap dagu, memikirkan sesuatu. “Jangan-jangan catu kantol… “ gumam Cherry

Lalu menolehkan kepalanya menatap Cleon, begitu juga sebaliknya. “Janan-janan … “

“Pemikilan kita cama ! “ seru keduanya semangat. 

“Pemikiran apa yang sama ? “ tanya Crystal kepada kedua bocah gembul, sembari mengusap noda coklat di bibir Leci. 

Kedua bocah gembul itu tidak menyadari bila sedari tadi keduanya menjadi pusat perhatian Crayston dan Crystal, karena hanya Leci saja yang sedang diam menikmati es krim yang ada di depannya saat pelayan menghidangkan pesanan mereka. 

“Nda ada, cuma main tebak-tebak pemikilan kita .. “

“Iyakan, Cinga..“ sikut Cherry meminta persetujuan sah dari Cleo. “Shhh ! Janan sikut-sikut napa cih, sakit tau ! “. 

Cherry melototkan mata besarnya membuat Cleon segera menjawab. “ I–iya, kita cuma main tebak pemikilan saja maminya Celly ! “. jawab Cleon pasrah. 

“Kok maminya Celly ? “ protes Cherry yang mana membuat Cleon memutar kedua bola matanya malas. 

“Sudah-sudah, ayo makan. Nanti makanannya dingin. “ ujar Crystal menengahi keributan dua bocah. 

*

*

*

*

 Setelah mengantar Crsytal dan kedua putrinya, Crayston langsung menancap gas meninggalkan pekarangan rumah sekretarisnya. Kini kedua ayah dan anak itu telah tiba di mansion. 

Keduanya sama-sama masuk ke dalam rumah. Karena langkah kakinya yang pendek membuat Cleon mendengus kesal. 

“Ini kaki kenapa pendek kali, kesal kali loh caya. Panjang dikit napa cih, helan. Kaki papinya Leon panjang, kenapa kakinya Leon pendek kayak cingcong !! “ gerutunya sambil menatap kedua kaki pendeknya namun, terus berjalan tanpa disadari bahwa ia berjalan lurus sampai ke depan pembatas dapur dan ruang makan. 

“Tuan muda, ke dapur mau cari apa ? Apa tuan muda lapar ? “ tanya kepala pelayan kepada anak majikannya yang masih setia berjalan sambil menunduk. 

Hingga suara tabrakan tak terelakan lagi. 

GEDEBUG !!!! 

“Aaaaaaaaaaaa… .. sakittttttt!! hiks “ teriaknya terisak. 

“Waduh tuan muda … . “ ucap kepala pelayan yang langsung membantu tuan mudanya. 

“Tuan muda nggak apa-apa ? “ tanyanya khawatir. Cleon menatap kepala pelayan dengan air mata yang mengalir di kedua sudut matanya. “Hiks …  cakit kok di tanya lagi. Memang nda ada otakna ! “ pekik Cleon. 

Melihat jidat tuan mudanya memerah, membuat kepala pelayan memerintahkan salah satu maid yang kebetulan lewat untuk mengambilkan kotak p3k. 

“Aduh, tuan muda. Sebentar ya, maid lagi ambilkan kotak p3k-nya. “ 

“ADA APA INI ?! “

Suara toa terdengar menggema membuat kedua laki-laki beda usia itu menoleh ke arah wanita muda yang masih mengenakan seragam almamater. 

“Nona Clara… “

“Onty Celala … sudah pulang ? “ tanya Cleon berbinar. Ia melupakan rasa sakit di jidatnya. Lalu berlari menghampiri Clara. 

“Pak Bora ini ada apa ? “ tanya Clara penasaran. Ia baru saja tiba dari acara KKN. Namun, ketika memasuki ruang tamu ia mendengar suara tangisan keponakannya. 

“Oh ini non, tuan muda Leon jidatnya ke jedot dinding .. “

“Siapa yang ke jedot dinding ? “. Suara bariton terdengar jelas. Tak lama, seorang maid yang dimintai tolong oleh Pak Bora datang membawa kotak p3k. 

“Permisi tuan, ini kotak p3k-nya… “ ucapnya seraya memberikan kotak tersebut kepada Crayston kemudian pamit untuk melanjutkan pekerjaannya. 

Crayston bingung melihat kotak p3k yang berada ditangannya. Atensinya pun beralih menatap sang putra yang kini tengah menunduk. 

“Leon, apa ada yang lebih menarik di lantai sampai kamu tidak mau menatap papi ? “ tanya Crayston tegas. 

Cleon yang ditanya sang papi, memilin ujung seragamnya. “Tatap wajah papi, Leon ! “ serunya lagi. 

“Iyaaaa…  ini sudah liat wajah jeleknya papi !! “ pekik Leon kesal. 

Crayston melipatkan kedua tangannya di dada, ia meminta Pak Bora dan Clara untuk meninggalkan keduanya. Setelah kepergian Pak Bora dan Clara, Crayston menarik pelan putranya ke kamar. 

“Makanya jadi anak jangan nakal, gimana enak cap ungunya ? “ ledeknya. Crayston mengoleskan gel heparin sodium di area jidat dan lutut putranya sehabis mandi. 

Cleon menatap tajam sang papi. Inilah yang membuat dirinya emosi, Crayston selalu meledek dirinya. “Halga diliku di ledek, “ gumamnya kesal. 

“Sudah, Ayo keluar. Oma dan lainnya sudah menunggu kita. “ ajak Crayston kepada putranya. 

*

*

*

*

Di sebuah rumah minimalis, ketiga wanita beda usia kini tengah duduk menghadap layar persegi panjang yang menyiarkan siaran kartun kotak kuning. Crystal sedang menyuapi putri bungsunya sedangkan Cherry tatapannya fokus dengan siaran, namun pikirannya sedang memikirkan sesuatu. 

Ia bahkan tidak sadar bila sang mami kini sudah tidak ada di sisi mereka. Sementara Crystal yang mendengar suara bell segera menuju ruang tamu meninggalkan anak-anaknya sebentar. 

“Eh, Raya sudah pulang KKN ? “ tanya Crystal kepada adiknya. 

“Sudah kak. Ponakanku udah tidur belum kak ? “ tanya Rayanna. Ia menyeretkan dua koper dan dibantu oleh Crystal. 

“Tuh, liat ponakan kamu masih nonton padahal ini sudah jam 8 malam .. Mana makannya lama lagi, “ gerutu Crsytal setelah menutup dan mengunci pintu, ia menarik satu koper milik adik bungsunya. 

Rayan tersenyum, ia segera menghampiri kedua keponakannya yang sedang menatap layar persegi panjang. 

“HALLOOOO PONAKAN AUNTY YANG SANGAT CANTIK DAN GEMBROTTTTT !!! “

 Teriakan cempreng berhasil membuat Leci menoleh, “ Onty jalan laya !! “.

Segeralah Leci berlari menghampiri aunty kesayangannya. HAPPP !! 

“Dedek lindu. Onty kenapa lama sekali pelginya ? “ tanya Leci dengan pipi yang sudah mengembung. 

“Baru 1 bulan udah rindu… “

“Lindulah… “ ucap Leci semangat. Rayanna yang tidak mendengar suara keponakan yang lain segera ia mengalihkan pandangannya. 

Terlihat jelas keponakannya itu sedang mengoceh tanpa suara. Apakah keponakannya itu sedang mengomeli dirinya ? 

“Leci turun, biarkan aunty mu mandi dan istirahat ! “ titah Crystal. Leci segera turun, begitu juga Rayanna segera masuk ke kamarnya sambil menyeret kembali koper miliknya. 

Kemudian,Crystal mengajak kedua putrinya untuk menyikat gigi dan membersihkan kaki tangan sebelum tidur. 

*

*

*

*

Sedangkan di sisi lain, seorang bocah gembul sedang tersenyum senang karena misinya telah berhasil didapatkan. 

“Akhilna, belhasil … belhasil.. belhasil holeee.. beles ini cih. Katana mang cilok, ini cih kecil !!” serunya menjentikkan jari gemuknya sambil menggoyangkan pantat montoknya kekiri dan kekanan.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!